Pendapatan Parkir DKI Jakarta Anjlok! Kerusakan TPE Jadi Biang Keladinya
Kerusakan massal Terminal Parkir Elektronik (TPE) di Jakarta mengakibatkan pendapatan parkir anjlok drastis dari Rp18 miliar menjadi hanya Rp8,9 miliar di tahun 2024.
Pendapatan parkir di Jakarta mengalami penurunan signifikan akibat kerusakan sejumlah Terminal Parkir Elektronik (TPE). Penurunan ini telah membuat pendapatan parkir DKI Jakarta merosot dari angka Rp18 miliar menjadi hanya Rp8,9 miliar pada tahun 2024. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Unit Pengelola Perparkiran Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, Adji Kusambarto, pada Selasa, 22 April 2024.
Adji menjelaskan bahwa sejak diterapkannya TPE pada tahun 2016 di 31 ruas jalan dengan 201 mesin, pendapatan parkir terus meningkat hingga mencapai lebih dari Rp18 miliar pada periode 2017-2019. Namun, pandemi COVID-19 dan kerusakan mesin TPE telah menyebabkan penurunan drastis pendapatan, menjadi Rp13 miliar pada 2020, Rp10 miliar pada 2021, dan Rp9 miliar pada tahun 2022 dan 2023.
Menurutnya, "Saat ini banyak TPE yang sudah tidak berfungsi," kata Adji. Ia menambahkan bahwa kesulitan mendapatkan suku cadang TPE yang harus diimpor dari luar negeri turut memperparah masalah ini. Kondisi ini berdampak signifikan pada pendapatan daerah dari sektor parkir.
Kerusakan TPE di Empat Wilayah Jakarta
Dari total 201 TPE yang tersebar di 31 ruas jalan Jakarta, saat ini hanya 64 mesin yang masih berfungsi. Sisanya, sebanyak 137 unit, dinyatakan tidak aktif. Adji merinci kerusakan TPE di setiap wilayah Jakarta. Di Jakarta Pusat, dari 62 unit TPE, hanya 23 yang aktif, sementara 39 lainnya rusak. Kondisi serupa terjadi di Jakarta Barat dengan 74 unit TPE, 19 aktif dan 55 rusak.
Di Jakarta Selatan, terdapat 49 unit TPE, dengan rincian 18 aktif dan 31 rusak. Sementara di Jakarta Timur, dari 16 unit TPE, hanya 4 yang aktif dan 12 lainnya rusak. Jumlah TPE yang rusak ini menunjukkan permasalahan signifikan dalam pengelolaan sistem parkir elektronik di Jakarta.
Kerusakan yang meluas ini menimbulkan kekhawatiran akan semakin menurunnya pendapatan daerah dari sektor parkir. Kondisi ini juga berdampak pada efisiensi dan efektivitas sistem parkir elektronik di ibukota.
Upaya Pemulihan dan Solusi Jangka Panjang
Menyikapi permasalahan ini, Dishub DKI Jakarta tengah berupaya mencari solusi. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan menggandeng perusahaan yang menggunakan TPE lokal, dengan server lokal dan suku cadang dalam negeri. Hal ini diharapkan dapat mempercepat proses perbaikan dan mengurangi ketergantungan pada impor suku cadang.
Adji mengungkapkan bahwa Dishub DKI Jakarta membutuhkan sekitar 200 unit TPE baru dengan total anggaran lebih dari Rp19 miliar. Pengadaan TPE baru ini diharapkan dapat mengembalikan pendapatan parkir ke angka yang lebih optimal dan meningkatkan efisiensi sistem parkir elektronik di Jakarta.
Dengan mengganti TPE yang rusak dengan sistem lokal, diharapkan masalah ketersediaan suku cadang dapat teratasi. Langkah ini juga diharapkan dapat mendukung industri dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada produk impor.
Pemulihan sistem parkir elektronik di Jakarta membutuhkan komitmen dan langkah nyata dari berbagai pihak. Dengan perbaikan dan pengadaan TPE baru, diharapkan pendapatan parkir dapat kembali meningkat dan memberikan kontribusi positif bagi pendapatan daerah.