Prabowo Akui Korupsi di Indonesia Mengkhawatirkan, Janji Berantas Hingga Hemat US$20 Miliar
Dalam World Governments Summit 2025, Presiden Prabowo Subianto mengakui tingginya angka korupsi di Indonesia sebagai masalah utama dan berkomitmen memberantasnya, serta telah berhasil melakukan efisiensi anggaran hingga US$20 miliar.
Presiden RI Prabowo Subianto secara terbuka mengakui bahwa tingkat korupsi di Indonesia telah mencapai titik yang mengkhawatirkan. Pernyataan tersebut disampaikannya dalam forum internasional bergengsi, World Governments Summit 2025, yang diselenggarakan di Dubai, Uni Emirat Arab. Meskipun berhalangan hadir secara fisik, Presiden Prabowo menyampaikan pesannya melalui video yang ditayangkan di forum tersebut.
Korupsi: Penyakit yang Menghambat Kinerja Indonesia
Dalam sesi tanya jawab dengan Ray Dalio, Pendiri Bridgewater Associates, Presiden Prabowo menjelaskan bahwa tingginya angka korupsi menjadi akar permasalahan rendahnya kualitas pendidikan, riset dan pengembangan, serta inovasi di Indonesia. "Saya yakin bahwa masalah dasar kita adalah telah terjadi semacam, saya tidak tahu, apakah itu penurunan kepemimpinan moral, penurunan kepemimpinan sosial. Namun, tingkat korupsi di negara saya sangat mengkhawatirkan," ungkap Presiden Prabowo.
Presiden menegaskan komitmennya untuk memberantas korupsi dengan mengerahkan seluruh energi dan wewenang yang dimilikinya. Ia memandang korupsi sebagai penyakit yang menggerogoti kinerja berbagai sektor di Indonesia. Pernyataan ini menekankan keseriusan pemerintah dalam menangani masalah yang sudah lama menjadi beban bangsa Indonesia.
100 Hari Kerja: Efisiensi Anggaran dan Penegakan Hukum
Setelah 100 hari memimpin pemerintahan, Presiden Prabowo juga memaparkan capaiannya, termasuk tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah yang mencapai 81 persen. Angka ini bahkan melampaui persentase suara yang diperolehnya pada pemilihan presiden. Presiden menilai capaian ini sebagai bukti penerimaan publik terhadap upaya pemerintah dalam menegakkan hukum.
Presiden Prabowo menekankan bahwa tidak ada seorang pun yang kebal hukum. "Tindakan kami telah membuktikan bahwa tidak ada seorang pun yang kebal hukum, mereka yang dianggap tidak tersentuh kini dimintai pertanggungjawabannya," tegasnya. Pernyataan ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menciptakan keadilan dan transparansi dalam pemerintahan.
Efisiensi Anggaran dan Proyek Strategis
Salah satu langkah konkret yang dilakukan Presiden Prabowo adalah melakukan efisiensi anggaran hingga US$20 miliar. Dana tersebut akan dialokasikan untuk proyek-proyek strategis dan berkelanjutan. "Setelah 100 hari, saya berhasil menghemat 20 miliar dolar AS. Saya yakin bahwa jika saya tidak menyimpan uang itu, uang itu akan hilang begitu saja. Saya menghadapi beberapa perlawanan dari birokrasi yang mengakar. Beberapa dari mereka menganggap diri mereka tak tersentuh, tetapi saya bertekad untuk bergerak, saya bertekad untuk menegakkan hukum," tegas Presiden Prabowo.
Langkah efisiensi ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengelola keuangan negara secara bertanggung jawab dan memastikan penggunaan anggaran yang tepat sasaran. Hal ini juga menunjukkan tekad Presiden Prabowo untuk mengatasi hambatan birokrasi dalam upaya pemberantasan korupsi.
Kesimpulan
Pengakuan terbuka Presiden Prabowo Subianto tentang tingginya angka korupsi di Indonesia dan komitmennya untuk memberantasnya merupakan langkah penting. Efisiensi anggaran yang berhasil dicapai dan penegakan hukum yang tegas menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengatasi masalah ini. Keberhasilan upaya ini akan berdampak positif pada berbagai sektor di Indonesia, meningkatkan kualitas pendidikan, riset dan pengembangan, serta inovasi.