HI Maluku Perangi Stunting di Tulehu: Edukasi Gizi dan Intervensi untuk 33 Anak
Human Initiative (HI) Maluku menjalankan program edukasi gizi dan intervensi stunting di Tulehu, Maluku Tengah, dengan fokus pada pemenuhan gizi anak dan kolaborasi lintas sektor untuk menurunkan angka stunting.
Human Initiative (HI) Maluku Tengah telah meluncurkan program inovatif untuk mengatasi masalah stunting di Desa Tulehu. Program ini berfokus pada edukasi gizi dan intervensi langsung kepada anak-anak, menjawab pertanyaan apa (program edukasi gizi dan intervensi stunting), siapa (HI Maluku dan kolaborator), di mana (Desa Tulehu, Maluku Tengah), kapan (mulai tahun 2024), mengapa (menurunkan angka stunting), dan bagaimana (melalui edukasi dan pemberian makanan bergizi).
Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen HI dalam mendukung pemenuhan hak-hak anak, termasuk hak atas gizi yang layak. "Fokus utama kami adalah pemenuhan gizi anak. Bahkan sebelum isu stunting menjadi sorotan nasional, Human Initiative sudah memprioritaskan program gizi sebagai bagian dari inisiatif untuk anak," jelas Kepala HI Maluku, M Jabal Nur.
Pemilihan Desa Tulehu sebagai lokasi intervensi awal didasarkan pada pemetaan wilayah dengan tingkat stunting tertinggi di Maluku pada tahun 2024. Meskipun Kabupaten Buru Selatan juga termasuk daerah dengan angka stunting tinggi, pertimbangan jarak dan kemudahan logistik menjadikan Tulehu, yang dekat dengan Ambon, pilihan yang lebih strategis.
Edukasi Gizi dan Intervensi Stunting di Tulehu
Program ini dijalankan melalui kolaborasi erat dengan berbagai pihak, termasuk Dinas Kesehatan, Puskesmas Tulehu, dan Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). HI berperan sebagai penghubung antara data lapangan, pemangku kepentingan, dan sumber daya, serta memberikan edukasi pentingnya gizi dan pola makan sehat kepada orang tua.
Intervensi dilakukan melalui dua pendekatan: sensitif dan spesifik. Pendekatan sensitif berfokus pada edukasi orang tua tentang pentingnya gizi seimbang dan pola makan sehat. Sedangkan pendekatan spesifik melibatkan pemberian makanan bergizi setiap hari selama tiga bulan, dilanjutkan dengan pemberian makanan tambahan seperti susu dan telur pada bulan keempat.
"Harapannya, setelah tiga bulan, para orang tua sudah terbiasa dan tahu bagaimana memberikan asupan gizi yang baik kepada anak-anak mereka," tambah Jabal Nur. Program ini bertujuan untuk menciptakan perubahan perilaku jangka panjang dalam kebiasaan makan keluarga.
Meskipun data Puskesmas Tulehu mencatat sekitar 150 anak mengalami stunting, keterbatasan sumber daya membuat HI hanya mampu mengintervensi 33 anak pada tahun 2024. Anak-anak lainnya mendapatkan penanganan melalui program pemerintah desa atau inisiatif Puskesmas setempat.
Perluasan Program ke Desa Laha
Pada tahun ini, program pencegahan stunting akan diperluas ke Desa Laha, Teluk Ambon, dengan target 65 anak. Metode dan pendekatan yang digunakan akan tetap sama, yaitu penguatan edukasi gizi dan pemantauan gizi harian secara intensif. Kolaborasi lintas sektor juga akan terus ditingkatkan untuk memastikan keberhasilan program.
HI berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh dalam upaya penurunan angka stunting di Indonesia. Dengan memperluas jangkauan program dan meningkatkan kolaborasi, diharapkan program ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak-anak di Maluku.
Langkah-langkah yang dilakukan HI Maluku dalam mengatasi stunting di Tulehu dan Desa Laha diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya percepatan penurunan angka stunting di Indonesia. Program ini menekankan pentingnya pendekatan holistik yang melibatkan edukasi, intervensi langsung, dan kolaborasi lintas sektor.
Dengan komitmen dan kerja keras dari berbagai pihak, diharapkan target penurunan angka stunting di Indonesia, khususnya di wilayah Maluku, dapat tercapai.