Pemkot Sorong Perkuat Fasilitas Puskesmas untuk Penanganan HIV/AIDS
Pemerintah Kota Sorong meningkatkan fasilitas di 10 puskesmas guna menangani peningkatan kasus HIV/AIDS yang signifikan, dengan ketersediaan obat ARV dan konseling bagi pasien.
Pemerintah Kota Sorong, Papua Barat Daya, mengambil langkah signifikan dalam meningkatkan layanan kesehatan untuk penanganan HIV/AIDS. Sebanyak 10 puskesmas di berbagai distrik telah diperkuat fasilitasnya untuk mendiagnosis dan merawat pasien HIV/AIDS. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap peningkatan kasus yang terus terjadi setiap tahunnya, dengan total kasus kumulatif mencapai angka yang mengkhawatirkan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Sorong, Hermanus Kalasuat, menjelaskan bahwa setiap puskesmas kini dilengkapi dengan fasilitas pemeriksaan kesehatan yang memadai untuk mendeteksi HIV/AIDS. Selain itu, ketersediaan obat terapi Antiretroviral (ARV) juga dipastikan mencukupi dan terdistribusi dengan baik. "Obat ARV itu tersedia di Rumah Sakit Sele Be Solu, Rumah Sakit Angkatan Laut, dan 10 puskesmas, tersedia dan aman," ujarnya.
Data kumulatif dari tahun 2004 hingga 2024 menunjukkan total 4.016 kasus HIV/AIDS di Kota Sorong. Rinciannya, 1.210 kasus HIV pada laki-laki, 1.715 kasus HIV pada perempuan, 619 kasus AIDS pada laki-laki, dan 469 kasus AIDS pada perempuan. Angka ini menunjukkan tren peningkatan yang mengkhawatirkan, sehingga upaya penguatan fasilitas kesehatan menjadi sangat krusial.
Penguatan Fasilitas dan Layanan di Puskesmas
Penguatan fasilitas di puskesmas tidak hanya sebatas penyediaan alat dan obat. Terapi ARV yang tersedia di 10 puskesmas memastikan akses pengobatan yang mudah bagi pasien. Selain itu, puskesmas juga berperan penting dalam memberikan konseling dan dukungan psikis bagi para penderita HIV/AIDS. Hal ini sangat penting untuk membantu pasien menerima kondisi mereka dan menjalani pengobatan dengan lebih baik.
Levina Sesa, Kepala Puskesmas Klasaman, menekankan pentingnya laboratorium di puskesmas sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk memperkuat pelayanan kesehatan di tingkat dasar. "Kita juga tidak hanya periksa, tetapi memberikan konseling penguatan psikis pasien untuk benar-benar menerima kenyataan dan bersedia untuk melakukan pengobatan," jelasnya. Konseling ini bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Apresiasi juga diberikan kepada Dinas Kesehatan Kota Sorong atas distribusi obat ARV yang tepat waktu dan terjamin. "Kalau untuk obat terapi ini selalu tidak kurang, karena laporan administrasi oleh dinas selalu tepat waktu," ucap Levina Sesa. Ketersediaan obat yang berkelanjutan merupakan faktor kunci keberhasilan program penanganan HIV/AIDS.
Strategi Penanganan HIV/AIDS di Kota Sorong
Pemerintah Kota Sorong telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam menangani masalah HIV/AIDS. Strategi yang diterapkan meliputi peningkatan fasilitas di puskesmas, ketersediaan obat ARV, dan konseling bagi pasien. Langkah ini diharapkan dapat menekan laju peningkatan kasus dan meningkatkan kualitas hidup para penderita HIV/AIDS.
Data yang menunjukkan peningkatan kasus HIV/AIDS setiap tahunnya menjadi alarm bagi pemerintah untuk terus meningkatkan upaya pencegahan dan pengobatan. Dengan adanya peningkatan fasilitas dan pelayanan di puskesmas, diharapkan akses terhadap layanan kesehatan terkait HIV/AIDS menjadi lebih mudah dan terjangkau bagi masyarakat Kota Sorong.
Keberhasilan program ini juga bergantung pada kerjasama antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat. Peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pencegahan HIV/AIDS juga sangat penting untuk menekan angka penularan.
Ke depan, diharapkan akan ada inovasi dan strategi lebih lanjut dalam penanganan HIV/AIDS di Kota Sorong. Hal ini termasuk upaya pencegahan yang lebih efektif dan program dukungan yang komprehensif bagi para penderita HIV/AIDS dan keluarga mereka.