Total Belanja Makan Bergizi Gratis Lampung Capai Rp191,59 Juta di Januari 2025
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Lampung telah menghabiskan Rp191,59 juta hingga Januari 2025, menjangkau 12.735 siswa di 70 sekolah, dengan rencana integrasi dengan program bantuan sosial lainnya.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Provinsi Lampung telah berjalan hingga akhir Januari 2025 dengan total anggaran belanja harian mencapai Rp191,59 juta. Program ini telah memberikan manfaat kepada 12.735 siswa di 70 sekolah yang tersebar di lima kecamatan di Lampung. Anggaran yang digunakan berkisar antara Rp8.000 hingga Rp10.000 per siswa per porsi makan siang.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Lampung, Mohammad Dody Fachrudin, menyampaikan informasi ini pada Kamis lalu di Bandarlampung. Ia menjelaskan bahwa program MBG telah melibatkan berbagai pihak, termasuk pemasok pangan, ahli gizi, pemerintah daerah, TNI, dan Polri, untuk memastikan kelancaran distribusi makanan ke sekolah-sekolah.
Keberhasilan program ini dalam meningkatkan akses pangan bergizi bagi siswa sekolah merupakan langkah positif. Namun, Dody Fachrudin juga menekankan perlunya peningkatan di beberapa aspek untuk optimalisasi program ke depannya. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memastikan pemenuhan gizi bagi siswa usia sekolah.
Peningkatan dan Perluasan Program MBG Lampung
Mohammad Dody Fachrudin memaparkan beberapa poin penting yang perlu ditingkatkan dalam program MBG. Dari sisi operasional, peningkatan sumber bahan pangan, kapasitas distribusi, dan percepatan administrasi keuangan antara Badan Gizi Nasional (BGN) dengan mitra pemasok pangan perlu diperkuat. Hal ini bertujuan untuk memastikan kelancaran program dan menghindari hambatan di masa mendatang.
Selain itu, perluasan cakupan wilayah dan optimalisasi penentuan sasaran penerima manfaat, khususnya bagi kelompok rentan, juga menjadi fokus perhatian. Dengan demikian, program MBG dapat menjangkau lebih banyak siswa yang membutuhkan dan memberikan dampak yang lebih efektif. Penguatan aspek-aspek ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas program.
Program MBG diharapkan tidak hanya meringankan beban pengeluaran makan siang bagi rumah tangga miskin, tetapi juga memberikan manfaat gizi yang lebih luas bagi siswa sekolah dan kelompok rentan lainnya. Dengan demikian, program ini dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Integrasi dengan Program Bantuan Sosial Lainnya
Sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi dan jangkauan program, Dody Fachrudin menyarankan integrasi Program MBG dengan program bantuan sosial lainnya. Integrasi dengan Program Keluarga Harapan (PKH) dan Program Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) dapat memperluas manfaat bagi kelompok rentan dan memperkuat keberlanjutan program.
Integrasi antar program ini memungkinkan strategi yang lebih holistik dan terarah dalam penyaluran bantuan. Evaluasi berkelanjutan dan dukungan lintas sektoral juga akan menjadi kunci keberhasilan integrasi ini. Dengan demikian, program bantuan sosial dapat saling mendukung dan memberikan manfaat yang lebih maksimal bagi masyarakat.
Melalui sinergi antar program, diharapkan potensi manfaat dan efisiensi kebijakan pangan kepada masyarakat dapat lebih luas. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi angka kemiskinan.
Dengan adanya evaluasi dan peningkatan yang berkelanjutan, Program Makan Bergizi Gratis di Lampung diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi para siswa dan masyarakat Lampung.