Keselamatan Pemudik Prioritas Utama Angkutan Lebaran 2025, Menhub Tekankan Sinergi Stakeholder
Menhub Dudy Purwagandhi memprioritaskan keselamatan pemudik dalam Angkutan Lebaran 2025, mendorong sinergi antar stakeholder dan mengkaji potensi penerapan WFA untuk mengurangi kepadatan.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memimpin rapat koordinasi persiapan Angkutan Lebaran 2025 pada Minggu di Jakarta. Rapat tersebut membahas berbagai langkah antisipasi untuk memastikan perjalanan mudik aman dan lancar bagi seluruh masyarakat. Menhub menekankan keselamatan pemudik sebagai prioritas utama dalam penyelenggaraan angkutan Lebaran tahun ini.
Dalam rapat yang dihadiri oleh kementerian terkait, operator BUMN dan swasta sektor transportasi, Menhub meminta koordinasi dan kerja sama yang optimal antar pemangku kepentingan. Hal ini bertujuan untuk menjamin kelancaran, keselamatan, peningkatan kualitas pelayanan, dan pengoptimalan distribusi penumpang. Penyediaan informasi mudik, sosialisasi keselamatan, data traffic, CCTV, dan program mudik gratis juga menjadi poin penting yang dibahas.
Menhub Budi Karya Sumadi menyatakan bahwa Angkutan Lebaran 2025 merupakan kegiatan strategis Kemenhub yang menjadi tolok ukur keberhasilan sektor transportasi. Memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat merupakan prioritas utama Kementerian Perhubungan. Oleh karena itu, sinergi dan kerja sama yang erat antara regulator dan operator transportasi sangat penting untuk memastikan kelancaran angkutan Lebaran 2025.
Sinergi Stakeholder dan Optimalisasi Angkutan Lebaran
Rapat koordinasi tersebut membahas rencana operasi angkutan Lebaran 2025 dari masing-masing stakeholder. Salah satu isu penting yang dibahas adalah penerapan kebijakan work from anywhere (WFA) sebagai potensi solusi untuk mengurangi kepadatan angkutan. Hasil survei Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan menunjukkan bahwa penerapan WFA dapat mengurangi lonjakan pemudik, khususnya pada H-3 Lebaran.
Berdasarkan survei BKT, tanpa WFA, diperkirakan akan ada 16,8 juta orang yang bepergian pada H-3. Namun, dengan penerapan WFA, jumlah tersebut diperkirakan turun menjadi 12,1 juta orang. Hal ini menunjukkan potensi positif WFA dalam mengurangi kepadatan lalu lintas selama periode mudik Lebaran.
Survei tersebut juga menunjukkan potensi moda transportasi yang akan dipilih masyarakat. Mobil pribadi masih menjadi pilihan utama (23 persen atau 33,69 juta orang), diikuti oleh bus (16,9 persen atau 24,76 juta orang), kereta api antarkota (16,1 persen atau 23,58 juta orang), pesawat (13,5 persen atau 19,77 juta orang), dan sepeda motor (8,7 persen atau 12,74 juta orang).
Peran Penting Berbagai Pihak
Rapat koordinasi dihadiri oleh Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di lingkungan Kemenhub, Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, dan Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata. Perwakilan dari berbagai operator dan pemangku kepentingan BUMN dan swasta sektor transportasi juga turut hadir, termasuk PT Pelindo, PT Pelni, PT KAI, PT ASDP Indonesia Ferry, PT Jasa Marga, InJourney Airport, Garuda Indonesia, dan AirNav Indonesia.
Kehadiran berbagai pihak ini menunjukkan komitmen bersama untuk memastikan kelancaran dan keselamatan angkutan Lebaran 2025. Koordinasi dan kolaborasi yang intensif antar stakeholder diharapkan dapat menghasilkan solusi yang efektif untuk mengatasi berbagai tantangan dalam penyelenggaraan angkutan Lebaran.
Dengan menekankan keselamatan pemudik sebagai prioritas utama, dan melalui koordinasi yang intensif antar berbagai pihak, diharapkan Angkutan Lebaran 2025 dapat berjalan lancar, aman, dan nyaman bagi seluruh masyarakat yang merayakan Idul Fitri.
Menhub berharap sinergi ini akan menghasilkan Angkutan Lebaran yang aman dan nyaman bagi seluruh pemudik. Persiapan matang dan kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan sektor swasta sangat krusial untuk mencapai tujuan tersebut.