Ramon Y Tungka: Waspada Bahaya Sampah Elektronik, Yuk Bijak Kelola Limbah!
Aktor Ramon Y Tungka menyoroti pentingnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah elektronik untuk mengurangi dampak bahaya limbah bagi kesehatan dan lingkungan.
Jakarta, 27 Februari 2024 - Aktor dan aktivis lingkungan, Ramon Y Tungka, menyuarakan keprihatinan akan tingginya volume sampah elektronik di Indonesia dan menyerukan peningkatan kesadaran masyarakat dalam pengelolaannya. Ia menekankan bahaya menumpuk barang elektronik bekas di rumah, serta perlunya edukasi dan solusi praktis untuk mengatasi masalah ini. Ramon juga mendorong pemerintah dan pemangku kepentingan untuk berperan aktif dalam menciptakan sistem pengelolaan sampah elektronik yang berkelanjutan.
Dalam konferensi pers Gerakan Jaga Bumi di Jakarta, Kamis lalu, Ramon menjelaskan dampak serius dari penumpukan sampah elektronik di rumah tangga. "Untuk level rumah tangga, kita harus paham dulu bahayanya apabila menumpuk barang-barang elektronik yang sudah tidak terpakai," ujarnya. Ia memperingatkan akan paparan bahan kimia berbahaya yang terkandung dalam limbah elektronik, yang dapat membahayakan kesehatan jika tertumpuk di rumah.
Ramon menekankan pentingnya edukasi dan penyediaan wadah pembuangan sampah elektronik yang tepat. "Ketika pemahamannya sudah lengkap, sudah tahu bahayanya sampah elektronik, saya rasa untuk menekan laju sampah elektronik ini bisa berkurang," katanya. Ia menambahkan bahwa solusi ini haruslah praktis dan mudah diakses oleh masyarakat luas agar efektif.
Pentingnya Kesadaran dan Edukasi Masyarakat
Ramon Y Tungka menjelaskan bahwa membangun kesadaran masyarakat merupakan langkah krusial dalam mengurangi volume sampah elektronik. Edukasi tentang bahaya limbah elektronik dan cara pengelolaannya yang tepat harus digencarkan. Hal ini penting agar masyarakat memahami risiko kesehatan dan lingkungan yang ditimbulkan oleh penumpukan sampah elektronik di rumah atau di tempat pembuangan akhir (TPA).
Ia juga menyoroti pentingnya pendekatan ekonomi dalam pengelolaan sampah elektronik. "Pasti masyarakat itu kan pendekatannya selalu nilai ekonomi," kata Ramon. Oleh karena itu, edukasi harus dibarengi dengan upaya menciptakan nilai ekonomi berkelanjutan dari daur ulang sampah elektronik, sehingga masyarakat termotivasi untuk turut serta dalam proses pengelolaan yang bertanggung jawab.
Ramon memberikan contoh praktis, yaitu dengan tidak membiarkan gawai-gawai yang rusak atau tidak terpakai menumpuk di rumah. "Gawai-gawai yang mungkin sudah tidak terpakai atau rusak itu jangan dibiarkan menumpuk di rumah, karena jika menumpuk di rumah, di situ terdapat beberapa komponen kimiawi yang memang membahayakan bila tertumpuk," jelasnya. Ia mengingatkan akan potensi korsleting atau kebocoran yang dapat terjadi akibat penumpukan tersebut.
Peran Pemerintah dan Pemangku Kepentingan
Ramon Y Tungka juga menekankan peran penting pemerintah dan pemangku kepentingan dalam mengatasi masalah sampah elektronik. Pemerintah perlu membangun kepekaan masyarakat tentang bahaya sampah elektronik dan menyediakan infrastruktur yang memadai untuk pengelolaannya. Hal ini termasuk menyediakan tempat pengumpulan sampah elektronik yang mudah diakses dan sistem daur ulang yang efisien.
Data dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menunjukkan bahwa Indonesia menghasilkan dua juta ton sampah elektronik setiap tahun, namun hanya sekitar 17,4 persen yang dikelola dengan baik melalui sistem daur ulang resmi. Ini menunjukkan betapa besarnya tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan sampah elektronik di Indonesia. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sangatlah penting untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan.
Pemerintah perlu membuat kebijakan yang mendorong daur ulang sampah elektronik, memberikan insentif bagi perusahaan yang terlibat dalam daur ulang, dan meningkatkan pengawasan terhadap pembuangan sampah elektronik yang tidak bertanggung jawab. Dengan demikian, pengelolaan sampah elektronik yang efektif dapat terwujud.
Kesimpulan
Pengelolaan sampah elektronik membutuhkan kesadaran dan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Edukasi, penyediaan infrastruktur yang memadai, dan kebijakan pemerintah yang mendukung merupakan kunci keberhasilan dalam mengurangi dampak negatif sampah elektronik terhadap lingkungan dan kesehatan. Mari bersama-sama menjaga bumi dengan bijak mengelola sampah elektronik.