Produksi Padi Riau Meningkat: Luas Panen Naik 4,51 Ribu Hektare!
Luas panen padi di Riau meningkat signifikan pada 2024, mencapai 56,42 ribu hektare dengan produksi 222,06 ribu ton GKG, didorong peningkatan panen pada Februari dan Maret.
Provinsi Riau mencatatkan peningkatan signifikan dalam produksi padi pada tahun 2024. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, luas panen padi sepanjang Januari hingga Desember 2024 mencapai 56,42 ribu hektare. Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 4,51 ribu hektare (8,68 persen) dibandingkan tahun 2023 yang hanya mencapai 51,91 ribu hektare. Kenaikan ini terutama didorong oleh peningkatan hasil panen pada bulan Februari dan Maret 2024.
Kepala BPS Provinsi Riau, Asep Riyadi, menjelaskan bahwa peningkatan luas panen tersebut berdampak pada peningkatan produksi padi. Produksi padi Riau sepanjang tahun 2024 mencapai sekitar 222,06 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG). Angka ini juga menunjukkan peningkatan sebesar 16,08 ribu ton GKG (7,81 persen) dibandingkan tahun 2023 yang memproduksi 205,97 ribu ton GKG. "Kenaikan luas panen padi Riau periode tersebut dipicu oleh kontribusi panen pada Februari 2023 dengan luas panen padi mencapai 8,68 ribu hektare dan luas panen padi pada Maret 2024 adalah sebesar 8,43 ribu hektare," ungkap Asep Riyadi dalam keterangannya di Pekanbaru, Rabu.
Meskipun terjadi peningkatan produksi secara keseluruhan, BPS Riau juga mencatat adanya fluktuasi produksi padi sepanjang tahun. Produksi padi tertinggi terjadi pada bulan Maret 2024 dengan angka 33,04 ribu ton GKG, sementara produksi terendah tercatat pada bulan Desember 2024, yaitu sekitar 11,57 ribu ton GKG. Hal ini menunjukkan pentingnya strategi pengelolaan pertanian yang berkelanjutan untuk menjaga stabilitas produksi.
Analisis Produksi Padi Riau Sepanjang Tahun 2024
Lebih rinci, Asep Riyadi memaparkan analisis produksi padi berdasarkan sub-ronde. Terjadi penurunan produksi padi pada sub-ronde Januari-April 2024 sebesar 4,96 ribu ton GKG (5,73 persen) dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan produktivitas padi pada periode tersebut.
Sebaliknya, peningkatan produksi terjadi pada sub-ronde Mei-Agustus 2024 dan sub-ronde September-Desember 2024. Peningkatan produksi pada sub-ronde Mei-Agustus mencapai sekitar 15,66 ribu ton GKG (23,43 persen), sementara pada sub-ronde September-Desember mencapai 5,38 ribu ton GKG (10,23 persen) dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023. Perbedaan ini menunjukkan pengaruh faktor musiman dan kondisi iklim terhadap produktivitas padi.
BPS Riau juga memberikan proyeksi produksi padi untuk awal tahun 2025. Produksi padi pada Januari 2025 diperkirakan sebesar 15,74 ribu ton GKG. Potensi produksi padi sepanjang Februari hingga April 2025 diperkirakan mencapai 90,65 ribu ton GKG, menunjukkan potensi peningkatan produksi yang signifikan di awal tahun.
Proyeksi Luas Panen dan Produksi Padi Tahun 2025
Tidak hanya memproyeksikan produksi, BPS Riau juga memperkirakan luas panen padi pada awal tahun 2025. Luas panen padi pada Januari 2025 diperkirakan mencapai 3,68 ribu hektare, sementara potensi panen sepanjang Februari hingga April 2025 diperkirakan seluas 22,46 ribu hektare. Total luas panen padi pada sub-ronde Januari-April 2025 diperkirakan mencapai 26,14 ribu hektare, meningkat sekitar 3,91 ribu hektare (17,58 persen) dibandingkan luas panen pada periode yang sama di tahun 2024.
Dengan mempertimbangkan proyeksi luas panen dan produktivitas, BPS Riau memperkirakan total potensi produksi padi pada sub-ronde Januari-April 2025 mencapai 106,39 ribu ton GKG. Angka ini menunjukkan kenaikan sekitar 24,79 ribu ton GKG (30,39 persen) dibandingkan tahun 2024. Proyeksi ini menunjukkan optimisme terhadap peningkatan produksi padi di Riau pada tahun 2025.
Secara keseluruhan, data BPS Riau menunjukkan tren positif dalam produksi padi di Provinsi Riau. Meskipun terdapat fluktuasi produksi sepanjang tahun, peningkatan luas panen dan produksi secara keseluruhan menunjukkan keberhasilan upaya peningkatan produksi padi di Riau. Namun, perlu upaya berkelanjutan untuk menjaga stabilitas produksi dan meningkatkan produktivitas padi di masa mendatang.