Menteri Rosan Dorong Kolaborasi Danantara dan BUMA GP Ansor untuk Ekonomi Bangsa
Menteri Investasi Rosan Roeslani akan mengolaborasikan Danantara dengan BUMA GP Ansor untuk mendorong kemandirian ekonomi organisasi dan perekonomian Indonesia.
Jakarta, 30 April 2024 - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, berencana mengolaborasikan Danantara dengan Badan Usaha Milik Ansor (BUMA), perusahaan induk milik Gerakan Pemuda (GP) Ansor. Kolaborasi ini diumumkan dalam acara peresmian BUMA di Jakarta, Rabu lalu. Langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia dan kemandirian GP Ansor.
Rosan Roeslani, selaku CEO Danantara, menyatakan kesiapannya untuk menjalin kerjasama. "Saya sebagai pimpinan atau CEO dari Danantara tentunya akan melihat kolaborasi apa yang bisa kita lakukan. Kita ini sama-sama ada sebuah niat yang baik dan mulia, bagaimana kita menjaga dan menciptakan kapal perumahan kita, dan yang paling penting, ini (BUMA) akan membuat GP Ansor menjadi makin mandiri dan berdiri di atas kaki sendiri," ujarnya.
Ia menekankan bahwa kolaborasi ini bukan hanya bermanfaat bagi GP Ansor, tetapi juga berkontribusi pada perekonomian nasional. Kehadiran BUMA dinilai sebagai langkah positif dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif dan berkelanjutan di Indonesia. "Ini adalah upaya yang baik dari GP Ansor dalam meraih kemandirian ekonomi. Tidak hanya untuk organisasinya, tetapi juga untuk perekonomian bangsa kita. Jika negara membuat Danantara, GP Ansor membuat BUMA, dan kita bisa berkolaborasi," tambah Menteri Rosan.
BUMA GP Ansor: Langkah Menuju Kemandirian Ekonomi
BUMA, yang menaungi 10 bidang usaha, diharapkan mampu menciptakan iklim usaha yang positif dan berkelanjutan. Rosan Roeslani optimistis kolaborasi ini akan memberikan dampak positif karena didasari oleh komitmen pengembangan sumber daya manusia. "Karena saya selalu meyakini apapun yang kita lakukan itu akan mempunyai suatu hal yang sifatnya positif, berkelanjutan, dan berkesinambungan apabila manusianya itu bertumbuh dan berkembang, baik secara wawasan, pendidikan, networking, dan lain-lainnya," jelasnya.
Ketua Umum GP Ansor, Addin Jauharudin, menegaskan bahwa BUMA dirancang sebagai organisasi yang berkelanjutan dan profesional. BUMA diharapkan menjadi langkah awal investasi yang menyejahterakan umat dan dikelola secara profesional. "Kita mengharapkan seluruh manajemen, baik itu komisaris, direksi, dapat mengelola secara profesional karena ini adalah perusahaan. Saya yakin kalau dikelola profesional, ini akan menguntungkan semua pihak, baik untuk kader, untuk pengelolanya, maupun untuk kas organisasi," kata Addin.
Addin juga menekankan pentingnya integritas dan kepedulian sosial dalam pengelolaan BUMA. Bisnis yang dijalankan harus sesuai dengan etika bisnis dan tidak merugikan masyarakat. "Dan saya yakin, dengan nama besar Ansor, ini bisa menjadi kapitalisasi ekonomi, sepanjang sesuai dengan etika bisnis yang kita sepakati bersama-sama, jadi jangan bisnis yang melanggar atau merugikan orang," tegasnya.
Target dan Potensi BUMA
Pada tahap awal, BUMA menargetkan pengumpulan dana sekitar Rp50 miliar untuk operasional kantor dan modal usaha. Dana ini akan digunakan untuk mendukung lebih dari 40.000 UMKM yang berada di bawah naungan GP Ansor. "Dari seluruh entitas ini, bagaimana caranya tiap tahun kita bisa store (menyimpan) ya tahap pertama itu bisa Rp50 miliar misalnya, buat kas organisasi, itu yang kemudian kita pakai untuk kas. Kas ini kan ada tiga bagian, satu buat operasional kantor, yang kedua buat modal," jelas Addin Jauharudin.
Kolaborasi antara Danantara dan BUMA diharapkan dapat memperkuat ekosistem ekonomi Indonesia dan mendorong pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dengan dukungan pemerintah dan pengelolaan yang profesional, BUMA berpotensi besar untuk berkontribusi signifikan pada perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat.
Langkah kolaboratif ini menandai komitmen bersama untuk menciptakan iklim ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, memberikan dampak positif bagi GP Ansor dan perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Kolaborasi ini juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi organisasi lain dalam mengembangkan potensi ekonomi dan mencapai kemandirian.