Asian Agri Berkomitmen Sertifikasi ISPO untuk Semua Petani Mitra pada 2025
Asian Agri berkomitmen untuk menyertifikasi seluruh petani mitranya dengan sertifikat Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) pada tahun 2025, demi keberlanjutan industri kelapa sawit.

Jakarta, 15 Maret 2024 (ANTARA) - Asian Agri, perusahaan kelapa sawit terkemuka di Indonesia, menegaskan komitmennya untuk memastikan seluruh petani mitranya memperoleh sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) pada tahun 2025. Komitmen ini mencerminkan peran krusial petani dalam keberlanjutan bisnis perusahaan dan upaya mendukung keberlanjutan industri kelapa sawit secara keseluruhan. Hal ini diungkapkan dalam keterangan resmi yang disampaikan di Jakarta.
Sustainability Manager Asian Agri, Leonardo Yapardi, menjelaskan bahwa petani kelapa sawit merupakan pilar penting bagi keberlanjutan perusahaan. Oleh karena itu, pencapaian sertifikasi ISPO bagi seluruh petani mitra menjadi prioritas utama. Target ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mewajibkan sertifikasi ISPO pada tahun 2025.
Hingga tahun 2024, Asian Agri telah berhasil membantu 11 KUD (Koperasi Unit Desa) memperoleh sertifikasi ISPO, mewakili 49 persen dari total target. Perusahaan terus berupaya mendorong KUD lainnya untuk memulai proses sertifikasi. Selain itu, Asian Agri juga telah menjalankan program pelatihan vokasi bagi lebih dari 1.700 orang dan mendukung pembentukan UMKM di 54 desa dari total 159 desa di sekitar area operasionalnya di Sumatera Utara, Riau, dan Jambi.
Komitmen Berkelanjutan Asian Agri Menuju 2030
Asian Agri merencanakan serangkaian program dan inisiatif berkelanjutan yang akan dijalankan bersama berbagai pihak terkait untuk mencapai target keberlanjutan pada tahun 2030. Perusahaan optimis dapat mencapai seluruh target tersebut dalam jangka waktu lima tahun ke depan. Komitmen keberlanjutan Asian Agri dan Apical, perusahaan afiliasinya, selaras dengan pedoman Pembangunan Berkelanjutan PBB (UNSDGs).
Director of Corporate Affairs RGE Palm Business, Johan Kurniawan, menekankan pentingnya komoditas kelapa sawit bagi perekonomian nasional, mulai dari devisa hingga penyediaan lapangan kerja. Industri sawit berperan signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan petani, khususnya yang terlibat dalam program kemitraan dan inti plasma. Asian Agri dan Apical beroperasi dengan mengedepankan prinsip-prinsip keberlanjutan yang bertanggung jawab agar produk yang dihasilkan memberikan manfaat luas.
Sebagai bagian dari komitmen menuju industri sawit berkelanjutan, Asian Agri meluncurkan strategi jangka panjang pada tahun 2022 yang berfokus pada empat pilar utama: Kemitraan Dengan Petani, Pertumbuhan Inklusif, Iklim Positif, dan Produksi yang Bertanggung Jawab dan Berkelanjutan. Setelah dua tahun berjalan, beberapa target pada Pilar Kemitraan dengan Petani dan Pilar Pertumbuhan Inklusif telah menunjukkan perkembangan yang baik.
Program Pendukung Petani Swadaya
Apical, perusahaan afiliasi Asian Agri, juga menunjukkan kemajuan positif dalam mencapai target keberlanjutannya. Dalam Pilar Kemajuan Inklusif, Apical telah menjangkau 12 desa di Aceh Singkil dan tiga desa di Kutai Timur, dari target 30 desa untuk program Sustainable Living Villages (SLV) atau Desa Berkelanjutan. Program SLV tidak hanya memberdayakan masyarakat dan mengurangi kemiskinan, tetapi juga mendorong petani untuk memiliki pendapatan alternatif, seperti budidaya madu Trigona dan kakao.
Melalui program SLV, Apical berkomitmen membantu petani swadaya dalam membangun perkebunan sawit berkelanjutan. Salah satu caranya adalah melalui pelatihan cara berkebun yang sesuai prinsip berkelanjutan, agar petani mendapatkan Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB) dan akses fasilitas pengembangan dari pemerintah. Hal ini merupakan langkah penting menuju sertifikasi ISPO dan RSPO.
Apical juga menargetkan dukungan kepada 5.000 petani swadaya untuk mendapatkan sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) pada 2030. Program SMILE (SMallholder Inclusion for better Livelihood & Empowerment), yang diluncurkan pada 2020, difokuskan pada peningkatan produktivitas, pendapatan, dan sertifikasi RSPO. Hingga saat ini, SMILE telah melibatkan 3.489 petani swadaya, dengan 1.373 petani telah memperoleh sertifikasi RSPO.
Komitmen Asian Agri dan Apical dalam mendukung petani mitra untuk mendapatkan sertifikasi ISPO dan RSPO menunjukkan dedikasi mereka terhadap keberlanjutan industri kelapa sawit di Indonesia. Langkah-langkah ini diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan petani dan pelestarian lingkungan.