Perempuan Indonesia: Pilar Kekuatan UMKM, Hadapi Tantangan Digitalisasi
Lebih dari 64 persen UMKM di Indonesia dikelola perempuan, namun tantangan digitalisasi masih menjadi hambatan utama dalam pengembangan usaha mereka.
Jakarta, 5 Mei 2025 - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman, mengungkapkan fakta mengejutkan terkait peran perempuan dalam perekonomian Indonesia. Lebih dari 64 persen UMKM di Indonesia, atau sekitar 41,6 juta UMKM, saat ini dikelola oleh perempuan. Pengungkapan ini disampaikan dalam pembukaan Muktamar III Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI) 2025 di Jakarta. Pernyataan ini menyoroti kontribusi signifikan perempuan dalam sektor UMKM, khususnya di bidang ekonomi kreatif, dan sekaligus menggarisbawahi tantangan yang masih mereka hadapi.
Maman Abdurrahman menekankan pentingnya peran perempuan dalam perekonomian nasional. "Itu sebabnya peran perempuan sangat penting dan strategis," katanya seperti dikutip dari rilis pers kementerian. Apresiasi tinggi diberikan kepada IPEMI atas upaya pemberdayaan pengusaha UMKM perempuan di seluruh Indonesia. Kontribusi mereka dinilai krusial dalam meningkatkan ketahanan dan kemandirian ekonomi nasional, sejalan dengan visi pemerintah untuk mendorong partisipasi aktif perempuan dalam transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Namun, di balik dominasi perempuan dalam sektor UMKM, terdapat tantangan besar yang perlu diatasi: kesenjangan digital. Dari total 65 juta UMKM di Indonesia, baru sekitar 12 persen yang telah mengadopsi teknologi digital secara efektif. Hal ini menjadi perhatian serius, mengingat potensi UMKM untuk berkembang pesat di era ekonomi digital.
UMKM Perempuan: Kekuatan Ekonomi Kreatif Indonesia
Dominasi perempuan dalam UMKM Indonesia, khususnya di sektor ekonomi kreatif, menunjukkan potensi besar yang perlu dioptimalkan. Kreativitas dan inovasi perempuan telah melahirkan berbagai produk dan layanan unik yang mampu menembus pasar lokal maupun internasional. Namun, pemanfaatan teknologi digital masih menjadi kendala utama dalam mengembangkan usaha mereka.
Pemerintah menyadari pentingnya dukungan terhadap UMKM perempuan. Berbagai program pelatihan dan pendampingan telah digulirkan untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing mereka. Namun, perlu adanya percepatan adopsi teknologi digital untuk memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan usaha mereka.
Keterbatasan akses terhadap teknologi informasi dan pelatihan digital yang memadai menjadi hambatan utama bagi UMKM perempuan dalam memanfaatkan potensi ekonomi digital. Kurangnya pemahaman tentang strategi pemasaran digital juga menjadi faktor penghambat.
Oleh karena itu, dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan organisasi masyarakat untuk memberikan dukungan yang lebih komprehensif kepada UMKM perempuan dalam menghadapi tantangan digitalisasi.
Tantangan Digitalisasi: Jembatan Menuju Pasar Global
Menteri Maman Abdurrahman mendorong para pengusaha UMKM perempuan untuk segera bertransformasi digital. Beliau meyakini bahwa digitalisasi akan menjadi jembatan bagi UMKM untuk meningkatkan produktivitas, berinovasi, memperluas jangkauan pasar hingga kancah global, serta meningkatkan nilai tambah produk dan layanan. "Saya yakin transformasi usaha dengan adopsi teknologi yang tepat, akan membantu pengusaha UMKM mengakses pasar global dan meningkatkan value added dan layanan," tegasnya.
Adopsi teknologi digital tidak hanya terbatas pada pemasaran online. Penggunaan teknologi juga dapat meningkatkan efisiensi operasional, manajemen keuangan, dan pengelolaan rantai pasokan. Dengan demikian, UMKM perempuan dapat meningkatkan daya saing dan profitabilitas usaha mereka.
Pemerintah perlu menyediakan infrastruktur digital yang memadai dan terjangkau, serta memberikan pelatihan dan pendampingan yang intensif kepada UMKM perempuan dalam memanfaatkan teknologi digital. Dukungan ini akan membantu mereka untuk beradaptasi dengan cepat dan efektif di era ekonomi digital.
Selain itu, perlu juga adanya dukungan dalam hal akses permodalan dan kemudahan dalam mengurus perizinan usaha. Dengan demikian, UMKM perempuan dapat lebih fokus dalam mengembangkan usaha mereka dan tidak terbebani oleh urusan administrasi yang rumit.
Transformasi digital merupakan kunci keberhasilan UMKM perempuan dalam menghadapi persaingan global. Dengan dukungan yang tepat, UMKM perempuan Indonesia dapat menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan.
Pemerintah juga perlu memperhatikan kesenjangan digital yang masih terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Program literasi digital perlu diperluas hingga ke daerah-daerah terpencil untuk memastikan semua UMKM perempuan dapat mengakses informasi dan teknologi yang dibutuhkan.