Pemkab Pasaman Barat dan Polres Kolaborasi Tanam Jagung, Jaga Ketahanan Pangan Nasional
Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat berkolaborasi dengan Polres setempat dalam program penanaman jagung untuk meningkatkan ketahanan pangan, menargetkan produksi 223.236 ton pada tahun 2025.
Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, dalam upaya menjaga ketahanan pangan nasional, telah melakukan kolaborasi strategis dengan Kepolisian Resor (Polres) setempat. Kerja sama ini difokuskan pada penanaman jagung secara besar-besaran, memanfaatkan lahan peremajaan kelapa sawit. Inisiatif ini diluncurkan di Simpang Empat pada tanggal 20 Februari 2024, sebagai bagian dari dukungan terhadap program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Pasaman Barat, Doddy San Ismail, menjelaskan bahwa program ini tidak hanya melibatkan Polres, tetapi juga perusahaan kelapa sawit yang tengah melakukan peremajaan. Lahan yang masih kosong sebelum ditanami kembali kelapa sawit dimanfaatkan untuk menanam jagung. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas lahan dan berkontribusi pada ketahanan pangan daerah.
Lebih lanjut, Doddy San Ismail juga mengajak masyarakat untuk memanfaatkan lahan kosong yang ada guna menanam jagung. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan produksi jagung secara signifikan dan berkontribusi pada ketahanan pangan di tingkat lokal dan nasional. Program ini merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk mencapai target produksi jagung yang ambisius.
Peningkatan Produksi Jagung di Pasaman Barat
Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat menargetkan produksi jagung mencapai 223.236 ton pada tahun 2025. Target ini akan dicapai melalui berbagai strategi, termasuk pemberian bantuan sarana produksi pertanian seperti benih, pupuk, dan obat-obatan melalui dana APBN dan bantuan pupuk bersubsidi. Selain itu, perluasan lahan tanam jagung juga menjadi fokus utama.
Salah satu kunci keberhasilan program ini adalah pemberdayaan penyuluh pertanian. Penyuluh akan memberikan sosialisasi kepada petani mengenai teknik budidaya jagung yang tepat, termasuk pemilihan benih yang berkualitas. Petani diingatkan untuk menghindari penggunaan benih murah dan tidak jelas asal-usulnya, karena hal ini dapat menyebabkan penyakit dan penurunan hasil panen. "Melalui penyuluh, petani selalu diingatkan jangan memakai benih yang harganya murah dan tidak jelas dari mana produksinya. Jika salah memilih benih maka tanam jagung akan mudah terserang penyakit dan hasilnya sedikit," kata Doddy San Ismail.
Doddy San Ismail juga berharap agar tidak ada pemangkasan anggaran yang dapat menghambat pelaksanaan program ini. Ia menekankan pentingnya dukungan penuh dari pemerintah pusat dan daerah untuk mencapai target produksi yang telah ditetapkan. "Mudah-mudahan tidak ada pemangkasan dalam rangka efisiensi anggaran saat ini sehingga upaya yang disiapkan dapat berjalan dengan baik," harapnya.
Sentra Produksi Jagung di Pasaman Barat
Kecamatan Luhak Nan Duo merupakan sentra produksi jagung terbesar di Pasaman Barat, diikuti oleh Kecamatan Pasaman dan Kecamatan Talamau. Beberapa kecamatan lain yang juga menjadi penghasil jagung antara lain Ranah Batahan, Kinali, Koto Balingka, Sungai Beremas, Sungai Aur, Lembah Melintang, Gunung Tuleh, dan Sasak Ranah Pasisia. Jagung dipilih karena harganya relatif stabil dan diminati oleh masyarakat.
Pasaman Barat pernah menjadi penyumbang jagung terbesar di Sumatera Barat, mencapai 60 persen beberapa tahun lalu. Namun, produksi mengalami penurunan akibat berbagai faktor, termasuk peremajaan sawit (replanting) dan penurunan kesuburan tanah. Penanaman jagung secara intensif mengurangi kesuburan tanah, sehingga perlu pengelolaan yang tepat untuk menjaga produktivitas jangka panjang.
Meskipun demikian, jagung tetap menjadi tanaman alternatif yang menjanjikan bagi petani di Pasaman Barat. Masa panen yang relatif singkat, sekitar empat hingga enam bulan, dan harga yang relatif stabil menjadi daya tarik utama. Program kolaborasi ini diharapkan dapat menghidupkan kembali kejayaan Pasaman Barat sebagai penghasil jagung terbesar di Sumatera Barat.
Program kolaborasi penanaman jagung antara Pemkab Pasaman Barat dan Polres merupakan langkah strategis untuk meningkatkan ketahanan pangan di daerah tersebut. Dengan berbagai upaya yang dilakukan, diharapkan target produksi jagung dapat tercapai dan kesejahteraan petani dapat meningkat. Jagung sebagai komoditas alternatif yang memiliki masa panen singkat dan harga relatif stabil, menjadi solusi tepat untuk meningkatkan pendapatan petani dan ketahanan pangan daerah.