Mendukbangga Awasi Penyaluran MBG agar Tepat Sasaran: Jangan Sampai Dimakan Ayah!
Menteri Pendukbangga menekankan pentingnya pengawasan program Makan Bergizi Gratis (MBG) agar tepat sasaran dan tidak dimakan oleh anggota keluarga lain selain ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
Jakarta, 19 Februari 2024 - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN, Wihaji, menyampaikan keprihatinan terkait penyaluran program Makan Bergizi Gratis (MBG). Ia menekankan pentingnya pengawasan agar bantuan makanan bergizi ini benar-benar sampai dan dikonsumsi oleh ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, bukan anggota keluarga lainnya. Wihaji mengungkapkan kekhawatirannya bahwa bantuan makanan tersebut justru dikonsumsi oleh ayah dari penerima manfaat.
Dalam kunjungannya ke Kantor Kemendukbangga, Jakarta, Rabu lalu, Wihaji menyatakan, "Karena di lapangan dipastikan kalau kita mendistribusikan makanan kepada ibu hamil dan balita, harus dimakan penerima manfaat, jangan sampai nanti yang makan bapaknya. Nah itu kan perlu dikontrol, ini menjadi evaluasi dan insyaallah ada caranya." Pernyataan ini menyoroti pentingnya pengawasan dan evaluasi berkelanjutan dalam program MBG.
Saat ini, frekuensi penyaluran MBG masih bervariasi. Beberapa daerah masih menyalurkan bantuan makanan tersebut satu kali seminggu, sementara daerah lain telah meningkatkan frekuensi menjadi dua kali seminggu. Wihaji menjelaskan, "Sementara masih ada yang seminggu sekali, ada yang sudah dua kali karena memang melihat kondisi dan sekarang masih simulasi-simulasi permasalahannya apa, dan lain sebagainya." Hal ini menunjukkan adanya upaya untuk menyesuaikan program dengan kebutuhan di lapangan.
Pengawasan dan Peran Tim Pendamping Keluarga (TPK)
Untuk memastikan penyaluran MBG tepat sasaran, Mendukbangga melibatkan Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam proses pengawasan. TPK akan berperan sebagai monitor utama dalam program ini. Wihaji menjelaskan peran TPK, "Kita ada pengawasannya dari tim pendamping keluarga, itu yang menjadi monitor untuk program itu, jadi sabar saja, ada yang seminggu sekali, nanti kalau siap setiap hari juga oke, tinggal teknisnya sedikit lagi." Peran TPK diharapkan dapat meminimalisir penyimpangan penyaluran MBG.
Selain pengawasan, Mendukbangga juga berupaya meningkatkan kesejahteraan TPK. Dalam rapat kerja Komisi IX DPR RI, Wihaji mengusulkan penambahan insentif bagi TPK. Ia menjelaskan, "TPK khusus mendistribusikan ke ibu hamil hingga balita, masih ada di beberapa tempat, kurang sedikit lagi karena butuh pembiayaan, khususnya mohon doanya buat TPK, untuk pengganti bensin pendistribusian MBG bagi ibu hamil, menyusui, dan balita." Penambahan insentif ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan kinerja TPK dalam menjalankan tugasnya.
Wihaji juga menekankan perlunya pengayaan dan evaluasi khusus untuk pendistribusian MBG oleh TPK. Hal ini bertujuan untuk memastikan program MBG berjalan efektif dan mencapai tujuan utamanya, yaitu meningkatkan gizi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Evaluasi ini akan mencakup berbagai aspek, mulai dari proses pendistribusian hingga dampak program terhadap penerima manfaat.
Tantangan dan Solusi
Program MBG menghadapi tantangan dalam memastikan penyaluran tepat sasaran. Salah satu tantangan utama adalah pengawasan distribusi agar makanan bergizi tersebut benar-benar sampai kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah melalui Mendukbangga melibatkan TPK dalam proses pengawasan dan mempertimbangkan penambahan insentif bagi TPK. Dengan adanya pengawasan yang ketat dan insentif yang memadai, diharapkan program MBG dapat berjalan lebih efektif dan mencapai tujuannya.
Selain itu, variasi frekuensi penyaluran MBG juga menjadi perhatian. Pemerintah terus melakukan simulasi dan evaluasi untuk menentukan frekuensi yang paling optimal. Upaya ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memastikan program MBG dapat memberikan manfaat maksimal bagi penerima manfaat. Ke depannya, diharapkan program MBG dapat berjalan lebih optimal dengan pengawasan yang lebih ketat dan penyesuaian frekuensi penyaluran yang tepat.
Secara keseluruhan, program MBG merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan gizi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Namun, keberhasilan program ini sangat bergantung pada pengawasan dan evaluasi yang berkelanjutan. Dengan melibatkan TPK dan memberikan insentif yang memadai, diharapkan program MBG dapat mencapai tujuannya dan memberikan manfaat yang signifikan bagi kesehatan ibu dan anak di Indonesia.