RI Perkuat Transisi Energi Hijau Lewat Kolaborasi Asia Zero Emission Community (AZEC)
Indonesia dan Jepang sepakat memperkuat kerja sama transisi energi dan ekonomi hijau melalui kolaborasi Asia Zero Emission Community (AZEC), dengan fokus pada pengembangan energi terbarukan dan proyek-proyek infrastruktur.
Jakarta, 23 Februari 2024 - Indonesia semakin gencar mendorong transisi energi dan ekonomi hijau melalui kerja sama yang erat dengan Asia Zero Emission Community (AZEC). Hal ini ditegaskan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam pertemuannya dengan Chairman Japan Bank for International Cooperation (JBIC), Tadashi Maeda, dan Ambassador for the promotion of the AZEC, Takio Yamada, di Jakarta.
Pertemuan tersebut membahas sejumlah proyek strategis, termasuk percepatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh di Sumatera Barat. Proyek ini merupakan salah satu poin penting yang disepakati oleh Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Jepang dalam pertemuan mereka pada Januari lalu. Airlangga menekankan pentingnya merealisasikan komitmen kedua kepala negara untuk pengembangan dan implementasi proyek-proyek unggulan dalam kerangka AZEC.
Kerja sama ini tidak hanya berfokus pada PLTP Muara Laboh, tetapi juga mencakup berbagai proyek energi terbarukan lainnya. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dan mencapai target net-zero emission. Dukungan Jepang, khususnya melalui JBIC, menjadi kunci dalam merealisasikan ambisi tersebut.
Kerja Sama RI-Jepang untuk Transisi Energi
Chairman JBIC, Tadashi Maeda, memaparkan kemajuan kerja sama JBIC di Indonesia, terutama dalam transisi energi. Salah satu contohnya adalah kerja sama pengembangan transmisi Jawa-Sumatera bersama PLN. Maeda juga menjelaskan rencana strategis energi terbarukan Jepang hingga tahun 2040 dan berharap mendapat dukungan Indonesia untuk implementasinya.
Sementara itu, Ambassador Yamada menyampaikan apresiasi atas dukungan Indonesia terhadap AZEC. Ia juga menekankan pentingnya Ministerial Meeting selanjutnya untuk mendorong realisasi proyek-proyek kerja sama. Airlangga menyambut baik inisiatif tersebut dan mendorong implementasi proyek-proyek yang telah direncanakan, termasuk proyek PLTS di Riau, transmisi ASEAN Powergrid, serta pengembangan energi dari kelapa sawit sebagai bahan bakar penerbangan.
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengatasi berbagai tantangan dalam pengembangan proyek-proyek tersebut. Airlangga menegaskan komitmen untuk memfasilitasi proses debottlenecking guna mempercepat pelaksanaan proyek, dengan menjadikan proyek PLTSa Legok Nangka sebagai proyek percontohan.
Kategori Proyek AZEC di Indonesia
Pertemuan tersebut juga membahas hasil Expert Group Meeting terkait kategorisasi proyek AZEC di Indonesia. Proyek-proyek dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
- Kategori I (Proyek Komersial Siap Dilaksanakan): PLTP Muara Laboh, PLTSa Legok Nangka, dan Pengembangan Sustainable Aviation Fuel (SAF).
- Kategori II (Proyek Potensial Siap Dikomersialkan): PLTA Kayan, pengelolaan lahan gambut, dan jaringan transmisi Jawa-Sumatera.
- Kategori III (Pilot Project dan Inisiatif): Teknologi baru untuk tenaga panas bumi, produksi amonia hijau, pengembangan hidrogen untuk transportasi, dan pengembangan produksi Biofuel/Bioavtur.
Airlangga menyatakan komitmen untuk meningkatkan proyek-proyek di kategori II dan III menjadi kategori I agar manfaatnya bagi perekonomian Indonesia dapat segera dirasakan.
Kerja sama Indonesia dan Jepang dalam kerangka AZEC menandai langkah signifikan dalam upaya transisi energi dan pembangunan ekonomi hijau di Indonesia. Komitmen bersama untuk mengatasi tantangan dan percepatan implementasi proyek-proyek strategis akan menentukan keberhasilan inisiatif ini dalam mewujudkan target emisi nol karbon.