Pariaman Ganti Varietas Padi Inpari: Hadapi Hama Wereng, Tingkatkan Produksi
Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat, berganti varietas padi ke Inpari untuk meningkatkan produktivitas dan mengatasi serangan hama wereng yang selama ini menurunkan hasil panen.
Kota Pariaman, Sumatera Barat, mengambil langkah inovatif untuk meningkatkan produksi padi. Pemerintah setempat berencana mengganti varietas padi yang ditanam petani dengan varietas Inpari. Langkah ini diambil untuk mengatasi permasalahan serangan hama wereng yang selama ini menurunkan hasil panen. Inisiatif ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.
Menurut Marlina Sepa, Kepala Bidang Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DPPP) Kota Pariaman, varietas padi yang selama ini ditanam, seperti IR 42 dan Cisokan, rentan terhadap serangan hama wereng. Penggunaan Inpari diharapkan mampu memberikan solusi efektif atas permasalahan ini. Hasil uji coba Inpari di lahan petani Pariaman menunjukkan hasil yang cukup menjanjikan dalam melawan hama wereng.
Pemerintah Kota Pariaman telah melakukan uji coba varietas Inpari dan hasilnya cukup positif. Bibit padi Inpari direncanakan akan didistribusikan kepada petani pada April 2025. Bibit sebanyak lebih dari 13,8 ton, dengan anggaran sekitar Rp160 juta yang bersumber dari dana pokok pikiran anggota DPRD setempat, Riza Saputra dan Harmen Agusrianto, akan diprioritaskan untuk petani di Kecamatan Pariaman Timur dan Pariaman Selatan.
Langkah ini sejalan dengan upaya Pemerintah Kota Pariaman untuk meningkatkan produksi padi guna mendukung program swasembada pangan nasional. Selain itu, peningkatan produksi padi juga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian petani di daerah tersebut. Upaya lain yang telah dilakukan untuk meningkatkan hasil panen antara lain penggunaan pupuk organik, pengendalian hama secara intensif, peningkatan intensitas tanam, dan perbaikan sistem pengairan.
Catatan positif juga terlihat dari peningkatan produksi gabah kering panen (GKP) di Pariaman pada tahun 2024. Produksi mencapai 21.498 ton, meningkat 38 ton dibandingkan tahun sebelumnya (21.460 ton). Peningkatan ini merupakan hasil kerja keras pemerintah daerah dan petani dalam menerapkan berbagai strategi peningkatan produksi.
Marlina Sepa menambahkan, pemantauan menunjukkan peningkatan penggunaan pupuk organik oleh petani. Hal ini dinilai mampu memperbaiki kualitas tanah dan meningkatkan produktivitas tanaman. Selain itu, intensitas tanam juga mengalami peningkatan, dari sebelumnya dua kali setahun menjadi lima kali dalam dua tahun. Perubahan ini menunjukkan komitmen petani dalam meningkatkan produktivitas pertanian.
Dengan mengganti varietas padi dan mengoptimalkan berbagai strategi pertanian berkelanjutan, Pemerintah Kota Pariaman optimis dapat mencapai target peningkatan produksi padi. Langkah ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan di tingkat regional dan nasional.