Rupiah Diperkirakan Menguat Terbatas, Investor Menanti Data Ekonomi AS
Nilai tukar rupiah diperkirakan menguat terbatas di kisaran Rp16.650-Rp16.800 per dolar AS seiring harapan atas perundingan tarif AS dan antisipasi data ekonomi penting AS pekan ini.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan menguat terbatas pada kisaran Rp16.650 hingga Rp16.800. Hal ini disampaikan oleh analis mata uang dan komoditas Doo Financial Futures, Lukman Leong, di Jakarta pada Rabu, 30 April. Penguatan ini didorong oleh harapan atas hasil perundingan kebijakan tarif AS dan sikap wait and see investor yang menantikan data ekonomi penting AS pekan ini.
Menurut Lukman, "Rupiah diperkirakan akan datar/berkonsolidasi dengan kecenderungan menguat terbatas oleh harapan pada perundingan tarif." Pernyataan ini muncul setelah Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, mengumumkan beberapa kesepakatan dengan negara-negara yang belum disebutkan namanya, salah satunya kemungkinan India. Kesepakatan ini menimbulkan optimisme di pasar, meskipun masih bersifat spekulatif.
Namun, sentimen positif tersebut diimbangi oleh sikap wait and see investor yang tengah menunggu rilis data ekonomi AS. Data-data ini dinilai krusial untuk menentukan arah pergerakan rupiah selanjutnya. Data ekonomi AS yang dinantikan meliputi pertumbuhan ekonomi (PDB), data manufaktur, dan data pekerjaan non-farm payroll (NFP).
Data Ekonomi AS yang Dinantikan
Lukman memprediksi perlambatan ekonomi AS. "Semuanya akan melamban, PDB (produk domestik bruto) diperkirakan akan tumbuh lebih lambat kuartal I di 0,4 persen (dibandingkan 2,4 persen kuartal sebelumnya), manufaktur terkontraksi lebih jauh di 48 (dibandingkan 49 sebelumnya), serta NFP diperkirakan akan menambahkan 130 ribu pekerjaan (228 ribu bulan sebelumnya)," jelasnya. Data pertumbuhan ekonomi AS akan dirilis malam ini, data manufaktur pada Kamis (1/5/2025), dan data NFP pada Jumat (2/5/2025).
Prediksi perlambatan ekonomi AS ini cukup signifikan karena dapat mempengaruhi daya tarik investasi di AS dan secara tidak langsung berdampak pada nilai tukar rupiah. Jika data ekonomi AS menunjukkan hasil yang lebih buruk dari perkiraan, maka potensi penguatan rupiah bisa terbatas, bahkan berbalik melemah.
Sebaliknya, jika data ekonomi AS lebih baik dari perkiraan, maka rupiah berpotensi menguat lebih signifikan. Namun, investor tetap bersikap hati-hati mengingat ketidakpastian yang masih ada.
Pengaruh Perundingan Tarif AS
Perundingan tarif AS juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi pergerakan rupiah. Meskipun detail kesepakatan masih belum diungkapkan, potensi kesepakatan tersebut memberikan sentimen positif bagi pasar. Namun, dampaknya terhadap nilai tukar rupiah masih perlu dipantau lebih lanjut.
Ketidakpastian mengenai detail kesepakatan ini membuat investor cenderung menunggu dan mengamati perkembangan selanjutnya sebelum mengambil keputusan investasi yang lebih besar. Hal ini dapat menjelaskan mengapa penguatan rupiah diperkirakan terbatas.
Secara keseluruhan, pergerakan nilai tukar rupiah masih dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal dan internal. Oleh karena itu, diperlukan analisis yang komprehensif untuk memahami dinamika pergerakannya.
Pada pembukaan perdagangan Rabu pagi di Jakarta, nilai tukar rupiah menguat sebesar 46 poin atau 0,27 persen menjadi Rp16.715 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.761 per dolar AS. Penguatan ini menunjukkan respon positif pasar terhadap harapan atas perundingan tarif AS, meskipun masih terbatas.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, pergerakan nilai tukar rupiah diprediksi akan tetap fluktuatif dalam beberapa hari ke depan. Harapan atas perundingan tarif AS dan antisipasi data ekonomi penting AS pekan ini akan menjadi faktor penentu utama. Investor disarankan untuk tetap waspada dan memantau perkembangan situasi ekonomi global dan domestik.