Banjir Bandar Lampung: Ratusan Rumah Terendam, Satu Jiwa Meninggal
Banjir menerjang Bandar Lampung pada 17 Januari 2024, merendam ratusan rumah di Kecamatan Panjang dan Teluk Betung Selatan, mengakibatkan satu korban jiwa dan kerusakan infrastruktur.

Banjir besar menerjang Kota Bandar Lampung pada Jumat, 17 Januari 2024, mengakibatkan ratusan rumah di dua kecamatan terendam. Kecamatan Panjang dan Teluk Betung Selatan menjadi wilayah terdampak paling parah, dengan kerugian material dan satu korban jiwa yang dilaporkan.
Menurut Camat Panjang, Hendri Satria Jaya, beberapa wilayah di Kecamatan Panjang terendam banjir. Waylunik dan Kampung JPS menjadi daerah yang paling parah, dengan 120 dan 130 rumah terdampak di masing-masing wilayah. Beliau menambahkan, "Daerah yang terdampak banjir di Panjang seperti Waylunik, Kampung JPS, Karang Maritim, Panjang Selatan, Panjang Utara, Pidada, dan Teluk Ambon." Tragisnya, satu korban jiwa dilaporkan meninggal dunia akibat bencana ini.
Pemerintah setempat bergerak cepat dengan menyalurkan bantuan berupa air bersih dan makanan siap saji. "Kami juga telah menggelontorkan bantuan air bersih dan menyalurkan nasi bungkus tadi malam. Bantuan akan terus kami data dan distribusikan sesuai kebutuhan," jelas Camat Hendri. Inventarisasi kebutuhan warga masih terus dilakukan untuk memastikan bantuan tepat sasaran.
Di Kecamatan Teluk Betung Selatan, Camat Ichwan Aji Wibowo melaporkan dua kelurahan terdampak parah: Gedung Pakuwon dan Pesawahan. Sekitar 2.500 kepala keluarga (KK) diperkirakan terdampak, dengan perkiraan 50% rumah di Pesawahan dan 30% di Gedung Pakuwon terendam. Data ini masih terus diverifikasi dan diperbarui.
Intensitas hujan yang tinggi dan berlangsung lama menjadi penyebab utama banjir tersebut. Ketinggian air bervariasi, dengan titik terendah mencapai sepinggang orang dewasa. Arus deras juga mengakibatkan kerusakan infrastruktur, seperti hanyutnya kendaraan dan kerusakan jembatan gantung di wisata Sumur Putri. Jalan Yos Sudarso arah Kecamatan Panjang bahkan sempat sulit diakses kendaraan.
Bencana ini menyoroti pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam di daerah rawan banjir. Langkah-langkah mitigasi dan antisipasi perlu ditingkatkan untuk mengurangi dampak buruk banjir di masa mendatang. Pemerintah terus berupaya untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada warga terdampak, serta melakukan perbaikan infrastruktur yang rusak.
Kejadian ini menekankan perlunya kerjasama antara pemerintah, warga, dan berbagai pihak terkait dalam penanggulangan bencana. Mulai dari sistem peringatan dini hingga strategi evakuasi dan penyaluran bantuan harus terus dioptimalkan guna meminimalisir kerugian dan korban jiwa di peristiwa serupa.