Bali Percepat Penanganan Rabies dengan Aplikasi SMILE, Dukungan UNDP
Pemerintah Provinsi Bali, didukung UNDP, memanfaatkan aplikasi SMILE untuk mempercepat penanganan rabies, mencatat stok vaksin *real time*, dan memantau suhu penyimpanan hingga masa kadaluarsa vaksin.
![Bali Percepat Penanganan Rabies dengan Aplikasi SMILE, Dukungan UNDP](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/191641.950-bali-percepat-penanganan-rabies-dengan-aplikasi-smile-dukungan-undp-1.jpg)
Denpasar, 11 Februari 2024 - Provinsi Bali mengambil langkah signifikan dalam memerangi rabies dengan memanfaatkan aplikasi Sistem Monitoring Inventaris Logistik Kesehatan secara Elektronik (SMILE). Dukungan dari United Nations Development Programme (UNDP) semakin mempercepat upaya penanganan penyakit mematikan ini yang memiliki tingkat kematian hampir 100 persen.
Sistem SMILE: Solusi *Real Time* untuk Penanganan Rabies
Sebelum tahun 2024, pemantauan stok vaksin rabies di Bali dilakukan secara manual. Prosesnya panjang dan tidak efisien, melibatkan komunikasi langsung dengan dinas kesehatan di setiap kabupaten/kota. "Kami bisa mencatat stok real time di semua puskesmas kabupaten/kota," jelas Epidemiolog Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Wayan Pujana. Dengan SMILE, proses pemantauan menjadi jauh lebih cepat dan akurat.
Pengalaman penanganan pandemi COVID-19 menunjukkan efektifitas aplikasi berbasis digital. Hal ini mendorong Pemprov Bali melalui Dinas Kesehatan untuk mengusulkan pemanfaatan SMILE kepada Kementerian Kesehatan, yang kemudian ditindaklanjuti oleh UNDP. Setelah melalui kajian dan diskusi, aplikasi SMILE untuk logistik rabies resmi diterapkan di Bali pada Februari 2024.
Aplikasi SMILE tidak hanya memantau stok vaksin, tetapi juga suhu penyimpanan, masa kadaluarsa, dan jadwal pengadaan vaksin antirabies (VAR) di fasilitas kesehatan. Informasi ini sangat krusial untuk memastikan ketersediaan vaksin dan mencegah pemborosan akibat kadaluarsa.
Upaya Edukasi dan Vaksinasi Hewan
Selain pemanfaatan teknologi, upaya edukasi dan sosialisasi bahaya rabies juga digencarkan. Dinas Pertanian Bali gencar melakukan vaksinasi pada hewan penular rabies (HPR), terutama anjing dan kucing. Langkah ini penting untuk memutus rantai penularan penyakit.
Bali sendiri menjadi provinsi ke-14 di Indonesia yang melaporkan kasus rabies sejak November 2008. Puncak kasus terjadi pada tahun 2022, dengan sekitar 72.000 kasus gigitan HPR dan 22 kematian. "Isu rabies sensitif terhadap pariwisata di Bali. Aplikasi ini mempercepat penanganan dan memberikan kepastian terkait kesiapan program dan SDM," ujar Pujana. Kecepatan dan ketepatan informasi sangat penting untuk melindungi sektor pariwisata Bali.
Dukungan UNDP dan Dampak SMILE
Sujala Pant, Deputi Perwakilan Tetap UNDP Indonesia, menyampaikan apresiasi atas pemanfaatan SMILE. UNDP melihat aplikasi ini sebagai solusi efektif untuk memperkuat tata kelola kesehatan, layanan, dan penanganan penyakit. Sujala juga meninjau langsung implementasi SMILE di Puskesmas I Denpasar Selatan, RSUP Prof Ngoerah Denpasar, dan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
SMILE, yang didanai oleh GAVI (Global Alliance for Vaccines and Immunization), telah terbukti efektif dalam mendistribusikan lebih dari 900 juta dosis vaksin di Indonesia, termasuk 3,5 juta vaksin imunisasi rutin dan 74.000 vaksin anti rabies khusus untuk Bali. Di Bali, aplikasi ini telah mencatat distribusi 338.000 obat tuberkulosis, 20.000 terapi malaria, dan 5 juta ARV.
Kesimpulan
Penerapan SMILE di Bali menandai langkah maju dalam penanganan rabies. Integrasi teknologi dan kolaborasi antara pemerintah, UNDP, dan berbagai pihak terkait menunjukkan komitmen untuk melindungi masyarakat Bali dari ancaman rabies. Sistem *real time* ini tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga memberikan kepastian dalam memastikan ketersediaan vaksin dan penanganan yang cepat dan tepat.