67 Kasus Kebakaran di Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu Selama Empat Bulan, Kerugian Capai Rp18,5 Miliar
Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu mencatat 67 kasus kebakaran dari Januari hingga April 2024, dengan kerugian mencapai Rp18,5 miliar dan korban jiwa satu orang.

Sebanyak 67 kasus kebakaran terjadi di wilayah Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu selama periode Januari hingga April 2024. Data ini dihimpun oleh Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu. Kejadian tersebut mengakibatkan kerugian materiil yang signifikan dan satu korban jiwa, serta 16 orang mengalami luka-luka. Penyebab kebakaran paling dominan adalah korsleting listrik.
Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu, Gatot Sulaeman, mengungkapkan rincian data tersebut dalam keterangannya di Jakarta, Senin (5/5). Ia memaparkan bahwa dari 67 kejadian kebakaran, 40 di antaranya disebabkan oleh korsleting listrik. Penyebab lainnya meliputi kebocoran gas (6 kasus), pembakaran sampah (2 kasus), penyalaan api kembali (2 kasus), puntung rokok (6 kasus), dan faktor lain-lain (11 kasus).
Gatot menambahkan bahwa kebakaran tersebut terjadi di berbagai lokasi. Sebanyak 28 kejadian terjadi di permukiman, sembilan di bangunan umum dan perdagangan, tiga di bangunan industri, dan lima pada kendaraan bermotor. Selain itu, terdapat juga 10 kejadian akibat instalasi listrik dari luar gedung, satu dari tanaman, satu dari lapak, tujuh dari lokasi sampah, dan tiga dari penyebab lainnya. Total kerugian akibat kebakaran selama periode tersebut mencapai sekitar Rp18,5 miliar.
Penyebab Kebakaran dan Kerugian Materil
Korsleting listrik menjadi penyebab utama kebakaran di Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu selama periode Januari-April 2024, dengan total 40 kejadian. Angka ini menunjukkan betapa pentingnya pengecekan rutin instalasi listrik di rumah dan bangunan untuk mencegah terjadinya kebakaran. Selain korsleting, puntung rokok yang dibuang sembarangan juga menjadi penyebab signifikan, dengan enam kejadian tercatat.
Kerugian materiil akibat kebakaran mencapai angka yang cukup fantastis, yaitu sekitar Rp18,5 miliar. Besarnya kerugian ini menunjukkan dampak ekonomi yang signifikan dari peristiwa kebakaran. Selain kerugian materiil, kebakaran juga mengakibatkan satu korban jiwa dan 16 korban luka-luka. Hal ini menekankan pentingnya upaya pencegahan kebakaran untuk melindungi nyawa dan harta benda.
Berdasarkan data, kebakaran paling banyak terjadi pada bulan Maret dengan 25 kejadian, diikuti April (16 kejadian), Januari (14 kejadian), dan Februari (12 kejadian). Jumlah kasus kebakaran di periode 2024 ini mengalami kenaikan lima persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menunjukkan tren peningkatan yang perlu diwaspadai.
Imbauan Kewaspadaan dan Pencegahan
Gatot Sulaeman mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan berhati-hati, terutama dalam penggunaan instalasi listrik. Petugas Gulkarmat secara rutin melakukan sosialisasi dan edukasi pencegahan bahaya kebakaran, namun kewaspadaan masyarakat juga sangat penting. Masyarakat dihimbau untuk selalu memeriksa instalasi listrik secara berkala dan memastikan tidak ada potensi bahaya kebakaran.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk menghindari membuang puntung rokok sembarangan dan memastikan pembuangan sampah dilakukan dengan benar. Langkah-langkah sederhana ini dapat membantu meminimalisir risiko terjadinya kebakaran. Dalam hal terjadi kebakaran, masyarakat dapat menghubungi layanan Jakarta Siaga 112 untuk mendapatkan bantuan.
Peningkatan jumlah kasus kebakaran menunjukkan perlunya upaya kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat dalam mencegah kebakaran. Sosialisasi dan edukasi yang intensif perlu terus dilakukan, disertai dengan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya keselamatan kebakaran.
Dengan kerugian materiil yang mencapai Rp18,5 miliar dan adanya korban jiwa, kejadian kebakaran ini menjadi pengingat penting bagi kita semua untuk selalu waspada dan proaktif dalam mencegah kebakaran. Semoga dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat meminimalisir kejadian serupa di masa mendatang.