Getaran Banjir Lahar Hujan Semeru Terjadi Beberapa Hari Terakhir Akibat Hujan Deras
Petugas mencatat getaran banjir lahar hujan Gunung Semeru terjadi beberapa hari terakhir di Lumajang, Jawa Timur, akibat hujan deras yang mengguyur puncak gunung, menyebabkan kerusakan tanggul dan mengancam warga.
Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan. Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru mencatat serangkaian getaran banjir lahar hujan akibat hujan deras yang mengguyur puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut selama beberapa hari terakhir, tepatnya sejak Minggu, 11 Mei 2023 hingga Selasa, 13 Mei 2023. Aktivitas ini berdampak pada kerusakan infrastruktur dan mengancam keselamatan puluhan kepala keluarga.
Berdasarkan laporan tertulis Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto, pada Selasa (13/5), tercatat satu kali gempa getaran banjir dengan amplitudo 38 mm dan durasi 6.300 detik. Selain itu, aktivitas vulkanik lainnya juga terpantau, termasuk 51 kali gempa letusan/erupsi, enam kali gempa guguran, 10 kali gempa embusan, satu kali gempa harmonik, dan satu kali gempa tektonik lokal. Intensitas dan durasi gempa bervariasi, menunjukkan tingginya aktivitas gunung berapi tersebut.
Getaran banjir lahar hujan juga tercatat pada hari Senin (12/5) sebanyak dua kali, dengan amplitudo 10-38 mm dan durasi 6.995-7.087 detik, serta satu kali pada Minggu (11/5) dengan amplitudo 15 mm dan durasi 8.640 detik. Data ini menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang perlu diwaspadai dan dipantau secara ketat oleh pihak berwenang.
Dampak Banjir Lahar Hujan Semeru
Aliran banjir lahar hujan yang deras telah mengakibatkan kerusakan infrastruktur di Dusun Bondeli, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Bupati Lumajang, Indah Amperawati, melaporkan kerusakan tanggul sepanjang kurang lebih 300 meter. "Penanganan darurat telah dilakukan dengan pengerahan bronjong dan pembangunan krip sepanjang 100 meter di sisi tanggul yang paling kritis," jelas Bupati Indah.
Kerusakan tanggul ini berpotensi mengancam puluhan kepala keluarga yang tinggal di sekitar lokasi. Pemerintah Kabupaten Lumajang bergerak cepat untuk mengantisipasi potensi bahaya yang lebih besar terhadap keselamatan warga dan kelangsungan lahan pertanian di sekitar Gunung Semeru. Hal ini menjadi prioritas utama dalam penanganan bencana di kabupaten tersebut.
Tidak hanya penanganan darurat, Pemkab Lumajang juga telah menyusun rencana jangka panjang untuk perbaikan permanen. Namun, rencana ini masih menunggu proses evaluasi teknis dan penghitungan kebutuhan anggaran yang diperkirakan mencapai miliaran rupiah. Perbaikan menyeluruh ini diharapkan dapat memberikan perlindungan yang lebih optimal bagi masyarakat dari ancaman bahaya lahar hujan Gunung Semeru.
Aktivitas Vulkanik Gunung Semeru
Berikut rincian aktivitas vulkanik Gunung Semeru dalam 24 jam pada Selasa (13/5):
- Gempa Getaran Banjir: 1 kali, Amplitudo 38 mm, Durasi 6.300 detik
- Gempa Letusan/Erupsi: 51 kali, Amplitudo 10-23 mm, Durasi 64-199 detik
- Gempa Guguran: 6 kali, Amplitudo 2-8 mm, Durasi 6-73 detik
- Gempa Embusan: 10 kali, Amplitudo 2-8 mm, Durasi 31-64 detik
- Gempa Harmonik: 1 kali, Amplitudo 12 mm, Durasi 114 detik
- Gempa Tektonik Lokal: 1 kali, Amplitudo 6 mm, S-P 6 detik, Durasi 23 detik
Data ini menunjukkan kompleksitas aktivitas Gunung Semeru yang memerlukan pemantauan dan antisipasi yang berkelanjutan. Kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait sangat penting untuk meminimalisir dampak bencana yang mungkin terjadi.
Pemerintah Kabupaten Lumajang terus berkomitmen untuk melindungi warganya dan memastikan keselamatan mereka. Upaya mitigasi bencana terus dilakukan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, untuk menghadapi potensi bahaya dari aktivitas Gunung Semeru.