Papua Bidik Ekspor Langsung: Dorong Peluang Kerja dan Nilai Tambah
Pemerintah Provinsi Papua berupaya meningkatkan ekspor langsung komoditas unggulan seperti ikan, kopi, cokelat, dan kerajinan tangan untuk membuka peluang kerja dan meningkatkan pendapatan daerah.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua tengah berupaya mendorong ekspor langsung produk unggulannya ke negara tujuan. Upaya ini diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan nilai tambah bagi pelaku usaha di sektor industri dan perdagangan. Inisiatif ini diungkapkan oleh Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Papua, Setyo Wahyudi, di Jayapura pada Rabu. Ia menjelaskan bahwa Papua memiliki potensi besar dalam ekspor komoditas seperti ikan, kopi, cokelat, dan berbagai produk kerajinan tangan.
Meskipun beberapa kali Papua telah melakukan kegiatan ekspor, namun ekspor tersebut masih melalui perantara. "Potensi ekspor langsung ini sudah ada dan beberapa kali juga Provinsi Papua telah melakukan kegiatan ekspor, namun itu tidak langsung," ungkap Setyo Wahyudi. Oleh karena itu, Pemprov Papua mendorong pelaku usaha untuk meningkatkan kualitas produk unggulan mereka sambil menunggu pemerintah dan instansi terkait menyelesaikan pembenahan infrastruktur dan regulasi untuk mendukung ekspor langsung.
Setyo Wahyudi menambahkan bahwa saat ini ekspor rutin Papua baru mencakup kayu. Namun, ke depannya, diharapkan komoditas lain seperti ikan, cokelat, dan kopi juga dapat diekspor secara langsung. Ia menekankan bahwa mendorong ekspor langsung membutuhkan kolaborasi dan konsistensi dari berbagai pihak, termasuk pelaku usaha dan pemerintah. "Yang rutin dilakukan ekspor ini baru kayu, ke depan akan menyusul ikan, lalu coklat dan kopi," ujarnya. Keberlanjutan program ini, menurutnya, membutuhkan komitmen bersama untuk menjaga kualitas dan keberlanjutan produksi.
Ekspor Papua Januari 2025: Tren dan Negara Tujuan
Data dari Kepala BPS Papua, Adriana Helena Carolina, menunjukkan bahwa nilai ekspor Papua pada Januari 2025 mencapai 3.389,46 ribu dolar AS. Angka ini mengalami penurunan sebesar 75,30 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 13.721,78 ribu dolar AS. Penurunan ini perlu menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan pelaku usaha untuk mencari solusi meningkatkan daya saing produk ekspor Papua.
Ekspor pada Januari 2025 didominasi oleh ekspor nonmigas senilai 3.389,46 ribu dolar AS. Dari jumlah tersebut, ekspor kayu dan barang dari kayu (HS44) menyumbang sebesar 3.064,20 ribu dolar AS, sementara ekspor nonmigas lainnya mencapai 325,26 ribu dolar AS. Data ini menunjukkan masih tingginya ketergantungan ekspor Papua pada komoditas kayu.
Empat negara tujuan ekspor terbesar Papua pada Januari 2025 adalah Australia (81,09 persen), Selandia Baru (12,15 persen), Papua Nugini (6,76 persen), dan Arab Saudi (0,00 persen). Dominasi Australia sebagai pasar ekspor utama Papua menunjukkan perlunya diversifikasi pasar ekspor untuk mengurangi ketergantungan dan meningkatkan daya tahan ekonomi Papua.
Meskipun mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, total ekspor Papua pada Januari 2025 masih menunjukkan peningkatan sebesar 50,52 persen dibandingkan total ekspor Januari 2024 yang senilai 2.251,85 ribu dolar AS. Hal ini menunjukkan adanya potensi pertumbuhan ekspor Papua, namun perlu upaya berkelanjutan untuk meningkatkan nilai dan volume ekspor.
Secara keseluruhan, upaya Pemprov Papua untuk mendorong ekspor langsung merupakan langkah strategis untuk meningkatkan perekonomian daerah. Dengan meningkatkan kualitas produk, diversifikasi pasar, dan kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan pelaku usaha, Papua berpotensi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan inklusif. Tantangan ke depan adalah bagaimana menjaga konsistensi kualitas produk dan memperluas akses pasar internasional agar ekspor langsung dapat terwujud.