Kebakaran Pesantren di Samarinda: 12 Unit Mobil Damkar Dikerahkan, Tak Ada Korban Jiwa
Kebakaran di Pondok Pesantren Nabil Husein, Samarinda, berhasil dipadamkan setelah satu jam lebih, berkat kerja keras tim gabungan Disdamkar dan relawan; tidak ada korban jiwa, namun dua relawan mengalami luka ringan.
Pada Rabu malam, 12 Maret 2024, sekitar pukul 19.00 WITA, kebakaran hebat melanda Pondok Pesantren Nabil Husein di Jalan Rapak Indah, Samarinda. Api berkobar di bangunan kantor tiga lantai pesantren tersebut. Kejadian ini langsung ditangani oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan Keselamatan (Disdamkar) Kota Samarinda dibantu oleh relawan, mengakibatkan kerusakan pada bangunan namun syukurlah tidak ada korban jiwa yang ditimbulkan.
Kepala Disdamkar Kota Samarinda, Hendra AH, menyatakan bahwa pihaknya menerima laporan kejadian dengan kode 10.70/65, yang mengindikasikan kebakaran perkantoran. Respon cepat dilakukan dengan mengerahkan 12 unit mobil pemadam kebakaran dari Disdamkar dan PMK Swasta, serta 25 mesin portable dari relawan. Petugas pemadam kebakaran berjibaku selama lebih dari satu jam untuk menjinakkan si jago merah.
Meskipun api berhasil dipadamkan sepenuhnya pada pukul 20.10 WITA, dua relawan mengalami insiden kecil. Satu relawan mengalami sesak napas dan satu lainnya mengalami luka ringan di tangan. Hendra menambahkan, "Kami bersyukur tidak ada korban jiwa. Santri dan penghuni pesantren juga dalam kondisi aman."
Penanganan Kebakaran dan Penyebab Dugaan
Proses pemadaman sempat terkendala oleh keterbatasan sumber air di sekitar lokasi. Namun, berkat kerja sama tim gabungan yang terdiri dari berbagai unsur, api berhasil dikendalikan dan dipadamkan. Tim gabungan ini terdiri dari personel Disdamkar, PMK Swasta, relawan dari Samarinda dan Loa Janan, Tim medis Emergency Medical Team (EMT-ITS), Comment Centre 112, BPBD Kota dan Provinsi Kaltim, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Polsekta Sungai Kunjang, Patroli Beat 110, Sar Batalyon B Pelopor Sat Brimob Polda Kaltim, PLN Samarinda, PMI Samarinda, Tagana Kota dan Provinsi, Dishub Samarinda, serta Orari.
Dugaan sementara, kebakaran disebabkan oleh arus pendek listrik dari laptop yang ditinggalkan dalam keadaan terhubung ke pengisi daya di lantai dua bangunan kantor. "Namun, penyebab pasti kebakaran masih dalam penyelidikan pihak kepolisian," tegas Hendra. Hendra juga menyampaikan apresiasinya atas kerja sama dan sinergi dari seluruh pihak yang terlibat dalam penanganan kebakaran ini.
Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi kebakaran, terutama yang disebabkan oleh arus pendek listrik. Disdamkar mengimbau masyarakat untuk memastikan mencabut peralatan elektronik dari stop kontak jika tidak digunakan dan menghindari meninggalkan perangkat elektronik dalam keadaan terhubung ke pengisi daya tanpa pengawasan.
Kerja Sama Tim Gabungan
Respon cepat dan kerjasama yang solid dari berbagai instansi dan relawan menjadi kunci keberhasilan dalam memadamkan kebakaran di Pondok Pesantren Nabil Husein. Partisipasi aktif dari Emergency Medical Team (EMT-ITS), Comment Centre 112, BPBD, kepolisian, TNI, PLN, PMI, Tagana, dan Dishub menunjukkan sinergi yang kuat dalam penanggulangan bencana di Samarinda.
Kehadiran relawan dari berbagai daerah juga menunjukkan kepedulian dan solidaritas masyarakat dalam menghadapi musibah. Hal ini menunjukkan pentingnya peran serta masyarakat dalam mendukung upaya pemadaman kebakaran dan kesiapsiagaan bencana.
Keberhasilan pemadaman kebakaran ini juga tidak terlepas dari kesigapan petugas pemadam kebakaran yang langsung merespon laporan dan mengerahkan sumber daya yang cukup. Penggunaan 12 unit mobil pemadam kebakaran dan 25 mesin portable dari relawan menunjukkan keseriusan dalam menangani kejadian ini.
Imbauan Keselamatan
Kejadian kebakaran di Pondok Pesantren Nabil Husein menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Arus pendek listrik sering kali menjadi penyebab utama kebakaran, oleh karena itu, penting untuk selalu waspada dan memastikan keamanan peralatan elektronik yang kita gunakan. Selalu cabut steker peralatan elektronik ketika tidak digunakan untuk mencegah terjadinya arus pendek listrik yang dapat menimbulkan kebakaran.
Selain itu, penting juga untuk memiliki rencana evakuasi yang matang dan memahami prosedur keselamatan kebakaran. Dengan demikian, kita dapat meminimalisir risiko kerugian dan korban jiwa akibat kebakaran.
Semoga kejadian ini dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk lebih waspada dan berhati-hati dalam mencegah terjadinya kebakaran.