Basarnas Natuna Latih Mahasiswa Pecinta Alam Teknik Survival
Basarnas Natuna menyelenggarakan pelatihan survival selama dua hari untuk 33 mahasiswa Pecinta Alam STAI Natuna, meliputi teknik bertahan hidup, P3K, dan teknik tali-temali, guna mendukung peningkatan jenjang anggota.
![Basarnas Natuna Latih Mahasiswa Pecinta Alam Teknik Survival](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/09/160248.828-basarnas-natuna-latih-mahasiswa-pecinta-alam-teknik-survival-1.jpeg)
Natuna, Kepulauan Riau - Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, baru-baru ini memberikan pelatihan survival kepada mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Natuna. Pelatihan dua hari ini, yang berlangsung pada 8-9 Februari 2025, memberikan para mahasiswa keterampilan penting untuk bertahan hidup di alam bebas.
Pelatihan Survival untuk Mahasiswa Pecinta Alam
Kepala KPP Natuna, Abdul Rahman, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari Pendidikan Lanjutan (Dikjut) Mapala STAI Natuna. Sebanyak 33 mahasiswa mengikuti pelatihan intensif yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mereka dalam menghadapi situasi darurat di alam.
Pada hari pertama, para mahasiswa menerima materi survival, yang mencakup teknik-teknik dasar bertahan hidup di alam liar. Selain itu, mereka juga mempelajari teori dan praktik pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), sebuah keterampilan krusial bagi siapa pun yang beraktivitas di luar ruangan.
Menguasai Teknik Tali-Temali dan Penurunan
Hari kedua pelatihan difokuskan pada keterampilan teknis. Para mahasiswa dilatih dalam teknik tali-temali, sebuah keahlian penting dalam berbagai situasi, termasuk penyelamatan dan pendakian. Mereka juga mempelajari teknik penurunan dari ketinggian menggunakan tali, yang membutuhkan ketelitian dan keterampilan khusus.
"Materi yang kami ajarkan bertujuan untuk mendukung Dikjut dalam rangka kenaikan jenjang dari anggota muda Mapala menjadi anggota biasa dan anggota tetap," jelas Abdul Rahman. Pelatihan ini dilaksanakan di kantor Basarnas Natuna, di Kecamatan Bunguran Timur, dengan mengerahkan tujuh personel Basarnas sebagai instruktur dan tim pendukung.
Dukungan Penuh Basarnas Natuna
Abdul Rahman menekankan pentingnya pelatihan ini, yang merupakan permintaan langsung dari Mapala STAI Natuna. "Permohonan kegiatan ini sangat positif, dan kami mendukung penuh pelaksanaannya," tambahnya. Ia juga menjelaskan bahwa materi yang diajarkan merupakan pengetahuan dasar yang sangat penting bagi anggota pecinta alam.
Keterampilan bertahan hidup, pertolongan pertama, dan teknik tali-temali merupakan hal-hal yang krusial bagi mereka yang sering beraktivitas di alam bebas. Dengan pelatihan ini, para mahasiswa diharapkan dapat lebih siap menghadapi berbagai tantangan dan situasi yang tidak terduga selama kegiatan di alam.
Pentingnya Kesiapsiagaan di Alam Bebas
Abdul Rahman menambahkan, "Pengetahuan ini tentu perlu ditingkatkan guna mempermudah anggota dalam bertindak saat terjadi hal yang tidak diinginkan terjadi ketika beraktivitas." Hal ini menyoroti pentingnya kesiapsiagaan dan pelatihan yang memadai bagi para pecinta alam, untuk memastikan keselamatan dan keberhasilan kegiatan mereka.
Pelatihan ini bukan hanya sekadar serangkaian materi, tetapi juga investasi dalam keselamatan dan kemampuan para mahasiswa. Dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang baru didapat, mereka diharapkan dapat lebih bertanggung jawab dan aman dalam kegiatan di alam bebas, serta berkontribusi positif dalam kegiatan konservasi dan pelestarian alam.