BPJN Perbaiki Jalan Trans Sulawesi di Poso yang Putus Akibat Longsor
Badan Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Tengah bergerak cepat memperbaiki jalan Trans Sulawesi di Poso yang putus akibat longsor, dan akses jalan kini telah kembali dibuka untuk kendaraan.
Jalan Trans Sulawesi di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, kembali tersambung setelah putus akibat longsor. Badan Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Tengah langsung bergerak cepat menangani kerusakan jalan di ruas Togulu-Tentena yang terjadi Kamis (23/1). Akses jalan yang merupakan jalur vital antar kabupaten dan provinsi ini kembali dapat dilalui kendaraan kurang dari 24 jam setelah kejadian.
Kepala BPJN Sulawesi Tengah, Dedi Muradi, menyatakan bahwa ruas jalan tersebut kini sudah bisa dilalui, meskipun masih dalam kondisi darurat. Kecepatan penanganan ini penting mengingat dampak putusnya akses jalan terhadap transportasi dan logistik. BPJN mengerahkan alat berat untuk menghubungkan kembali jalur yang putus di Desa Watuawu, Kecamatan Lage.
Meskipun jalur sudah dapat dilalui, perbaikan menyeluruh masih membutuhkan waktu. Proses perencanaan detail engineering design (DED) diperlukan sebelum perbaikan total dapat dimulai. Kerja sama dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III juga penting karena lokasi longsor berada di sekitar bantaran sungai. Penanganan bersama ini bertujuan untuk memastikan keamanan jalan di masa mendatang.
Dedi Muradi menekankan komitmen BPJN untuk penanganan cepat dan dampak positifnya terhadap kelancaran lalu lintas. Ia menjelaskan bahwa perbaikan jangka panjang membutuhkan perencanaan matang dan koordinasi antar instansi terkait. Hal ini untuk memastikan perbaikan yang komprehensif dan berkelanjutan.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah melaporkan adanya kerusakan pada sekitar lima rumah di Watuawu akibat longsor. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sulteng, Andi Sembiring, menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa, namun pendataan kerugian materi masih berlangsung.
Peristiwa ini menyoroti pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam dan pentingnya koordinasi antar lembaga pemerintah dalam penanggulangan bencana dan perbaikan infrastruktur. Kecepatan respon BPJN patut diapresiasi, namun perbaikan jangka panjang tetap menjadi fokus utama untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.