Anggota Komisi VII DPR RI Turun Langsung Fogging di Sidoarjo Cegah DBD
Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo Soekartono, lakukan fogging di Desa Balongtani, Sidoarjo, untuk cegah penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) setelah tiga warga setempat menjadi korban.

Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo Soekartono (BHS), langsung turun ke Desa Balongtani, Kecamatan Jabon, Sidoarjo, pada Senin, 10 Maret 2024. Langkah tersebut diambil sebagai respon atas tiga kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi di desa tersebut. BHS memimpin aksi fogging atau pengasapan untuk mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti, penyebab utama DBD.
"Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan bahwa masyarakat pedesaan Sidoarjo terlindungi dari penyebaran DBD," ujar Bambang Haryo Soekartono di lokasi pengasapan. Ia menekankan pentingnya upaya pencegahan penyakit yang mematikan ini, terutama di daerah pedesaan yang mungkin memiliki akses terbatas terhadap layanan kesehatan komprehensif.
Selain fogging, BHS juga mengajak warga untuk menerapkan prinsip 3M (menutup, menguras, dan menimbun) guna mencegah berkembang biaknya nyamuk. Ia menyadari bahwa pengasapan saja tidak cukup untuk memberantas DBD secara efektif dan berkelanjutan. Partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan sangat krusial.
Upaya Pencegahan DBD di Sidoarjo
Bambang Haryo Soekartono menjelaskan bahwa fogging merupakan salah satu cara efektif untuk mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti. "Fogging merupakan salah satu cara efektif untuk mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti yang merupakan faktor penyebaran DBD. Hari ini kami melakukan fogging yang berdasarkan laporan dari tokoh masyarakat. Kami harap juga dinas terkait melalui puskesmas juga turut melakukan langkah antisipatif ini," jelasnya. Ia berharap langkah ini dapat menekan angka penyebaran DBD di Sidoarjo.
Kegiatan fogging ini melibatkan tim BHS peduli dan sekretaris desa setempat. Mereka secara terstruktur melakukan pengasapan di beberapa RT di Desa Balongtani. Kerja sama antara pemerintah, anggota DPR, dan masyarakat setempat menjadi kunci keberhasilan upaya pencegahan ini.
BHS juga menekankan pentingnya peran dinas terkait dan puskesmas dalam melakukan langkah-langkah antisipatif. Koordinasi dan kolaborasi antar lembaga menjadi sangat penting untuk memastikan efektivitas program pencegahan DBD.
Komitmen Berkelanjutan dalam Penanggulangan DBD
Bambang Haryo Soekartono menegaskan komitmennya untuk terus berupaya mencegah dan mengendalikan penyebaran DBD di Sidoarjo. "Kami berharap bahwa kegiatan fogging ini dapat membantu mengurangi angka penyebaran DBD di pedesaan Sidoarjo," tuturnya. Ia tidak hanya fokus pada kegiatan fogging, tetapi juga berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat melalui penempelan poster imbauan.
Selain fogging dan imbauan 3M, upaya lain yang akan dilakukan adalah sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya DBD dan cara pencegahannya. Hal ini penting untuk membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan mencegah berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti.
Komitmen BHS ini menunjukkan kepedulian terhadap kesehatan masyarakat Sidoarjo. Dengan pendekatan yang terintegrasi, melibatkan berbagai pihak dan strategi, diharapkan angka kasus DBD di Sidoarjo dapat ditekan secara signifikan.
Langkah-langkah yang dilakukan BHS ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya pencegahan dan penanggulangan DBD. Kerja sama dan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas dari penyakit.