BPBD Mataram Bentuk Forum Relawan Sungai Mataram, Antisipasi Banjir Pasca Insiden 6 Juli 2025
BPBD Mataram segera membentuk Forum Relawan Sungai Mataram untuk mitigasi banjir. Langkah ini diambil pasca banjir 6 Juli 2025, bertujuan edukasi dan penyadaran masyarakat.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram mengambil langkah proaktif dalam upaya mitigasi bencana. Mereka akan membentuk Forum Relawan Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai respons terhadap potensi banjir yang kerap melanda wilayah tersebut. Inisiatif ini muncul setelah banjir besar melanda Mataram pada 6 Juli 2025, yang menjadi perhatian serius bagi pemerintah kota.
Forum ini dirancang khusus untuk bergerak di bidang sungai dan lingkungan sekitarnya. Tujuannya adalah menghimpun serta mengedukasi masyarakat yang tinggal di pinggir DAS. Edukasi mencakup aspek mitigasi pencegahan bencana serta penyadaran akan pentingnya menjaga kebersihan dan fungsi alami sungai.
Ahmad Muzaki, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Kota Mataram, menyatakan bahwa banjir yang terjadi pada 6 Juli 2025 menjadi atensi utama. Peristiwa tersebut menjadi alasan kuat di balik pembentukan forum ini. Pembentukan Forum Relawan Sungai Mataram ini ditargetkan selesai pada akhir tahun 2025.
Peran dan Tujuan Forum Relawan Sungai Mataram
Forum Relawan Sungai Mataram akan fokus pada peningkatan kesadaran masyarakat. Mereka akan menyadarkan warga agar tidak membuang sampah ke sungai, yang merupakan salah satu penyebab utama penyumbatan dan banjir. Ini adalah langkah krusial dalam menjaga kebersihan dan kelancaran aliran DAS.
Selain itu, forum juga akan menyadarkan secara struktural, khususnya bagi warga yang tinggal di pinggir sungai. Warga diharapkan tidak lagi memanfaatkan DAS untuk pembangunan struktur permanen. Hal ini penting untuk menjaga fungsi alami sungai sebagai jalur aliran air dan mencegah penyempitan yang dapat memperparah dampak banjir.
Untuk merealisasikan pembentukan Forum Relawan Sungai Mataram ini, BPBD Mataram akan berkomunikasi intensif. Mereka akan berkoordinasi dengan sejumlah camat dan lurah yang memiliki wilayah sungai. Warga di daerah hulu serta wilayah perbatasan juga akan dilibatkan untuk menyamakan komitmen dalam upaya penanganan DAS di masing-masing wilayah.
Refleksi dari Bencana Banjir 6 Juli 2025
Wali Kota Mataram, Mohan Roliskana, menekankan bahwa peristiwa banjir 6 Juli 2025 menjadi momentum penting. Bencana tersebut mendorong pemerintah kota untuk menyiapkan konsep pembangunan yang lebih adaptif. Pembangunan harus mampu menjawab fenomena perubahan iklim dan lebih berketahanan terhadap berbagai potensi bencana.
Salah satu langkah penting yang harus diperhatikan adalah keberadaan sungai dan peningkatan partisipasi masyarakat. Partisipasi ini mencakup pengelolaan sampah yang lebih baik dan pelestarian lingkungan secara menyeluruh. Hal ini sejalan dengan upaya mitigasi bencana yang lebih komprehensif.
Selama ini, mitigasi bencana di Kota Mataram lebih banyak berfokus pada banjir rob dan tsunami. Potensi banjir bandang belum pernah ditangani secara khusus dengan perencanaan yang matang. Oleh karena itu, ke depan perlu merencanakan skenario dan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas dalam penanganan banjir.
Belajar dari bencana banjir yang terjadi, rencana mitigasi dan penataan infrastruktur harus dipersiapkan secara matang. Sosialisasi serta edukasi masyarakat juga sangat diperlukan, bahkan edukasi dini terkait bencana banjir perlu diberikan di sekolah-sekolah. Ini adalah investasi jangka panjang untuk kesiapsiagaan masyarakat.
Kolaborasi dan Kesadaran Komunitas
Banjir bukan sekadar persoalan normalisasi saluran dan sungai semata, melainkan membutuhkan peran penting dan pemberdayaan masyarakat. Warga harus disadarkan agar tidak lagi membuang sampah di sungai dan saluran air. Perilaku ini menjadi salah satu pemicu utama terjadinya banjir di perkotaan.
Pembentukan Forum Relawan Sungai Mataram ini menjadi jembatan kolaborasi yang kuat. Ini akan melibatkan pemerintah daerah, masyarakat, serta berbagai pihak terkait lainnya. Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan sungai yang bersih, sehat, dan aman dari ancaman banjir yang berulang.
Dengan adanya forum ini, diharapkan kesadaran kolektif akan meningkat secara signifikan. Upaya mitigasi bencana banjir dapat dilakukan secara lebih terstruktur, terkoordinasi, dan berkelanjutan. Ini demi masa depan Kota Mataram yang lebih tangguh dan berdaya tahan terhadap tantangan lingkungan.