PT Timah Raup Untung Rp116,86 Miliar di Kuartal I 2025: Kenaikan Permintaan Timah Picu Lonjakan Laba
PT Timah Tbk berhasil membukukan laba bersih Rp116,86 miliar di kuartal I 2025, didorong peningkatan permintaan timah global dan harga logam timah yang tinggi.
PT Timah Tbk berhasil mencatatkan kinerja positif pada kuartal I tahun 2025 dengan laba bersih mencapai Rp116,86 miliar. Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya permintaan timah secara global, terutama untuk memenuhi kebutuhan industri elektronik dan mobil listrik. Hal ini terjadi di tengah terbatasnya pasokan timah dunia akibat gangguan produksi di beberapa negara penghasil timah utama.
Menurut Departemen Head Corporate Communication PT Timah, Anggi Siahaan, permintaan timah tetap tinggi di kuartal I 2025. Namun, pasokan global yang terbatas menjadi faktor pendorong harga timah. Gangguan produksi di Indonesia, Myanmar, dan Republik Demokratik Kongo turut berkontribusi terhadap kelangkaan pasokan ini. Kondisi ini memberikan dampak positif bagi PT Timah, yang mampu memanfaatkan tingginya permintaan dan harga timah yang relatif stabil.
Fluktuasi harga timah memang terjadi, namun tetap berada dalam kisaran yang menguntungkan PT Timah. Ketidakpastian kebijakan tarif dagang AS menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi fluktuasi tersebut. Meskipun demikian, harga timah masih mengikuti tren logam dasar lainnya, dipengaruhi oleh prospek ekonomi makro global. Kondisi ini menunjukkan bahwa kinerja PT Timah tetap resilien meskipun menghadapi tantangan global.
Analisis Harga dan Persediaan Timah
Harga rata-rata logam timah Cash Settlement Price London Metal Exchange (LME) di kuartal I 2025 tercatat sebesar USD31.804,37 per metrik ton. Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 21,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang hanya mencapai USD26.235,87 per metrik ton. Proyeksi harga timah versi Bloomberg memperkirakan harga akan berada di kisaran USD29.000 hingga USD33.000 per metrik ton.
Persediaan timah di gudang LME pada akhir Maret 2025 juga mengalami penurunan signifikan. Tercatat hanya 3.050 ton, turun 35,9 persen dari awal tahun 2025 yang mencapai 4.760 ton. Penurunan persediaan ini semakin memperkuat posisi PT Timah di tengah tingginya permintaan global.
Data dari CRU Tin Monitor menunjukkan pertumbuhan produksi logam timah global di kuartal I 2025 diperkirakan naik 7,4 persen (YoY) menjadi 87.759 ton. Namun, konsumsi logam timah global juga mengalami peningkatan, yaitu naik 1,2 persen (YoY) menjadi 92.890 ton. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun produksi meningkat, permintaan tetap lebih tinggi, sehingga harga timah tetap terjaga.
Prospek Ke Depan PT Timah
Kinerja positif PT Timah di kuartal I 2025 menunjukkan prospek yang menjanjikan. Meningkatnya permintaan timah untuk industri elektronik dan mobil listrik, dikombinasikan dengan terbatasnya pasokan global, menjadi faktor kunci keberhasilan perusahaan. Meskipun fluktuasi harga timah masih mungkin terjadi, PT Timah tampaknya berada dalam posisi yang kuat untuk menghadapi tantangan di masa mendatang.
Ke depan, PT Timah perlu terus memantau perkembangan pasar global dan mengoptimalkan strategi produksi dan penjualan untuk mempertahankan kinerja positifnya. Penting juga bagi perusahaan untuk berinvestasi dalam inovasi dan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing di pasar internasional. Dengan strategi yang tepat, PT Timah berpotensi untuk terus mencatatkan pertumbuhan laba yang signifikan di tahun-tahun mendatang.
Secara keseluruhan, kinerja PT Timah di kuartal I 2025 menunjukkan tren positif yang didorong oleh faktor fundamental pasar timah global. Perusahaan berhasil memanfaatkan peluang yang ada dan membuktikan ketahanan bisnisnya di tengah tantangan global. Ke depannya, PT Timah perlu terus berinovasi dan mengoptimalkan strategi bisnis untuk mempertahankan momentum pertumbuhan yang telah dicapai.