Bappenas Jalin Kerja Sama Strategis dengan Tsinghua Southeast Asia Center untuk SDM dan Inovasi
Bappenas menjalin kemitraan strategis dengan Tsinghua Southeast Asia Center (TSEA) untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia, mendorong inovasi, dan mempercepat transformasi layanan publik.

Jakarta, 25 April 2024 - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Rachmat Pambudy, mengumumkan kerja sama strategis antara Bappenas dan Tsinghua Southeast Asia Center (TSEA). Kerja sama ini difokuskan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia, pengembangan inovasi, dan percepatan transformasi layanan publik. Kemitraan ini diharapkan akan memberikan kontribusi signifikan terhadap pencapaian Visi Indonesia Emas 2045.
Menurut Menteri Rachmat, TSEA merupakan mitra strategis yang sangat penting. TSEA akan mendukung program pelatihan dan pengembangan kapasitas perencana, pertukaran akademik dan riset, serta pengembangan solusi inovatif berbasis teknologi yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Kerja sama ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan Human Capital Index (HCI) Indonesia menjadi 0,73.
Bappenas membuka peluang kerja sama yang luas dengan TSEA, meliputi pengembangan SDM, inovasi, dan teknologi berkelanjutan. Hal ini menunjukkan komitmen Bappenas untuk memperkuat kemitraan internasional dalam rangka mencapai Visi Indonesia Emas 2045. Peningkatan kualitas SDM menjadi prioritas utama, dan akan dilakukan melalui berbagai program, termasuk pendidikan, pelatihan vokasi, peningkatan literasi digital, dan penguatan etos kerja.
Penguatan SDM dan Inovasi melalui Kerja Sama Strategis
Kerja sama Bappenas dan TSEA telah dimulai sejak tahun 2018, melalui berbagai program yang diinisiasi oleh TSEA bersama United in Diversity (UID). Program-program tersebut antara lain Smart Supply Chain Management (SSCM), Happy Digital X (HDX), lokakarya inovasi global, dan konferensi interaksi komputer. Saat ini, Bappenas sedang menjajaki integrasi SSCM ke dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk meningkatkan distribusi pangan ke daerah terpencil.
Potensi kerja sama juga akan diperluas ke bidang manajemen risiko pembangunan. Bappenas berharap dapat mengadopsi pendekatan berbasis data dalam perencanaan yang tahan risiko dan lintas sektor, dengan memanfaatkan laboratorium Reliability & Risk Management Laboratory milik Tsinghua University. Selain itu, sejak tahun 2024, Bappenas telah mengirimkan aparatur sipil negara (ASN) ke program International Master of Public Administration dengan konsentrasi Belt and Road Initiative (IMPA-BRI) di Tsinghua University, hasil kerja sama dengan Tanoto Foundation. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kepemimpinan dan pemahaman ASN tentang kebijakan publik dan transformasi pembangunan global.
Menteri Rachmat menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM Indonesia. "Peningkatan kapasitas SDM kami dorong melalui pendidikan, pelatihan vokasi berbasis kebutuhan industri, peningkatan literasi digital, dan penguatan etos kerja," katanya. Kerja sama dengan TSEA diharapkan dapat mempercepat terwujudnya tujuan tersebut. Dengan kolaborasi ini, diharapkan akan tercipta pelayanan publik yang lebih tangguh, inovatif, dan berorientasi ke masa depan.
Melalui kemitraan ini, Bappenas ingin mencetak perencana yang lincah, adaptif, dan terhubung secara global, dengan bekal kompetensi digital dan kepemimpinan strategis. Kerja sama ini merupakan langkah penting dalam membentuk pelayanan publik Indonesia yang lebih responsif terhadap tantangan masa depan.
Integrasi SSCM dalam Program MBG dan Manajemen Risiko Pembangunan
Salah satu fokus utama kerja sama ini adalah integrasi Smart Supply Chain Management (SSCM) dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Integrasi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas distribusi pangan, terutama ke daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau. Dengan sistem manajemen rantai pasok yang lebih baik, diharapkan program MBG dapat menjangkau lebih banyak anak-anak yang membutuhkan.
Selain itu, kerja sama juga akan difokuskan pada manajemen risiko pembangunan. Bappenas akan memanfaatkan keahlian dan teknologi dari Tsinghua University untuk menerapkan pendekatan berbasis data dalam perencanaan pembangunan. Pendekatan ini diharapkan dapat membantu dalam mengidentifikasi dan mengurangi risiko yang mungkin terjadi, sehingga pembangunan dapat berjalan lebih efektif dan efisien.
Dengan mengadopsi pendekatan berbasis data, Bappenas berharap dapat menciptakan perencanaan yang lebih tahan risiko dan lintas sektor. Hal ini akan memastikan bahwa program-program pembangunan dapat terlaksana dengan baik, meskipun menghadapi berbagai tantangan dan ketidakpastian.
Kerja sama Bappenas dan TSEA diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi pembangunan Indonesia. Kolaborasi ini akan menghasilkan perencanaan yang lebih efektif, efisien, dan berkelanjutan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.