Banjir Bandang Bima: 4.088 KK Terdampak, Kantor Bupati Terendam
Banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Bima, NTB pada 20 Januari 2024 telah mengakibatkan 4.088 kepala keluarga terdampak, ribuan hektar lahan pertanian rusak, dan bahkan kompleks Kantor Bupati terendam.
Banjir bandang menerjang Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Senin, 20 Januari 2024. Bencana alam ini tak hanya merendam ribuan hektar lahan pertanian dan tambak, tetapi juga kompleks Kantor Bupati Bima dan Masjid Agung. Lebih dari 4.088 kepala keluarga (KK) menjadi korban dari peristiwa yang terjadi sekitar pukul 14.45 WITA hingga menjelang Maghrib ini.
Menurut M. Nurul Huda, Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima, hujan deras disertai petir dan angin kencang menjadi penyebab utama bencana ini. Sebanyak 11 desa di enam kecamatan terdampak, dengan 10 desa terendam banjir dan satu desa di Kecamatan Belo mengalami tanah longsor.
Tim BPBD Kabupaten Bima langsung bergerak cepat melakukan koordinasi dengan pihak kecamatan, polsek, koramil, dan desa setempat. Langkah ini bertujuan untuk melakukan pengamatan, pendataan, kajian cepat, dan penanganan darurat di wilayah terdampak. Koordinasi juga dilakukan dengan dinas terkait untuk membahas dampak dan penanganan lebih lanjut serta pembagian kewenangan.
Saat ini, kebutuhan mendesak di lapangan adalah bantuan logistik dan air bersih. BPBD terus berupaya memenuhi kebutuhan tersebut. Kondisi tersebut menunjukkan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam.
Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem dan potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang, angin puting beliung, dan tanah longsor. Apabila menemukan dampak bencana, masyarakat dihimbau untuk segera melapor ke BPBD, kantor camat, kantor desa, Babinsa, atau Bhabinkamtibmas setempat untuk mendapatkan bantuan yang cepat dan tepat.
Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya kesiapan masyarakat dan pemerintah dalam menghadapi bencana alam. Sistem peringatan dini yang efektif dan rencana kontijensi yang komprehensif perlu ditingkatkan untuk meminimalisir dampak buruk bencana di masa mendatang. Kerja sama antar instansi terkait juga sangat krusial untuk memastikan penanggulangan bencana yang terkoordinasi dan efektif.
Data yang disampaikan oleh BPBD Kabupaten Bima menjadi acuan penting bagi upaya bantuan dan pemulihan pasca bencana. Proses pendataan dan assesment dampak yang akurat dibutuhkan untuk menentukan skala prioritas bantuan dan rencana rekonstruksi. Semoga bantuan segera datang dan para korban dapat segera pulih dari musibah ini.