Pupuk Indonesia Dorong Kolaborasi Global untuk Ketahanan Pangan
PT Pupuk Indonesia tekankan pentingnya kolaborasi internasional dalam menjaga ketahanan pangan nasional dan regional, seiring peringkatnya sebagai produsen pupuk terbesar keenam dunia.
PT Pupuk Indonesia (Persero) menekankan pentingnya kolaborasi global untuk mengamankan ketahanan pangan nasional dan regional. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, dalam forum industri pupuk terbesar di Asia yang berlangsung di Denpasar, Bali. Forum ini dihadiri oleh pelaku usaha, asosiasi, dan pemerintah dari berbagai negara. Pernyataan tersebut disampaikan pada Selasa, 29 April 2023.
Dalam forum tersebut, Rahmad Pribadi menyoroti tantangan krisis pangan global, disrupsi rantai pasok, dan perubahan iklim yang membutuhkan kerja sama internasional yang kuat. Ia juga menekankan bahwa forum ini bukan sekadar konferensi, melainkan platform untuk membangun jejaring dan memperkuat kerja sama antar negara di bidang industri pupuk.
Sebagai produsen pupuk terbesar keenam di dunia, Pupuk Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga stabilitas pasokan pupuk, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di tingkat regional. Rahmad Pribadi menyatakan bahwa "Ketahanan pangan nasional dan regional hanya dapat dicapai bila rantai pasoknya stabil dan kita memiliki visi bersama." Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dalam mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Kolaborasi untuk Ketahanan Pasokan Pupuk
Pupuk Indonesia, sebagai pemimpin pasar di Asia Pasifik dan Timur Tengah-Afrika Utara, mempunyai visi untuk menjadi perusahaan agrosolusi dan petrokimia terintegrasi berkelas dunia. Saat ini, perusahaan mengoperasikan lima kawasan industri pupuk dengan kapasitas produksi yang signifikan. Namun, ketergantungan pada impor bahan baku seperti fosfat dan potash menjadi tantangan tersendiri.
Oleh karena itu, Pupuk Indonesia aktif menjalin dialog dan kolaborasi internasional untuk memastikan ketersediaan bahan baku pupuk. Rahmad Pribadi menjelaskan, "Kita tahu bahwa tidak semua kebutuhan pupuk bisa dipenuhi dari dalam negeri, seperti fosfat dan potash. Maka melalui forum seperti ini, kami menjalin dialog dan kolaborasi untuk memastikan ketersediaan bahan baku tetap aman sebagai bagian dari strategi swasembada pangan." Hal ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam menjaga ketahanan pasokan pupuk.
Untuk memperkuat ketahanan pasokan, Pupuk Indonesia juga memperluas kemitraan strategis di tingkat regional dan global, serta mengakselerasi pembangunan fasilitas produksi di dalam negeri. Langkah ini bertujuan untuk menjaga feedstock security dan menjamin ketersediaan pupuk bagi petani Indonesia.
Modernisasi Industri dan Pembangunan Infrastruktur
Pupuk Indonesia juga berkomitmen untuk memodernisasi industri pupuk melalui berbagai program, termasuk revitalisasi Pabrik Pusri IIIB dan revamping pabrik Amonia PKT II. Program ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi energi dan kapasitas produksi.
Selain itu, pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) pabrik pupuk di Fakfak, Papua Barat, merupakan langkah konkret untuk memperkuat distribusi pupuk di wilayah timur Indonesia. Rahmad Pribadi menambahkan, "Revitalisasi ini bukan sekadar soal efisiensi. Ini adalah cara kami menjaga keterjangkauan harga pupuk dan menyesuaikan kapasitas produksi dengan pertumbuhan kebutuhan pangan Indonesia yang terus meningkat. Ketahanan pangan butuh dukungan dari sisi hulu secara konsisten dan berkelanjutan."
Modernisasi dan pembangunan infrastruktur ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai hub strategis dalam rantai pasok pupuk regional.
Dengan kapasitas produksi urea dan NPK yang besar, Pupuk Indonesia berkontribusi signifikan terhadap ketahanan pangan nasional. Namun, tantangan global seperti krisis pangan dan perubahan iklim membutuhkan kolaborasi internasional yang lebih erat untuk memastikan akses pupuk yang terjangkau dan berkelanjutan bagi petani di seluruh dunia.
Semua inisiatif yang dilakukan Pupuk Indonesia membuka peluang kemitraan global untuk mewujudkan industri pupuk dan petrokimia yang lebih hijau, tangguh, dan inklusif. Kolaborasi menjadi kunci utama dalam mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan, baik di tingkat nasional maupun regional.