100 Hari Kerja BP Taskin: Fokus Internal dan Pemetaan Kemiskinan Daerah
Dalam 100 hari pertama, BP Taskin fokus pada penataan internal, pemetaan kemiskinan daerah, dan membangun kerjasama untuk program pengentasan kemiskinan, menargetkan penurunan angka kemiskinan hingga di bawah 6 persen pada 2029.

Jakarta, 25 Januari 2025 – Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) baru saja melewati 100 hari kerja. Kepala BP Taskin, Budiman Sudjatmiko, mengungkapkan prioritas utama selama periode tersebut adalah konsolidasi internal dan pemetaan kebutuhan di daerah untuk program pengentasan kemiskinan. Hal ini disampaikannya saat ditemui di Jakarta.
Sebagai lembaga baru yang terbentuk di pemerintahan Prabowo Subianto, BP Taskin memfokuskan upaya awal pada penyusunan Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK). Budiman menjelaskan penyelesaian SOTK tinggal menunggu penomoran dari kementerian terkait dan ditargetkan rampung dalam waktu dekat.
Setelah SOTK terbit, BP Taskin akan segera menerbitkan peraturan untuk menjalankan program-program pengentasan kemiskinan dan membuka rekrutmen pegawai. Saat ini, struktur BP Taskin masih diisi oleh pejabat eselon 1-2 dan beberapa pegawai, sehingga semua proses berjalan bertahap.
Meskipun masih dalam tahap awal, BP Taskin telah menyelesaikan 90 persen draf Rencana Induk Pengentasan Kemiskinan 2024-2029. Namun, peluncuran rencana induk tersebut akan menunggu diterbitkannya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dari Bappenas.
Sejak dilantik pada 22 Oktober 2024, Budiman dan Wakil Ketua BP Taskin, Nanik S Deyang, aktif berkoordinasi dengan kementerian, lembaga terkait, dan pemerintah daerah untuk merancang strategi pengentasan kemiskinan yang efektif dan efisien. BP Taskin menggunakan sembilan pendekatan yang melibatkan sektor pangan, perumahan, energi terbarukan, transportasi, pendidikan, kesehatan, industri kreatif, dan industri digital.
Tujuannya adalah menciptakan ekosistem baru yang memberdayakan masyarakat miskin sebagai wirausaha dan penerima investasi. Salah satu upaya konkrit adalah kerja sama internasional dengan Cyberport Hong Kong untuk akses teknologi dan edukasi bagi 25 juta rakyat miskin Indonesia. BP Taskin terinspirasi dari keberhasilan China dalam pengentasan kemiskinan berbasis teknologi.
Namun, Budiman menekankan pentingnya implementasi yang konkret dalam waktu tiga bulan ke depan. Data BPS menunjukkan persentase penduduk miskin di Indonesia pada September 2024 sebesar 8,59 persen. Pemerintah menargetkan penurunan angka tersebut menjadi 0,38 persen pada 2025 dan di bawah 6 persen pada 2029. Kerja keras BP Taskin diharapkan dapat berkontribusi signifikan dalam pencapaian target tersebut.