10 Kura-kura Rote Dilepasliarkan di Pulau Rote, Upaya Selamatkan Spesies Hampir Punah
BBKSDA NTT dan WCS-IP melepasliarkan 10 kura-kura Rote ke habitat aslinya di Danau Lendeoen dan Ledulu, Pulau Rote, sebagai upaya pelestarian spesies yang hampir punah.

Sebanyak 10 ekor kura-kura Rote (Chelodina mccordi), terdiri dari delapan jantan dan dua betina, telah dilepasliarkan ke habitat aslinya di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pelepasliaran yang dilakukan pada Sabtu, 10 Mei 2024 ini merupakan hasil kolaborasi antara Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT dan Wildlife Conservation Society-Indonesia Program (WCS-IP). Kegiatan ini bertujuan untuk menyelamatkan spesies kura-kura yang hampir punah ini dari ancaman kepunahan.
Kepala BBKSDA NTT, Adhi Nurul Hadi, menjelaskan bahwa ke-10 kura-kura tersebut telah melalui proses seleksi kesehatan dan kesiapan individu sebelum dilepasliarkan. "10 ekor ini telah melalui seleksi kesehatan dan kesiapan individu, sehingga dinyatakan siap untuk dilepasliarkan ke habitatnya," katanya. Lima ekor kura-kura dilepasliarkan di Danau Lendeoen dan lima ekor lainnya di Danau Ledulu, dua danau yang menjadi habitat alami kura-kura Rote.
Proses pelepasliarkan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Mandai Nature, kelompok masyarakat setempat, dan Pemerintah Daerah Kabupaten Rote Ndao. Hal ini menunjukkan komitmen bersama dalam upaya konservasi kura-kura Rote. Wakil Bupati Rote Ndao, Apremoi D Dethan, menyampaikan apresiasi atas upaya konservasi ini dan menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam pelestarian spesies endemik yang terancam punah tersebut.
Upaya Konservasi dan Kolaborasi
Sebelum pelepasliarkan, BBKSDA NTT, WCS-IP, Mandai Nature, dan masyarakat telah melakukan berbagai kegiatan konservasi di Pulau Rote. Kegiatan tersebut meliputi peninjauan program konservasi, serta penguatan peran masyarakat dalam pelestarian spesies endemik ini. Pemerintah Kabupaten Rote Ndao juga berkomitmen untuk mengembangkan potensi wisata di Danau Lendeoen dan Danau Ledulu, serta memulihkan danau-danau lain sebagai habitat kura-kura Rote.
Selain pelepasliarkan, tim juga melakukan monitoring rutin terhadap populasi kura-kura Rote. Monitoring meliputi pengukuran kualitas air, pengukuran fisik kura-kura, eradikasi musuh alami, dan patroli di sekitar danau. Hal ini bertujuan untuk memastikan keberhasilan program pelepasliarkan dan keberlangsungan hidup kura-kura Rote di habitat aslinya.
Kegiatan monitoring dan evaluasi ini sangat penting untuk memastikan keberhasilan program konservasi jangka panjang. Data yang dikumpulkan akan digunakan untuk mengukur efektivitas upaya konservasi dan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi kura-kura Rote dari ancaman perburuan, perdagangan ilegal, dan kerusakan habitat.
Langkah Penting dalam Pelestarian Spesies
Pelepasliaran kura-kura Rote ini menandai langkah penting dalam upaya penyelamatan spesies yang hampir punah. Kolaborasi antara pemerintah, lembaga konservasi, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan upaya ini. Sinergi yang kuat di antara berbagai pihak diharapkan dapat memastikan keberhasilan program konservasi dan keberlangsungan hidup kura-kura Rote di alam liar.
Dengan adanya sinergi ini, diharapkan kura-kura Rote dapat kembali berkembang biak secara alami di habitat aslinya. Lebih jauh lagi, upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melindungi satwa endemik dari ancaman perburuan, perdagangan ilegal, dan kerusakan habitat. Melalui kerjasama dan komitmen bersama, diharapkan populasi kura-kura Rote dapat meningkat dan terhindar dari kepunahan.
Upaya pelestarian kura-kura Rote ini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi yang efektif antara pemerintah, lembaga konservasi, dan masyarakat dapat memberikan dampak positif dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia. Semoga keberhasilan ini dapat menginspirasi upaya konservasi serupa untuk spesies-spesies langka lainnya.