NTT Bidik Indonesia Emas 2045: Gubernur Ajak Kampus Jadi Mitra Strategis
Gubernur NTT mengajak kampus bermitra hadapi ketidakpastian global dan membangun NTT menuju Indonesia Emas 2045, mengatasi tantangan seperti stunting dan defisit perdagangan.
Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena, mengajak perguruan tinggi di daerahnya untuk menjadi mitra strategis dalam menghadapi ketidakpastian global dan membangun NTT menuju Indonesia Emas 2045. Ajakan ini disampaikan dalam kuliah umum bertema "Membayangkan NTT 2045: Emas atau Was-was?" di Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira), Kupang, Kamis (1 Mei 2024).
Dalam kuliah umum tersebut, Gubernur Melki menyoroti berbagai tantangan global yang perlu diantisipasi, termasuk perang ekonomi, ketimpangan pembangunan, perubahan iklim, dan krisis energi. Ia menekankan pentingnya berpikir kritis dan visioner bagi sivitas akademika untuk memahami dinamika global dan dampaknya terhadap NTT.
Gubernur juga memaparkan proyeksi penduduk global pada 2045, di mana sekitar 5 persen populasi akan bermukim di kawasan urban, sementara desa-desa mengalami pengurangan penduduk. Kondisi ini, menurutnya, berdampak signifikan terhadap struktur ekonomi dan sosial, termasuk di NTT.
Tantangan Pembangunan NTT Menuju Indonesia Emas
Gubernur Melki Laka Lena menyinggung permasalahan ketimpangan pembangunan sumber daya manusia dan ekonomi di NTT. Meskipun terdapat peningkatan konsumsi dan investasi pemerintah, angka stunting di NTT masih tinggi, mencapai 37,9 persen. Data Bank NTT menunjukkan defisit neraca perdagangan yang cukup besar, mencapai Rp51 triliun, dengan nilai impor Rp59 triliun dan ekspor hanya sekitar Rp7 triliun.
Potensi pariwisata NTT juga menjadi sorotan. Dari 637 destinasi wisata yang ada, hanya 18 yang memiliki sarana dan prasarana pendukung yang memadai. Gubernur menekankan perlunya pengembangan destinasi wisata selain Labuan Bajo, seperti di Sumba Barat, Alor, dan Lembata. Ia mencontohkan potensi wisata mengamati paus biru di Lembata sebagai peluang yang perlu dikembangkan secara optimal.
“Labuan Bajo memang sudah mendunia, tapi destinasi lain seperti di Sumba Barat, Alor, dan Lembata belum optimal. Wisata mengejar paus biru di Lembata merupakan peluang langka yang perlu dikembangkan lagi,” kata Gubernur Melki Laka Lena.
Peran Strategis Kampus dalam Pembangunan NTT
Gubernur Melki berharap perguruan tinggi di NTT dapat berperan aktif dalam mengatasi berbagai tantangan pembangunan tersebut. Kerjasama strategis antara pemerintah dan kampus dinilai sangat penting untuk menghasilkan solusi inovatif dan terukur. Hal ini mencakup riset, pengembangan teknologi, dan penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antar berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, swasta, dan masyarakat, untuk mencapai tujuan Indonesia Emas 2045. Dengan sinergi yang kuat, diharapkan pembangunan NTT dapat berjalan lebih efektif dan berkelanjutan.
Kuliah umum ini diharapkan dapat mendorong sivitas akademika untuk berkontribusi aktif dalam pembangunan NTT dan Indonesia secara keseluruhan. Melalui riset dan inovasi, diharapkan kampus dapat memberikan solusi nyata bagi berbagai permasalahan yang dihadapi daerah.
Kesimpulan
Gubernur NTT mengajak kampus untuk menjadi mitra strategis dalam menghadapi tantangan global dan membangun NTT menuju Indonesia Emas 2045. Kerjasama yang erat antara pemerintah dan perguruan tinggi sangat penting untuk mengatasi masalah seperti stunting, defisit perdagangan, dan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan. Dengan kolaborasi yang kuat, diharapkan pembangunan NTT dapat berjalan lebih efektif dan berkelanjutan, berkontribusi pada terwujudnya Indonesia Emas 2045.