Waspada! BPBD Jember Imbau Warga Antisipasi Longsor di Ledokombo
BPBD Jember mengimbau warga Ledokombo untuk waspada potensi longsor berdasarkan peringatan dini BMKG terkait cuaca ekstrem dan kondisi tanah yang rawan longsor di wilayah tersebut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember mengingatkan warga Kecamatan Ledokombo akan potensi bencana tanah longsor. Peringatan ini dikeluarkan menyusul surat resmi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang memprediksi cuaca ekstrem dan berpotensi longsor di beberapa wilayah Jawa Timur, termasuk Ledokombo.
Kepala BPBD Jember, Widodo Julianto, pada Minggu lalu, mengimbau masyarakat, Desa Tanggap Bencana (Destana), relawan, dan Muspika Ledokombo untuk selalu memantau kondisi lingkungan sekitar. Langkah ini krusial dalam upaya mitigasi bencana dan pengurangan risiko.
Imbauan ini dilatarbelakangi surat peringatan dini BMKG kepada Penjabat Gubernur Jawa Timur. Surat tersebut merinci hasil pemetaan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, yang menunjukkan beberapa daerah di Jawa Timur berpotensi longsor, dengan tingkat risiko menengah hingga tinggi. Ledokombo, Jember, termasuk dalam daftar wilayah rawan longsor skala menengah.
Daerah lain yang juga berisiko, menurut BMKG, antara lain Arjosari (Pacitan), Pujon (Malang), Junrejo (Kota Batu), dan Binakal (Bondowoso). Arjosari, Pujon, dan Junrejo bahkan teridentifikasi sebagai zona rawan longsor skala tinggi. Prediksi BMKG ini berlaku untuk periode 26-30 Januari 2025.
Sebagai respons atas prediksi tersebut, BMKG merekomendasikan berbagai langkah antisipasi. Pemerintah daerah, instansi terkait, dan masyarakat diimbau untuk selalu siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.
Lebih lanjut, BMKG memberikan panduan spesifik untuk mencegah longsor. Masyarakat diminta menghindari area rawan longsor saat hujan, tidak melakukan penggalian di lereng, dan memastikan saluran drainase berfungsi optimal. Jika ada tanda-tanda longsor seperti retakan tanah atau lereng yang menggembung, segera mengungsi dan melapor pada pihak berwenang.
Masyarakat juga perlu memperhatikan tanda-tanda awal longsor lainnya, seperti rembesan air dari lereng, pohon miring, dan kesulitan membuka pintu atau jendela rumah yang dekat lereng. Partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan, khususnya saluran drainase, juga sangat penting. Membangun rumah dekat tebing yang rawan longsor harus dihindari.
Widodo Julianto menambahkan imbauan khusus menjelang libur panjang. Masyarakat diminta waspada dan menghindari tempat wisata yang berpotensi bencana seperti banjir, pohon tumbang, dan longsor. Pentingnya pengelolaan lingkungan yang bijak kembali ditekankan untuk mencegah bencana di masa mendatang.
Kesimpulannya, kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat sangat penting dalam menghadapi potensi bencana tanah longsor di Ledokombo. Kerja sama antara pemerintah, relawan, dan masyarakat menjadi kunci efektifitas mitigasi bencana.