Okupansi Hotel di Kota Batu Turun Selama Lebaran 2025
Okupansi hotel di Kota Batu selama Lebaran 2025 mencapai 70 persen, turun dibandingkan tahun lalu, namun tetap meningkat 20 persen dari bulan Ramadhan.
Kota Batu, Jawa Timur mengalami penurunan okupansi hotel selama libur Lebaran 2025. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu melaporkan tingkat keterisian kamar hotel hanya mencapai 70 persen, lebih rendah dibandingkan tahun 2024 yang mencapai 85 persen. Penurunan ini terjadi meskipun okupansi hotel sempat mencapai 80 persen selama libur Isra Miraj dan Tahun Baru Imlek 2025.
Ketua PHRI Kota Batu, Sujud Hariadi, mengungkapkan beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab penurunan ini. Salah satu faktornya adalah waktu libur Lebaran yang berdekatan dengan momen libur lainnya. Faktor lainnya yang turut dipertimbangkan adalah penurunan daya beli masyarakat yang telah terlihat sejak tahun lalu dan semakin terasa hingga saat ini. "Kemungkinan juga bisa karena daya beli masyarakat memang menurun dan itu sudah terlihat sejak tahun lalu, sekarang semakin menurun," ujar Sujud.
Meskipun mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, okupansi hotel selama Lebaran 2025 tetap menunjukkan peningkatan sekitar 20 persen jika dibandingkan dengan bulan Ramadhan 2025. Strategi yang diterapkan oleh manajemen hotel untuk menarik wisatawan juga turut dijelaskan. Pihak hotel memilih untuk menjual kamar dengan harga yang lebih rendah dibandingkan high season lainnya. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang menginap di Kota Batu. "Kalau rate (harga) kamar hotel sekarang lebih rendah dari tahun lalu. Kalau yang tahun lalu kami bisa menaikkan harga hampir dua kali lipat tapi sekarang ini cuma sampai harga saat akhir pekan saja," jelas Sujud.
Penurunan Okupansi Hotel dan Vila di Kota Batu
Tidak hanya hotel, penurunan okupansi juga terjadi pada vila-vila yang ada di Kota Batu. Hal ini diungkapkan oleh Sujud Hariadi setelah bertemu dengan para pengelola vila beberapa waktu lalu. Para pengelola vila juga melaporkan penurunan okupansi dan strategi penurunan harga kamar yang sama seperti hotel. "Pengelola vila mengutarakan hal yang sama, baik itu menurunkan rate maupun mengalami penurunan okupansi dari lebaran tahun lalu," ucap Sujud.
Meskipun mengalami penurunan, angka okupansi 70 persen masih tergolong cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Batu masih menjadi destinasi wisata yang diminati, meskipun daya tariknya sedikit berkurang dibandingkan tahun sebelumnya. Strategi penyesuaian harga yang dilakukan oleh pihak hotel dan vila diharapkan dapat membantu meningkatkan okupansi di masa mendatang.
PHRI Kota Batu masih terus mengamati situasi dan mencari penyebab pasti penurunan okupansi ini. Data lebih lanjut akan dihimpun untuk menganalisis tren pariwisata di Kota Batu dan merumuskan strategi yang tepat untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.
Data mengenai okupansi hotel dan vila di Kota Batu selama libur Lebaran 2025 memberikan gambaran penting mengenai kondisi sektor pariwisata di daerah tersebut. Informasi ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan perencanaan pengembangan sektor pariwisata di masa depan.
Dampak Penurunan Okupansi Terhadap Ekonomi Lokal
Penurunan okupansi hotel dan vila di Kota Batu selama Lebaran 2025 tentu berdampak pada perekonomian lokal. Pendapatan para pelaku usaha di sektor pariwisata, seperti hotel, vila, restoran, dan tempat wisata lainnya, kemungkinan akan mengalami penurunan. Hal ini perlu menjadi perhatian pemerintah daerah untuk merumuskan strategi pemulihan ekonomi lokal.
Pemerintah Kota Batu dapat bekerja sama dengan PHRI Kota Batu dan pelaku usaha pariwisata lainnya untuk mengembangkan program-program promosi dan peningkatan daya tarik wisata. Diversifikasi produk wisata dan peningkatan kualitas layanan juga perlu dilakukan untuk menarik lebih banyak wisatawan.
Selain itu, pemerintah juga perlu memperhatikan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi daya beli masyarakat, seperti kondisi ekonomi makro dan kebijakan pemerintah. Dengan memahami faktor-faktor tersebut, pemerintah dapat merumuskan kebijakan yang tepat untuk mendukung sektor pariwisata dan perekonomian lokal.
Secara keseluruhan, penurunan okupansi hotel dan vila di Kota Batu selama Lebaran 2025 menjadi tantangan bagi sektor pariwisata di daerah tersebut. Namun, dengan strategi yang tepat dan kerjasama antara pemerintah, PHRI, dan pelaku usaha pariwisata, diharapkan sektor pariwisata Kota Batu dapat pulih dan kembali berkembang.