ALFI Gandeng Kemendag dan Kadin: Diplomasi Logistik Nasional Hadapi Tarif AS
ALFI, bersama Kemendag dan Kadin, mendorong diplomasi logistik nasional untuk menghadapi tarif impor baru dari AS dan memperkuat daya saing Indonesia di pasar global.

Jakarta, 25 April 2024 - Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) berkolaborasi dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) untuk memperkuat diplomasi logistik nasional. Langkah ini diambil sebagai respons atas kebijakan Amerika Serikat yang memberlakukan tarif resiprokal 32 persen terhadap sejumlah produk ekspor Indonesia. Inisiatif ini bertujuan untuk membangun ekosistem logistik yang lebih efisien dan tangguh dalam menghadapi tantangan global.
Ketua Umum ALFI, Akbar Djohan, menjelaskan bahwa pertemuan yang mempertemukan pemangku kepentingan dari pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan asosiasi industri ini sangat penting. "Kita tidak bisa hanya bereaksi terhadap tarif," ujar Akbar dalam Halal Bihalal dan Forum Group Discussion (FGD) ALFI di Menara Kadin Jakarta, "Yang lebih penting adalah membangun ekosistem logistik yang efisien, tangguh, dan mampu bersaing secara global."
FGD yang bertema "Tantangan Tarif 32 Persen Amerika" ini difokuskan pada penguatan kerja sama logistik dan pengumpulan masukan strategis dari berbagai pihak. Tujuannya adalah untuk membahas disrupsi global terhadap rantai pasok nasional dan mencari solusi diplomatik guna mempertahankan daya saing logistik Indonesia di pasar internasional. ALFI berharap kegiatan ini akan menghasilkan rekomendasi strategis bagi pemerintah dan pemangku kepentingan terkait.
Penguatan Ekosistem Logistik Nasional
Akbar Djohan menekankan perlunya reorientasi ekspor dan penguatan National Logistics Ecosystem. Langkah ini dianggap krusial untuk beradaptasi dengan dinamika perdagangan internasional yang semakin kompleks dan cepat berubah. Ia berharap FGD ini dapat menghasilkan pemetaan risiko dan peluang ekspor alternatif untuk memperluas akses pasar, serta penguatan jejaring kerja sama antara asosiasi nasional dengan mitra internasional dalam konteks diplomasi logistik.
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Dyah Roro Esti Widya Putri, menekankan pentingnya logistik sebagai ujung tombak perdagangan. "Mudah-mudahan dengan sinergitas kerjasama ini, kita bisa menghasilkan solusi-solusi terbaik untuk bangsa, khususnya di wilayah perdagangan," katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, menyatakan dukungan penuh terhadap kegiatan tersebut. Ia berharap inisiatif ini akan membantu Indonesia menghadapi kebijakan AS dan mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen. "Saya rasa FGD kali ini sangat baik, saya sangat welcome. Saya yakin kita Indonesia bisa jadi pemenang," ujar Anindya. Anindya juga akan segera berangkat ke Amerika Serikat untuk menjalin kerja sama internasional.
Diplomasi Logistik di Kancah Internasional
Anindya Bakrie mengungkapkan rencana kunjungannya ke Amerika Serikat pada 26 April 2024. Kunjungan tersebut memiliki tiga agenda utama: menghadiri Konferensi Bloomberg di New York mengenai transisi energi, pertemuan dengan US Chamber of Commerce di Washington D.C., dan seminar di Los Angeles. Namun, Anindya memprioritaskan pertemuan dengan US Chamber of Commerce di Washington D.C. untuk mencari mitra strategis dalam menghadapi kebijakan tarif AS.
"Tujuan kami mencari lawan main," tegas Anindya. Pertemuan-pertemuan ini diharapkan dapat membuka peluang kerja sama dan strategi untuk mengurangi dampak negatif tarif impor AS terhadap perekonomian Indonesia. Kolaborasi antara ALFI, Kemendag, dan Kadin ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk memperkuat daya saing logistik nasional di tengah tantangan global.
Langkah proaktif ini diharapkan mampu menghasilkan solusi jangka panjang yang berkelanjutan, sehingga Indonesia dapat tetap kompetitif di pasar internasional. Selain itu, peningkatan efisiensi dan daya saing logistik Indonesia akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi nasional dan menciptakan lapangan kerja baru.