Pertumbuhan Ekonomi Papua Triwulan Pertama 2025 Capai 3,91 Persen
Badan Pusat Statistik (BPS) Papua mencatat pertumbuhan ekonomi Provinsi Papua pada triwulan pertama 2025 sebesar 3,91 persen (y-o-y), didorong oleh sektor administrasi pemerintahan dan perdagangan, meskipun terjadi kontraksi pada sektor konstruksi dan pen
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua baru-baru ini mengumumkan kabar baik mengenai pertumbuhan ekonomi daerah tersebut. Pada triwulan pertama tahun 2025, perekonomian Papua tercatat tumbuh sebesar 3,91 persen secara year on year (y-o-y) dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Pertumbuhan ini terjadi di tengah dinamika ekonomi yang kompleks, menunjukkan resiliensi ekonomi Papua.
Kabar positif ini disampaikan langsung oleh Kepala BPS Papua, Adiana Helena Carolina, di Jayapura. Ia menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut terjadi di hampir semua sektor, menunjukkan kinerja positif berbagai sektor ekonomi di Papua. Namun, ada satu sektor yang mengalami penurunan, sehingga perlu menjadi perhatian pemerintah daerah.
Meskipun pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan positif, pertumbuhan ini perlu dianalisis lebih lanjut untuk melihat keberlanjutannya dan dampaknya bagi kesejahteraan masyarakat Papua. Pemerintah Provinsi Papua diharapkan dapat memanfaatkan momentum ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Sektor Pendukung Pertumbuhan Ekonomi Papua
Pertumbuhan ekonomi Papua pada triwulan pertama 2025 didorong oleh beberapa sektor andalan. Sektor administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib menjadi penyumbang terbesar dengan pertumbuhan mencapai 8,14 persen. Hal ini menunjukkan kontribusi signifikan sektor publik terhadap perekonomian Papua.
Selanjutnya, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, yaitu sebesar 5,67 persen. Pertumbuhan ini menunjukkan peningkatan aktivitas ekonomi di sektor riil, yang menunjukkan aktivitas konsumsi masyarakat cukup tinggi.
Sektor jasa perusahaan juga berkontribusi positif dengan pertumbuhan 4,79 persen, diikuti oleh sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang (4,68 persen), serta sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan (4,35 persen). Keberagaman sektor yang tumbuh positif ini menunjukkan ketahanan ekonomi Papua terhadap berbagai fluktuasi.
"Pertumbuhan tertinggi dialami oleh lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib yang tumbuh sebesar 8,14 persen," ungkap Kepala BPS Papua, Adiana Helena Carolina.
Sektor yang Mengalami Kontraksi
Di tengah kabar positif tersebut, terdapat satu sektor yang mengalami kontraksi, yaitu sektor konstruksi. Meskipun sektor konstruksi masih mendominasi struktur ekonomi Papua (19,39 persen) pada triwulan pertama 2025, pertumbuhannya justru mengalami penurunan. Hal ini perlu menjadi perhatian khusus bagi pemerintah daerah.
Secara kuartalan (q-to-q), ekonomi Papua mengalami kontraksi sebesar minus 1,53 persen. Kontraksi terdalam terjadi pada sektor transportasi dan pergudangan (minus 8,14 persen) dari sisi produksi, dan pada komponen pengeluaran konsumsi pemerintah (minus 24,04 persen) dari sisi pengeluaran. Penurunan konsumsi pemerintah ini perlu dikaji lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya.
"Dari sisi produksi, lapangan usaha transportasi dan pergudangan mengalami kontraksi terdalam sebesar minus 8,14 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami kontraksi terdalam sebesar minus 24,04 persen," jelas Adiana.
Dominasi sektor konsumsi rumah tangga terhadap pengeluaran juga perlu menjadi perhatian. Sebesar 55,13 persen pengeluaran berasal dari konsumsi rumah tangga, menunjukkan pentingnya menjaga daya beli masyarakat untuk menopang pertumbuhan ekonomi Papua.
Kesimpulan
Pertumbuhan ekonomi Papua sebesar 3,91 persen (y-o-y) pada triwulan pertama 2025 merupakan kabar positif, didorong oleh kinerja baik sektor administrasi pemerintahan dan perdagangan. Namun, kontraksi di sektor konstruksi dan pengeluaran konsumsi pemerintah perlu menjadi perhatian. Pemerintah Provinsi Papua perlu melakukan evaluasi dan strategi untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif bagi seluruh masyarakat Papua.