BP Taskin: Bangun Desa, Kuatkan Ekonomi Nasional
BP Taskin berkomitmen membangun desa sebagai kekuatan ekonomi nasional dengan pendekatan baru yang komprehensif, beralih dari sekadar bansos ke pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) meluncurkan strategi baru untuk mengatasi kemiskinan di Indonesia. Berbeda dari pendekatan sebelumnya yang berfokus pada bantuan sosial (bansos), bantuan langsung tunai (BLT), dan program keluarga harapan (PKH), BP Taskin kini berfokus pada pembangunan ekonomi desa yang berkelanjutan. Inisiatif ini diluncurkan di Jakarta pada Rabu malam, dalam acara penutupan Rapat Koordinasi Desa Nasional 2025.
Kepala BP Taskin, Budiman Sudjatmiko, menjelaskan pergeseran strategi ini. "Kami ingin beralih dari sekadar memberikan pelampung kepada masyarakat miskin, menjadi menyiapkan perahu agar mereka bisa berlayar sendiri. Pelampung yang dimaksud ialah BLT, PKH dan bansos ini perlu diimbangi dengan langkah yang lebih berkelanjutan," ujar Budiman. Strategi ini menekankan pembangunan ekonomi desa sebagai kunci pengentasan kemiskinan.
Strategi BP Taskin melibatkan tiga pendekatan utama: identifikasi kantong-kantong kemiskinan, pembukaan akses investasi di wilayah tersebut, dan kolaborasi antara daerah miskin dan pusat-pusat ekonomi. Hal ini diharapkan dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan mengurangi kesenjangan ekonomi di Indonesia.
Sembilan Sektor Unggulan Pengentasan Kemiskinan
BP Taskin telah mengidentifikasi sembilan sektor utama sebagai penggerak ekonomi desa. Sektor-sektor ini dianggap sebagai 'perahu' yang akan membawa masyarakat keluar dari kemiskinan. Sembilan sektor tersebut meliputi industrialisasi pangan, energi baru terbarukan (EBT), perumahan, pendidikan, teknologi, industri kreatif, kesehatan, pengolahan, dan transportasi. Dengan fokus pada pengembangan sektor-sektor ini, diharapkan akan tercipta lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat desa.
Budiman Sudjatmiko juga menyoroti peran penting desa dalam strategi ini. "Desa pemain utama. Tapi, selama ini anggaran ratusan triliun rupiah dialokasikan untuk bansos dan sebagainya dan efektivitasnya masih perlu diperbaiki. Bahkan, menurut Pak Luhut (Ketua Dewan Ekonomi Nasional), 50 persen pelampungnya salah lempar," tegasnya. Pernyataan ini menyoroti inefisiensi program bantuan sosial sebelumnya dan perlunya pendekatan yang lebih terarah dan efektif.
Untuk memastikan efektivitas program, BP Taskin akan bekerja sama erat dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), kepala desa, dan perangkat desa. Kolaborasi ini akan memastikan pendampingan langsung dan berkelanjutan kepada masyarakat miskin di tingkat desa. Pendekatan yang partisipatif ini diharapkan akan meningkatkan kepemilikan dan keberlanjutan program.
Menarik Minat Investor
BP Taskin juga aktif menarik minat investor untuk berinvestasi di sembilan sektor utama pengentasan kemiskinan. Dalam beberapa bulan terakhir, BP Taskin telah melakukan pembahasan strategis dengan investor internasional dari Hongkong, Swiss, Uni Emirat Arab, dan Malaysia. Investasi ini diharapkan dapat mempercepat pembangunan ekonomi desa dan menciptakan peluang kerja yang lebih banyak.
Budiman menekankan tujuan utama BP Taskin. "Prinsipnya, BP Taskin ingin memastikan bahwa kebutuhan masyarakat miskin terpenuhi, tidak hanya dari sisi bantuan, tetapi juga dengan membangun industrinya dan memastikan mereka bisa mandiri secara ekonomi, khususnya masyarakat desa," katanya. Hal ini menunjukkan komitmen BP Taskin untuk menciptakan solusi jangka panjang bagi pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, BP Taskin berharap dapat membangun desa sebagai kekuatan ekonomi nasional dan menciptakan Indonesia yang lebih adil dan sejahtera. Program ini menjanjikan perubahan signifikan dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia, beralih dari bantuan sementara menuju pembangunan ekonomi berkelanjutan di tingkat desa.