Apresiasi Kebijakan Cukai Minuman Kemasan: Langkah Menuju Indonesia Sehat 2045
Fakta Indonesia mengapresiasi Keppres terkait cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) sebagai upaya pengendalian diabetes dan peningkatan kesehatan masyarakat Indonesia.

Jakarta, 15 Februari 2025 - Forum Warga Kota (Fakta) Indonesia memberikan apresiasi positif terhadap diterbitkannya Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 4 Tahun 2025 oleh Presiden Prabowo Subianto. Keppres ini fokus pada Program Penyusunan Peraturan Pemerintah Tahun 2025, yang mencakup percepatan penerapan cukai pada Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK).
Ketua Fakta Indonesia, Ari Subagio Wibowo, menyatakan harapan besar agar Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang cukai MBDK segera disahkan. Menurutnya, ini merupakan langkah penting negara dalam mengatasi peningkatan kasus diabetes di Indonesia. Hal ini sejalan dengan poin ke-7 dalam Keppres tersebut yang mencantumkan RPP tentang Barang Kena Cukai berupa MBDK.
Dampak Positif Cukai MBDK
Riset Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menunjukkan penerapan cukai MBDK berdampak positif, baik secara ekonomi maupun kesehatan. Penerapan cukai diharapkan mampu menurunkan prevalensi diabetes dan mendorong reformulasi produk MBDK yang lebih sehat. Cukai MBDK menjadi instrumen fiskal yang menunjukkan komitmen pemerintah dalam melindungi kesehatan warganya.
Ari Subagio Wibowo menekankan bahwa Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 mengatur karakteristik barang kena cukai, termasuk perlunya pengendalian konsumsi, pengawasan peredaran, dan pungutan negara demi keadilan dan keseimbangan lingkungan. Penerapan cukai pada MBDK selaras dengan amanat undang-undang tersebut.
Melindungi Generasi Muda
"Masyarakat, terutama anak-anak sebagai generasi penerus bangsa, harus dilindungi dari dampak buruk MBDK," tegas Ari. Ia menambahkan bahwa penerapan cukai MBDK merupakan langkah penting menuju Indonesia Emas 2045, sebuah visi Indonesia yang sehat dan sejahtera.
Fakta Indonesia sebelumnya telah menyoroti MBDK sebagai salah satu penyebab utama masalah kesehatan serius. Data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat angka kasus diabetes pada anak mencapai 1.645 jiwa per Januari 2023. Angka ini menunjukkan peningkatan mengkhawatirkan penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes, obesitas, dan gagal ginjal pada anak muda dan remaja.
Dukungan Global
Konsumsi MBDK yang tinggi menjadi faktor utama penyebab peningkatan kasus tersebut. Oleh karena itu, pengendalian konsumsi melalui penerapan cukai dinilai sebagai langkah yang tepat. Lebih dari 50 negara di dunia, seperti Meksiko, Inggris, dan Afrika Selatan, telah menerapkan cukai MBDK dengan hasil positif dalam mengurangi konsumsi gula.
Berdasarkan data Obesity Evidence Hub 2023, diprediksi selama 10 tahun, cukai MBDK di Meksiko telah mencegah 239.900 kasus obesitas, 39 persen di antaranya pada anak-anak. Ini menunjukkan efektivitas kebijakan cukai MBDK dalam melindungi kesehatan masyarakat, khususnya anak-anak.
Kesimpulan
Penerapan cukai MBDK merupakan langkah strategis dalam upaya pemerintah untuk melindungi kesehatan masyarakat Indonesia. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk Fakta Indonesia, diharapkan dapat mempercepat proses pengesahan RPP tentang cukai MBDK dan mewujudkan Indonesia yang lebih sehat di masa depan. Keppres ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam membangun Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera.