BKSDA Sumbar Intensifkan Pencarian Harimau yang Serang Ternak Warga
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat gencar mencari Harimau Sumatera yang menyerang ternak warga di Agam, menggunakan berbagai cara termasuk jebak dan drone, karena kondisi harimau yang memprihatinkan dan meningkatnya konflik manusia-

Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat tengah gencar mencari seekor Harimau Sumatera yang menyerang ternak warga di Kabupaten Agam. Pencarian intensif ini dimulai setelah adanya laporan warga terkait serangan harimau tersebut. Upaya evakuasi masih terus dilakukan hingga saat ini.
Kepala BKSDA Sumbar, Lugi Hartanto, menyatakan bahwa pencarian harimau tersebut belum membuahkan hasil. Namun, tim BKSDA tetap berkomitmen untuk menemukan dan mengevakuasi harimau tersebut. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memastikan keselamatan satwa dilindungi ini.
Beberapa strategi yang diterapkan BKSDA dalam pencarian ini antara lain penggunaan kandang jebak, kamera jebak, dan drone thermal. Teknologi drone thermal dinilai efektif untuk melacak keberadaan harimau berdasarkan panas tubuhnya, bahkan di area dengan vegetasi yang lebat. Semua upaya ini difokuskan di Pagadih Hilia, Nagari Pagadih, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, lokasi terakhir harimau tersebut terdeteksi.
Gambar dari kamera jebak menunjukkan kondisi harimau yang mengkhawatirkan. Terlihat salah satu kaki harimau tersebut mengalami cacat. Kondisi fisik harimau ini menjadi perhatian serius bagi tim BKSDA dan menambah kompleksitas upaya evakuasi. Kondisi memprihatinkan ini juga bisa menjadi salah satu faktor penyebab harimau tersebut menyerang ternak warga.
Pentingnya mitigasi konflik antara Harimau Sumatera dan masyarakat menjadi fokus utama BKSDA. Kejadian serupa di beberapa wilayah seperti Aceh, Bengkulu, Lampung dan Sumbar belakangan ini menjadi perhatian khusus. BKSDA tengah mempelajari pola dan penyebab peningkatan konflik ini, untuk pencegahan di masa mendatang.
Analisis mendalam dilakukan BKSDA untuk memahami dinamika konflik yang meningkat pesat. Pemahaman penyebab konflik manusia-harimau ini sangat krusial untuk mengembangkan strategi konservasi yang lebih efektif dan mengurangi potensi konflik di masa depan. Kerja sama dengan masyarakat juga menjadi kunci keberhasilan upaya ini.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan berhati-hati. Kemungkinan harimau kembali muncul di pemukiman warga tetap ada. Kewaspadaan dan kerjasama masyarakat dengan BKSDA sangat penting untuk mencegah konflik lebih lanjut dan memastikan keselamatan bersama. Lugi Hartanto juga menekankan pentingnya pelaporan segera jika terjadi penampakan harimau di sekitar pemukiman.