Anindya Bakrie ke AS, Cari Mitra Dagang Hadapi Tarif Trump
Ketua Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, terbang ke AS untuk mencari mitra dagang dan solusi atas kebijakan tarif impor Presiden Trump, termasuk mengeksplorasi potensi ekspor produk unggulan Indonesia.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie, berangkat ke Amerika Serikat (AS) pada 26 April 2019 untuk menjalin kerja sama internasional dalam menghadapi kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump. Perjalanan ini bertujuan untuk mencari solusi atas dampak tarif tersebut terhadap perdagangan Indonesia dan AS. Anindya Bakrie akan melakukan beberapa pertemuan penting selama kunjungannya.
Dalam sebuah forum diskusi di Jakarta, Anindya Bakrie memaparkan tiga agenda utama kunjungannya ke AS. Pertama, menghadiri Konferensi Bloomberg di New York terkait transisi energi. Kedua, bertemu dengan US Chamber of Commerce di Washington D.C. untuk mencari mitra dagang guna menghadapi kebijakan tarif Trump. Ketiga, berpartisipasi dalam Seminar Milk In di Los Angeles yang berfokus pada bidang keuangan.
Anindya Bakrie menekankan pentingnya pertemuan dengan US Chamber of Commerce di Washington D.C. sebagai upaya mencari solusi atas permasalahan tarif perdagangan. Ia berharap dapat menemukan 'lawan main' yang dapat membantu Indonesia menghadapi kebijakan proteksionis AS. Kadin mendukung upaya pemerintah dalam negosiasi tarif resiprokal dan mencari jalan keluar atas surplus perdagangan sebesar 18 miliar dolar AS.
Mencari Solusi Tarif Perdagangan
Salah satu solusi yang dipertimbangkan adalah relokasi impor migas sebesar 49 miliar dolar AS. Langkah ini diharapkan dapat menetralkan surplus perdagangan dan menciptakan kesepakatan tarif yang lebih kompetitif. Kadin juga berharap agar fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) dapat kembali diberikan kepada produk ekspor unggulan Indonesia.
Produk-produk seperti elektronik, perikanan, dan daun kelor dari Nusa Tenggara Timur memiliki potensi besar untuk langsung masuk ke pasar Amerika tanpa melalui negara perantara. Anindya Bakrie mencontohkan potensi ekspor lobster langsung ke AS tanpa melalui Vietnam. Hal ini juga membuka peluang bagi investasi Indonesia di AS.
Kadin berkomitmen memperkuat ekspor nasional di tengah transisi ekonomi global. Mereka berupaya memastikan Indonesia dapat mengambil peran strategis dalam konfigurasi perdagangan internasional yang baru. Upaya ini dilakukan dengan mencari mitra dagang baru dan solusi atas kebijakan tarif yang diterapkan oleh AS.
Potensi Ekspor Produk Unggulan Indonesia
Beberapa produk ekspor Indonesia memiliki potensi besar di pasar AS. Produk-produk tersebut antara lain elektronik, hasil perikanan, dan daun kelor dari Nusa Tenggara Timur. Dengan akses langsung ke pasar AS, diharapkan dapat meningkatkan nilai ekspor dan mengurangi ketergantungan pada negara perantara.
Potensi ekspor ini tidak hanya meningkatkan pendapatan negara, tetapi juga membuka peluang investasi di AS. Hal ini sejalan dengan komitmen Kadin dalam memperkuat ekspor nasional dan mengambil peran strategis dalam perdagangan internasional.
Kunjungan Anindya Bakrie ke AS diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan perdagangan yang menguntungkan Indonesia. Upaya ini merupakan bagian dari strategi Kadin dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan memastikan posisi Indonesia dalam perdagangan internasional.
Kesimpulan
Kunjungan Anindya Bakrie ke Amerika Serikat merupakan langkah strategis Kadin Indonesia dalam menghadapi kebijakan tarif Presiden Trump. Upaya mencari mitra dagang dan solusi atas permasalahan tarif perdagangan ini diharapkan dapat meningkatkan ekspor produk unggulan Indonesia dan memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan internasional. Kadin optimistis dapat menemukan solusi yang menguntungkan bagi Indonesia.