Kemenag Jayawijaya Imbau Toleransi Antar-Umat Beragama Selama Ramadan 2025
Kemenag Jayawijaya mengajak seluruh umat beragama di Papua Pegunungan untuk menjaga toleransi dan kerukunan selama bulan Ramadan 1446 H/2025 M, demi menciptakan suasana kondusif.
Wamena, 24 Februari 2024 - Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, mengimbau seluruh umat beragama untuk senantiasa menjaga toleransi dan kerukunan selama bulan suci Ramadan 1446 Hijriah yang diperkirakan jatuh pada 1 Maret 2025. Imbauan ini disampaikan menyusul prediksi awal dimulainya bulan Ramadan pada tanggal tersebut.
Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Jayawijaya, Tinua Giban, menekankan pentingnya menjaga kondusivitas selama bulan suci. Beliau menyatakan bahwa meskipun tanggal pasti masih menunggu penetapan resmi dari Kemenag RI melalui sidang isbat, persiapan dan ajakan untuk menjaga toleransi sudah harus dilakukan sejak sekarang.
Hal ini penting mengingat keberagaman umat beragama di Jayawijaya. Keharmonisan antar umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa, dan umat Kristiani dari berbagai denominasi gereja, umat Hindu, Buddha, dan lainnya, harus dijaga bersama demi terciptanya suasana yang damai dan penuh toleransi selama Ramadan.
Menjaga Kerukunan Antar-Umat Beragama di Jayawijaya
Tinua Giban menjelaskan bahwa bulan Ramadan bukan hanya sekedar menahan lapar dan haus, tetapi juga momentum untuk meningkatkan kualitas diri. Puasa Ramadan diharapkan dapat membentuk pribadi yang lebih baik dan meningkatkan akhlak bagi umat Muslim. Lebih lanjut, beliau berharap Ramadan 2025 dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas kehidupan sosial di Kabupaten Jayawijaya.
“Kami berharap bulan suci Ramadhan akan menjadikan umat Muslim sebagai pribadi yang lebih baik dari sebelumnya dalam menjalani hari demi hari dalam kehidupan sosial di Kabupaten Jayawijaya,” kata Tinua Giban.
Beliau juga menekankan pentingnya menjaga kerukunan antar-umat beragama sebagai landasan kehidupan berdampingan yang harmonis. Menurutnya, keberagaman di Jayawijaya telah menjadi contoh nyata bagaimana perbedaan dapat dijalin menjadi kekuatan. Konflik yang terjadi di Papua Pegunungan, menurutnya, tidak pernah dipicu oleh perbedaan agama, sehingga nilai positif ini harus terus dijaga dan dilestarikan.
Toleransi sebagai Pilar Kehidupan Bermasyarakat
Menjaga toleransi antar-umat beragama di Jayawijaya bukan hanya tanggung jawab Kemenag, tetapi juga tanggung jawab seluruh masyarakat. Dengan menjaga kerukunan, diharapkan dapat tercipta suasana yang kondusif, aman, dan damai bagi semua warga, tanpa memandang latar belakang agama dan kepercayaan.
Pesan perdamaian dan toleransi ini sangat penting, terutama di tengah keragaman budaya dan agama yang ada di Papua Pegunungan. Dengan saling menghormati dan menghargai perbedaan, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang inklusif dan harmonis bagi seluruh masyarakat.
Ramadan 2025 diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat tali persaudaraan dan mempererat hubungan antar-umat beragama di Jayawijaya. Dengan demikian, semangat kebersamaan dan toleransi dapat terus terjaga dan menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia.
Kemenag Jayawijaya berharap agar seluruh elemen masyarakat dapat berperan aktif dalam menjaga kerukunan dan toleransi, sehingga Ramadan 2025 dapat dijalani dengan penuh kedamaian dan keberkahan.
Semoga bulan Ramadan membawa berkah dan kedamaian bagi seluruh umat di Kabupaten Jayawijaya dan Papua Pegunungan.