Indonesia: Ekosistem Digital Berkelanjutan, Kunci Kepemimpinan AI ASEAN?
Meutya Hafid optimistis ekosistem digital Indonesia yang berkelanjutan akan menjadikan Indonesia pemimpin kecerdasan buatan (AI) di ASEAN, ditopang investasi besar, pertumbuhan ekonomi digital yang pesat, dan strategi pemerintah yang komprehensif.
Jakarta, 30 Januari 2024 - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Meutya Hafid mengungkapkan keyakinan Indonesia berpotensi besar menjadi pemimpin teknologi kecerdasan buatan (AI) di kawasan ASEAN. Hal ini didorong oleh perkembangan pesat ekosistem digital Indonesia yang berkelanjutan.
Dalam diskusi bertajuk 'Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia', Meutya menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang tinggi dan berkelanjutan menjadi kunci. Indonesia saat ini bahkan menjadi tujuan investasi digital terbesar kedua di ASEAN, menunjukkan daya tarik yang signifikan bagi investor global.
Potensi besar ini diperkuat dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia mencapai US$ 90 miliar pada 2024. Dominasi sektor e-commerce di ASEAN juga menjadi bukti nyata, dengan pangsa pasar mencapai 40 persen atau senilai US$ 77 miliar di tahun 2023.
Meutya menekankan pentingnya pengembangan teknologi AI untuk meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global. Minat terhadap AI juga terus meningkat di berbagai wilayah, mulai dari Jakarta hingga Kalimantan Timur dan Kepulauan Riau. Ini mengindikasikan Indonesia tidak hanya mengadopsi teknologi AI, tetapi juga aktif membangun ekosistem inovasinya.
Pemerintah, melalui Kementerian Kominfo, berkomitmen memperkuat ekosistem digital ini. Tujuannya untuk memanfaatkan AI demi kepentingan bangsa dan meningkatkan daya saing internasional. "Saya telah meminta jajaran Kemkominfo untuk terus memperkuat transformasi digital agar lebih bermakna menuju kedaulatan dan kemandirian digital Indonesia," tegas Meutya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah telah merumuskan tiga strategi utama: peningkatan ekosistem digital, penguatan riset dan inovasi, serta kemitraan lintas sektor. Strategi pertama fokus pada pemerataan infrastruktur dan akses teknologi, termasuk pembangunan jaringan broadband nasional dan adopsi teknologi 5G.
Strategi kedua menekankan pada penguatan riset dan inovasi, khususnya pengembangan teknologi AI yang terbuka dan terjangkau. Kemitraan dengan universitas dan lembaga riset menjadi kunci dalam mendorong inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Sementara itu, strategi ketiga mendorong kolaborasi sektor publik dan swasta untuk mempercepat adopsi teknologi digital.
Salah satu contoh nyata kolaborasi ini adalah program UMKM Level Up, yang bertujuan membantu usaha kecil dan menengah (UMKM) mengakses teknologi digital dan pasar ekspor. Pemerintah juga fokus membangun ruang digital yang aman, inklusif, dan terpercaya, melibatkan partisipasi masyarakat dan memastikan pemanfaatan teknologi yang bertanggung jawab.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip inklusi, pemberdayaan, dan kepercayaan, Indonesia berupaya mencapai kemandirian digital pada 2045. "Upaya ini akan menjadi landasan bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan menjadikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi digital terkemuka di Asia Tenggara," tutup Meutya.