Penduduk Kotim Melonjak 11.482 Jiwa, Tertinggi dalam Beberapa Tahun Terakhir!
Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengalami peningkatan penduduk signifikan sebesar 11.482 jiwa pada semester II 2024, didorong migrasi dan pendaftaran administrasi kependudukan.
Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, mengalami peningkatan jumlah penduduk yang signifikan pada semester II tahun 2024. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kotim mencatat penambahan sebanyak 11.482 jiwa, angka tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Peningkatan ini terjadi antara bulan Juli hingga Desember 2024, menjadikan total penduduk Kotim mencapai 454.515 jiwa. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Disdukcapil Kotim, Agus Tripurna Tangkasiang, di Sampit pada awal tahun 2025.
Menurut Agus, penambahan penduduk ini jauh melampaui angka rata-rata tahunan sebelumnya yang berkisar antara 2.000 hingga 3.000 jiwa. Data ini diperoleh dari Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil). Pada semester I tahun 2024, jumlah penduduk Kotim tercatat sebanyak 443.033 jiwa.
Lonjakan penduduk ini, yang merupakan yang terbesar sejak Agus menjabat pada tahun 2018, disebabkan oleh dua faktor utama: peningkatan jumlah warga pendatang dan peningkatan pendaftaran administrasi kependudukan. Hal ini menunjukkan dinamika kependudukan yang cukup signifikan di Kotim.
Migrasi Penduduk: Perantau dan Pekerjaan
Sejumlah besar warga pendatang berasal dari luar daerah Kotim, sebagian besar termotivasi oleh peluang kerja. Keberadaan banyak perusahaan besar swasta (PBS) di sektor perkebunan dan pertambangan di Kotim menjadi daya tarik utama. Para pendatang ini banyak bekerja sebagai petani kebun dan karyawan perusahaan.
Wilayah utara Kotim, meliputi Kecamatan Parenggean, Cempaga Hulu, Mentaya Hulu, Bukit Santuai, Telaga Antang, Antang Kalang, dan Telawang, menjadi tujuan utama para pendatang. Hal ini tidak mengherankan mengingat konsentrasi PBS di wilayah tersebut. Selain itu, ada pula pendatang yang pindah karena alasan tugas, seperti ASN, TNI, atau Polri, dan yang mengikuti keluarga, namun jumlahnya relatif lebih sedikit.
"Ada juga yang pindah karena alasan tugas, seperti ASN, TNI atau Polri dan karena mengikuti keluarga sehingga, tapi jumlahnya tidak terlalu banyak," jelas Agus.
Pendaftaran Administrasi Kependudukan: Menutup Celah Data
Faktor lain yang berkontribusi terhadap peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan pendaftaran administrasi kependudukan. Angka kelahiran bayi baru lahir dan pendaftaran Kartu Keluarga (KK) turut berperan, namun yang lebih signifikan adalah peningkatan pendaftaran penduduk yang sebelumnya belum terdaftar.
Agus menjelaskan bahwa masih banyak warga Kotim, terutama di daerah terpencil, yang belum mendaftarkan administrasi kependudukannya. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kurangnya kesadaran akan pentingnya administrasi kependudukan dan kesulitan akses.
"Sejumlah warga Kotim belum mendaftar administrasi kependudukan, terutama warga yang tinggal di wilayah terpencil. Sebab, merasa belum butuh atau ketidaktahuan akan pentingnya administrasi kependudukan," ungkap Agus.
Meskipun angka kematian juga mempengaruhi pertumbuhan penduduk, Agus menyoroti rendahnya kesadaran masyarakat untuk melaporkan kematian anggota keluarga. Hal ini menghambat pemutakhiran data kependudukan yang akurat.
Peningkatan penduduk Kotim ini menunjukkan dinamika sosial ekonomi yang kompleks. Perlunya peningkatan akses layanan administrasi kependudukan di daerah terpencil dan sosialisasi pentingnya administrasi kependudukan menjadi hal yang krusial untuk memastikan data kependudukan yang akurat dan komprehensif.