Kemenkeu Terapkan Sertifikasi GRCE: Langkah Proaktif Kelola Risiko Keuangan Negara
Kementerian Keuangan luncurkan sertifikasi manajemen risiko GRCE untuk tingkatkan akuntabilitas dan budaya sadar risiko dalam pengelolaan keuangan negara.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menggelar pelatihan dan sertifikasi manajemen risiko Governance, Risk, and Compliance for Executive (GRCE) bagi para pejabat dan pegawainya. Pelatihan ini diluncurkan di Jakarta pada tanggal 18 Maret 2024, sebagai upaya untuk meningkatkan akuntabilitas dan memperkuat sistem keuangan negara. Inisiatif ini bertujuan untuk mencetak para ahli risiko yang mampu mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko secara efektif.
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Anggito Abimanyu, menekankan pentingnya pemahaman risiko sebelum pengambilan keputusan strategis. "Kita harus menaruh risiko di depan, bukan di belakang. Kita harus memahami inherent risk sebelum memulai suatu kegiatan," tegas Anggito. Pernyataan ini menggarisbawahi pendekatan proaktif yang diadopsi Kemenkeu dalam pengelolaan risiko.
Sertifikasi GRCE ini merupakan langkah konkret dalam membangun budaya sadar risiko di lingkungan Kemenkeu. Program ini tidak hanya meningkatkan kapasitas individu, tetapi juga bertujuan untuk mencetak risk expert yang dapat menjadi pelatih bagi unit-unit kerja lainnya. Dengan demikian, pengetahuan dan pemahaman manajemen risiko dapat disebarluaskan secara efektif di seluruh kementerian.
Penguatan Manajemen Risiko di Kemenkeu
Program sertifikasi GRCE diharapkan mampu meningkatkan kemampuan para pejabat dalam mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko dengan lebih baik. Hal ini akan memastikan bahwa kebijakan dan program yang dijalankan memiliki landasan yang kuat dan mitigasi yang optimal. Dengan demikian, potensi kerugian dan dampak negatif dapat diminimalisir.
Selain sertifikasi, Kemenkeu juga mengembangkan aplikasi berbasis digital untuk mempermudah proses pembuatan profil risiko dan mitigasi risiko. Aplikasi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan kecepatan dalam menanggulangi potensi risiko yang mungkin terjadi. Inovasi teknologi ini sejalan dengan upaya Kemenkeu untuk memanfaatkan teknologi dalam meningkatkan kinerja dan transparansi.
Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen kuat Kemenkeu dalam membangun sistem keuangan negara yang lebih tangguh dan terpercaya. Dengan adanya sistem yang lebih terstruktur dan terukur dalam pengelolaan risiko, diharapkan stabilitas dan kepercayaan publik terhadap pengelolaan keuangan negara dapat terus ditingkatkan.
Manfaat Sertifikasi GRCE bagi Keuangan Negara
Sertifikasi GRCE memberikan beberapa manfaat signifikan bagi pengelolaan keuangan negara. Pertama, peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam hal manajemen risiko. Kedua, terbentuknya budaya sadar risiko yang kuat di lingkungan Kemenkeu. Ketiga, tersedianya para ahli risiko yang dapat menjadi trainer bagi unit kerja lain. Keempat, terwujudnya sistem pengelolaan risiko yang lebih efektif dan efisien berkat dukungan teknologi digital.
Dengan adanya sistem sertifikasi dan aplikasi digital, proses identifikasi, penilaian, dan mitigasi risiko dapat dilakukan secara lebih cepat dan akurat. Hal ini akan membantu Kemenkeu dalam mengambil keputusan yang lebih tepat dan terukur, serta meminimalisir potensi kerugian atau dampak negatif dari berbagai risiko yang mungkin terjadi.
Ke depannya, Kemenkeu berencana untuk terus mengembangkan program ini guna memastikan bahwa seluruh kebijakan dan program pemerintah didukung oleh analisis risiko yang matang dan terstruktur. Dengan demikian, pengelolaan keuangan negara dapat dilakukan dengan lebih baik, transparan, dan akuntabel.
Secara keseluruhan, inisiatif Kemenkeu dalam menyelenggarakan sertifikasi GRCE dan mengembangkan aplikasi digital merupakan langkah strategis dalam memperkuat tata kelola keuangan negara. Komitmen ini menunjukkan upaya yang berkelanjutan untuk membangun sistem keuangan yang lebih tangguh dan terpercaya di masa mendatang.