BNPT Prioritaskan Pencegahan Terorisme di Desa: Kolaborasi Jadi Kunci Wujudkan Astacita
BNPT menekankan pentingnya kolaborasi dalam pencegahan terorisme di desa, sejalan dengan RPJMN 2025-2029. Bagaimana program Desa Siapsiaga memperkuat ketahanan masyarakat?

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komisaris Jenderal Polisi Eddy Hartono, menegaskan pentingnya fokus pada pencegahan terorisme di desa melalui pendekatan kolaboratif. Pernyataan ini disampaikan saat berdialog dengan masyarakat di empat titik Desa Siapsiaga, Kecamatan Jamblang, Cirebon, Jawa Barat, pada Senin (11/8).
Inisiatif ini selaras dengan arah kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2025-2029. Komjen Pol. Eddy Hartono menjelaskan bahwa strategi ini merupakan implementasi langsung dari Astacita Presiden, yang berorientasi pada pembangunan kesejahteraan masyarakat dari tingkat desa.
Pendekatan kolaborasi ini bertujuan untuk menciptakan desa-desa yang memiliki ketahanan kuat, serta daya cegah dan daya tangkal terhadap ancaman terorisme. Dengan demikian, program ini tidak hanya berfokus pada keamanan, tetapi juga pada peningkatan kualitas hidup dan kemandirian ekonomi masyarakat setempat.
Strategi Kolaboratif dalam Program Desa Siapsiaga
BNPT secara aktif melibatkan berbagai kementerian dan lembaga dalam program Desa Siapsiaga untuk memperkuat ketahanan masyarakat. Kolaborasi ini mencakup pengembangan usaha ekonomi lokal yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan warga desa. Keterlibatan multipihak menjadi kunci keberhasilan program ini.
Salah satu contoh konkret kolaborasi adalah kerja sama BNPT dengan Kementerian Perikanan. Melalui kemitraan ini, dilakukan pengembangan budidaya ikan di desa-desa, yang diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat. Inisiatif ini menunjukkan komitmen untuk membangun kemandirian ekonomi di tingkat akar rumput.
Selain itu, terdapat pula kerja sama dalam pengembangan kerajinan gerabah, sebuah bentuk kerajinan lokal yang telah turun-temurun. Upaya ini bertujuan untuk melestarikan budaya sekaligus memberikan nilai tambah ekonomi bagi pengrajin. Program-program semacam ini dirancang untuk menciptakan lingkungan yang produktif dan stabil.
Dampak Positif bagi Mitra Deradikalisasi dan Pengembangan Ekonomi Lokal
Program kolaboratif ini tidak hanya menyasar masyarakat umum, tetapi juga memberikan dampak positif bagi mitra deradikalisasi di wilayah tersebut. Kepala BNPT menyatakan bahwa mitra deradikalisasi merasakan manfaat langsung melalui beragam kegiatan, termasuk pembinaan kewirausahaan. Hal ini penting untuk reintegrasi mereka ke masyarakat.
Komjen Pol. Eddy Hartono menyampaikan terima kasih atas kolaborasi yang telah mengembangkan UMKM mitra deradikalisasi. Beliau menekankan bahwa pengembangan kewirausahaan membutuhkan kesungguhan dan dukungan berkelanjutan. Harapan besar diletakkan agar para mitra deradikalisasi dapat mencapai kesejahteraan ekonomi yang berkelanjutan.
Berbagai contoh keberhasilan telah terlihat di wilayah lain, menunjukkan potensi besar program ini. Misalnya, usaha pertanian di Palembang, budidaya jahe di Temanggung, dan layanan perbaikan pendingin ruangan (AC) di Makassar. Keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi pengembangan UMKM serupa di Desa Siapsiaga.
Perkembangan dan Jangkauan Program Desa Siapsiaga
Program Desa Siapsiaga telah berjalan selama tiga tahun dan menunjukkan perkembangan yang signifikan sejak diluncurkan. Inisiatif ini diawali pada tahun 2023 sebagai proyek percontohan di lima desa atau kelurahan yang tersebar di lima provinsi berbeda. Keberhasilan awal ini menjadi dasar perluasan program.
Pada tahun 2024, jangkauan program diperluas secara substansial dengan melibatkan 50 desa atau kelurahan di lima provinsi. Provinsi-provinsi yang menjadi fokus meliputi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Lampung. Perluasan ini menunjukkan komitmen BNPT untuk memperkuat ketahanan desa di berbagai wilayah.
Memasuki tahun 2025, pembentukan Desa Siapsiaga akan difokuskan pada dua provinsi, yaitu Banten dan Jawa Barat. Pemilihan provinsi ini didasarkan pada kebutuhan dan potensi pengembangan lebih lanjut. Keberlanjutan program ini diharapkan dapat terus memberikan kontribusi nyata dalam upaya pencegahan terorisme di tingkat akar rumput.