Banjir Jakarta Surut, 36 RT di Tiga Wilayah Masih Terendam
Banjir yang melanda Jakarta akibat hujan deras dan luapan Kali Ciliwung mulai surut, namun 36 RT di tiga wilayah masih terendam hingga Rabu siang.

Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jakarta akibat curah hujan tinggi dan luapan sungai masih merendam 36 Rukun Tetangga (RT) di tiga wilayah pada Rabu siang. Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Mohamad Yohan, menyatakan bahwa personel BPBD masih terus memantau kondisi genangan di setiap wilayah yang terdampak.
Hingga pukul 12.00 WIB, jumlah RT yang terdampak banjir terus mengalami penurunan. Jumlah tersebut jauh berkurang dibandingkan puncaknya pada Selasa (4/3) yang mencapai 122 RT di empat kota administrasi Jakarta. Meskipun demikian, upaya penanganan banjir masih terus dilakukan oleh BPBD DKI Jakarta.
Ketinggian air juga dilaporkan terus menyusut. Kelurahan Bintaro dan Kebon Baru di Jakarta Selatan tercatat memiliki ketinggian air tertinggi, mencapai dua meter. BPBD DKI Jakarta terus berupaya untuk membantu warga yang terdampak dan memastikan genangan air segera surut.
Penurunan Jumlah RT Terdampak Banjir
Mohamad Yohan menjelaskan rincian wilayah yang masih terendam banjir. "Kami mencatat saat ini genangan terjadi di 36 RT yang terdiri dari Jakarta Barat 9 RT, Jakarta Selatan 13 RT dan Jakarta Timur 14 RT," ujarnya. Penurunan jumlah RT yang terdampak menunjukkan upaya penanganan banjir yang dilakukan BPBD DKI Jakarta mulai menunjukkan hasil yang positif.
Yohan menambahkan bahwa genangan di 22 kelurahan di Jakarta Selatan, Barat, Pusat, dan Timur telah surut. Kondisi ini menunjukkan perbaikan signifikan dalam penanganan banjir di Jakarta. "Untuk ruas jalan semua dipastikan telah surut," katanya, memberikan kabar positif bagi mobilitas warga Jakarta.
BPBD DKI Jakarta terus bekerja keras untuk memastikan seluruh wilayah yang terdampak banjir dapat segera pulih. Proses penyurutan air dan pembersihan pascabanjir menjadi fokus utama dalam penanganan ini. Warga diimbau tetap waspada terhadap potensi hujan susulan dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.
Penyebab Banjir Jakarta
Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji, menjelaskan penyebab banjir yang melanda Jakarta. Hujan dengan intensitas tinggi yang melanda Jakarta dan sekitarnya sejak Minggu (2/3) hingga Selasa (4/3) menjadi faktor utama. Hujan deras tersebut menyebabkan Bendung Katulampa di Bogor, Jawa Barat, berstatus bahaya dan mengakibatkan Kali Ciliwung meluap.
Luapan Kali Ciliwung, dikombinasikan dengan hujan deras di wilayah Jakarta, menyebabkan sejumlah wilayah terendam banjir. Kondisi ini menunjukkan pentingnya antisipasi terhadap potensi bencana alam, khususnya banjir, di wilayah perkotaan yang rawan genangan.
BPBD DKI Jakarta telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi dampak banjir, termasuk penyediaan pompa air dan evakuasi warga. Namun, intensitas hujan yang tinggi dan kapasitas drainase yang terbatas menjadi tantangan dalam penanganan banjir di Jakarta.
Kondisi ini menyoroti pentingnya upaya jangka panjang untuk meningkatkan infrastruktur dan sistem drainase di Jakarta guna mengurangi risiko banjir di masa mendatang. Perencanaan tata kota yang memperhatikan aspek mitigasi bencana sangat krusial untuk melindungi warga dari dampak banjir.
Meskipun sebagian besar wilayah yang terdampak banjir telah surut, BPBD DKI Jakarta tetap siaga dan terus memantau perkembangan situasi. Warga diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.
Situasi banjir di Jakarta ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam dan perlunya upaya kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat dalam penanggulangan bencana.