Dinkes Jayawijaya Tekankan Pentingnya Air Bersih bagi Warga Terdampak Banjir
Dinas Kesehatan Jayawijaya, Papua Pegunungan, menekankan pentingnya akses air bersih bagi warga yang terdampak banjir untuk mencegah penyakit, khususnya penyakit kulit dan muntaber.
Banjir yang melanda Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, telah menimbulkan kekhawatiran akan merebaknya penyakit di kalangan warga terdampak. Apa yang terjadi? Banjir telah mencemari sumber air bersih warga. Siapa yang bertindak? Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jayawijaya. Di mana peristiwa ini terjadi? Di Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan. Kapan peristiwa ini terjadi? Banjir terjadi baru-baru ini, dan Dinkes Jayawijaya telah merespon. Mengapa air bersih penting? Karena air yang tercemar dapat menyebabkan penyakit. Bagaimana Dinkes merespon? Dinkes Jayawijaya menekankan pentingnya air bersih dan telah mengusulkan bantuan air bersih kepada Satgas Tanggap Darurat.
Kepala Dinkes Kabupaten Jayawijaya, Willy E Mambieuw, menyampaikan keprihatinannya terkait kualitas air bersih pascabanjir. Beliau menegaskan bahwa meskipun sering dianggap sepele, air yang tercemar dapat menyebabkan berbagai penyakit, terutama penyakit kulit dan muntaber. Oleh karena itu, Dinkes Jayawijaya gencar mengkampanyekan pentingnya penggunaan air bersih bagi warga terdampak.
Kondisi sumur dan sungai yang menjadi sumber air bersih warga kini telah tercemar akibat banjir. Dinkes Jayawijaya pun mengimbau agar warga menghindari penggunaan air dari sumber-sumber tersebut untuk keperluan minum dan membersihkan diri. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan dini terhadap penyebaran penyakit.
Akses Air Bersih, Prioritas Penanggulangan Bencana
Willy E Mambieuw menjelaskan bahwa selain bantuan logistik seperti makanan, air bersih merupakan prioritas utama dalam penanganan pascabanjir. "Memang dianggap biasa, namun air yang tidak bersih kalau dikonsumsi atau digunakan untuk membersihkan diri maka akan menyebabkan penyakit kulit dan muntaber," katanya. Ia menekankan pentingnya pencegahan sejak dini untuk meminimalisir dampak kesehatan jangka panjang akibat bencana ini.
Dinkes Jayawijaya telah mengajukan permohonan kepada Tim Satuan Tugas (Satgas) Tanggap Darurat Bencana untuk menyediakan air bersih bagi warga terdampak. Langkah ini merupakan bagian dari upaya komprehensif untuk memastikan kesehatan warga tetap terjaga.
Selain itu, Dinkes juga telah mengerahkan seluruh sumber daya yang tersedia, termasuk tenaga kesehatan (nakes) di 40 puskesmas dan dinas kesehatan, untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada warga yang membutuhkan. Hal ini menunjukkan kesiapsiagaan Dinkes Jayawijaya dalam menghadapi dampak kesehatan dari bencana banjir.
Kesiapsiagaan Tim Medis dan Kondisi Kesehatan Warga
Willy E Mambieuw menambahkan bahwa hingga saat ini belum ada laporan mengenai penyakit serius yang dialami warga terdampak banjir dan longsor di 34 distrik dan enam distrik lainnya yang terdampak tanah longsor. Namun, Dinkes tetap siaga dan terus memantau kondisi kesehatan warga.
Seluruh petugas kesehatan telah siap siaga untuk memberikan pertolongan jika diperlukan. Keikutsertaan Dinkes dalam tim satgas tanggap darurat bencana banjir dan longsor menunjukkan komitmen mereka untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi warga yang terdampak.
Dinkes Jayawijaya berharap situasi ini dapat segera teratasi agar warga dapat kembali beraktivitas seperti biasa. Upaya pencegahan penyakit melalui penyediaan air bersih menjadi kunci utama dalam penanganan dampak kesehatan pascabencana ini.
Langkah-langkah yang telah dilakukan Dinkes Jayawijaya:
- Menegaskan pentingnya air bersih bagi warga terdampak banjir.
- Mengimbau warga untuk menghindari penggunaan air dari sumber yang tercemar.
- Mengusulkan bantuan air bersih kepada Tim Satgas Tanggap Darurat.
- Mengerahkan seluruh sumber daya tenaga kesehatan.
- Memantau kondisi kesehatan warga terdampak.
Dinkes Jayawijaya berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi warga dan berharap situasi dapat segera pulih.