Korban Miras Oplosan di Lapas Bukittinggi Bertambah, Dua Warga Binaan Meninggal
Satu warga binaan Lapas Bukittinggi meninggal dunia akibat miras oplosan, menambah jumlah korban meninggal menjadi dua orang, sementara 11 lainnya masih dirawat.
Seorang warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Bukittinggi, Sumatera Barat, meninggal dunia pada Kamis (2/5) pagi, menambah jumlah korban meninggal akibat keracunan minuman keras (miras) oplosan menjadi dua orang. Korban, berinisial MA, sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi sejak Rabu (30/4) malam setelah mengalami kondisi kritis. Peristiwa ini terjadi setelah sebelumnya satu warga binaan lain, berinisial I, meninggal dunia di RSUD Bukittinggi pada hari yang sama.
Direktur Utama RSAM Bukittinggi, Busril, membenarkan kabar tersebut. Ia menjelaskan bahwa MA meninggal dunia pukul 08.50 WIB. Pemeriksaan medis menunjukkan korban mengalami intoksikasi alkohol, peningkatan kadar kalium dan CO2 dalam tubuh, serta gagal napas. Dari 22 warga binaan yang awalnya dirawat akibat keracunan miras oplosan, 10 orang telah diperbolehkan pulang, sementara 11 lainnya masih menjalani perawatan, tiga di antaranya dalam kondisi kritis.
Miras oplosan yang menyebabkan keracunan massal ini diduga dicampur dengan bahan baku parfum. Kejadian ini telah menimbulkan keprihatinan dan mendorong Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) RI untuk membentuk tim investigasi guna menyelidiki kasus ini secara menyeluruh, termasuk kemungkinan adanya kelalaian petugas Lapas Bukittinggi. "Kami membentuk tim investigasi. Semua keterangan dalam penyelidikan termasuk jika adanya kemungkinan kelalaian petugas Lapas," ungkap Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Sumbar, Marselina Budiningsih.
Tragedi Miras Oplosan di Lapas Bukittinggi
Meninggalnya dua warga binaan Lapas Bukittinggi akibat miras oplosan menjadi sorotan publik. Kejadian ini menyoroti pentingnya pengawasan dan pencegahan peredaran miras oplosan di lingkungan lembaga pemasyarakatan. Pihak berwenang perlu memastikan keamanan dan kesehatan warga binaan dengan melakukan langkah-langkah pencegahan yang lebih efektif.
Kondisi kritis yang dialami beberapa warga binaan lainnya juga menjadi perhatian serius. Tim medis di RSAM Bukittinggi terus berupaya memberikan perawatan terbaik untuk memastikan kesembuhan mereka. Perkembangan kondisi kesehatan para pasien akan terus dipantau dan diinformasikan kepada publik.
Keluarga korban telah membawa jenazah MA untuk dimakamkan. Dukungan dan empati diberikan kepada keluarga yang sedang berduka cita atas kehilangan orang yang mereka sayangi. Semoga kejadian ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.
Penyelidikan Kasus Keracunan Miras Oplosan
Tim investigasi yang dibentuk Kemenkumham RI akan menyelidiki secara menyeluruh kasus keracunan miras oplosan di Lapas Bukittinggi. Penyelidikan akan mencakup berbagai aspek, mulai dari asal-usul miras oplosan, jalur peredarannya, hingga kemungkinan adanya kelalaian petugas Lapas dalam mencegah masuknya miras oplosan ke dalam lingkungan lembaga pemasyarakatan.
Hasil penyelidikan diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai kronologi kejadian dan siapa saja yang bertanggung jawab atas tragedi ini. Langkah-langkah hukum yang tegas akan diambil terhadap pihak-pihak yang terbukti bersalah. Transparansi dalam proses penyelidikan sangat penting untuk memastikan keadilan bagi korban dan keluarga mereka.
Kemenkumham RI berkomitmen untuk meningkatkan pengawasan dan keamanan di lingkungan lembaga pemasyarakatan guna mencegah kejadian serupa terulang kembali. Langkah-langkah pencegahan yang komprehensif perlu diterapkan untuk memastikan keselamatan dan kesehatan warga binaan.
Selain itu, upaya edukasi dan sosialisasi kepada warga binaan tentang bahaya mengonsumsi miras oplosan juga perlu ditingkatkan. Pencegahan secara holistik, yang melibatkan berbagai pihak, sangat penting untuk menciptakan lingkungan lembaga pemasyarakatan yang aman dan sehat.
Langkah-langkah Antisipasi Kejadian Berulang
Pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya perlu meningkatkan pengawasan peredaran minuman keras di wilayahnya, khususnya miras oplosan yang berpotensi membahayakan kesehatan masyarakat. Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya mengonsumsi miras oplosan juga perlu ditingkatkan secara intensif.
Kerja sama antar instansi terkait, termasuk kepolisian, Dinas Kesehatan, dan lembaga pemasyarakatan, sangat penting dalam upaya pencegahan dan penindakan peredaran miras oplosan. Dengan kolaborasi yang kuat, diharapkan dapat menekan angka keracunan akibat miras oplosan di masa mendatang.
Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi kita semua tentang bahaya mengonsumsi minuman keras oplosan. Minuman keras oplosan sangat berbahaya karena bahan-bahan yang digunakan tidak terjamin keamanannya dan dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk menghindari mengonsumsi minuman keras oplosan dan memilih minuman yang aman dan terjamin kualitasnya.
Semoga kasus ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah-langkah preventif guna mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang. Prioritas utama adalah memastikan keselamatan dan kesehatan warga binaan dan masyarakat luas.