BPOM dan PBNU Jalin Kerja Sama Berdayakan UMKM Pesantren
BPOM dan PBNU resmi bekerja sama memberdayakan UMKM obat dan makanan di lingkungan pesantren, meningkatkan perekonomian dan kualitas produk.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) resmi menjalin kerja sama untuk memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di lingkungan pondok pesantren. Kerja sama ini diluncurkan pada Rabu di Kantor PBNU, Jakarta. Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menjelaskan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kontribusi ekonomi nasional, mengingat peran besar NU di seluruh Indonesia.
Kerja sama ini difokuskan pada UMKM yang memproduksi obat dan makanan. BPOM akan memberikan asistensi dan bimbingan teknis kepada para pelaku UMKM pesantren agar produk mereka memenuhi standar good manufacturing practice (GMP) dan standar keamanan BPOM. Hal ini meliputi bantuan dalam hal penyediaan dapur yang sesuai standar, sehingga kualitas dan keamanan produk terjamin.
Selain asistensi dan bimbingan teknis, BPOM juga akan mempermudah proses perizinan edar produk-produk UMKM pesantren. Proses perizinan ini akan lebih mudah bagi UMKM yang telah mengikuti program asistensi dan bimbingan dari BPOM. Bahkan, BPOM berencana untuk berkontribusi dalam hal pembiayaan melalui anggaran belanja negara.
Pendampingan UMKM Pesantren Menuju Standar Nasional
Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menekankan pentingnya pemenuhan standar GMP bagi UMKM pesantren. "Kita tidak bisa menurunkan standar kesehatan dan standar keamanan," ujarnya. Oleh karena itu, BPOM berkomitmen untuk memberikan pendampingan intensif agar produk-produk UMKM pesantren memenuhi standar tersebut dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas.
Pendampingan yang diberikan BPOM mencakup berbagai aspek, mulai dari proses produksi hingga pengemasan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas produk dan daya saing UMKM pesantren di pasar nasional. Dengan demikian, diharapkan UMKM pesantren dapat berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional.
BPOM juga akan memberikan pelatihan dan edukasi kepada para pelaku UMKM pesantren tentang regulasi dan standar yang berlaku. Hal ini penting agar para pelaku UMKM memahami persyaratan yang harus dipenuhi dan dapat memproduksi produk yang aman dan berkualitas.
Dengan adanya pendampingan dari BPOM, diharapkan UMKM pesantren dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatannya. Hal ini akan berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar pesantren.
Dukungan PBNU untuk UMKM Pesantren
Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, menyampaikan apresiasi atas kerja sama ini. Ia berharap kerja sama ini dapat membantu UMKM di pesantren-pesantren binaan NU di seluruh Indonesia. Gus Yahya berkomitmen untuk memastikan kerja sama ini terlaksana secara struktural di seluruh jaringan NU.
Gus Yahya optimistis kerja sama ini akan memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan kontribusi ekonomi rakyat. "Insya Allah kami akan segera melakukan langkah-langkah konkret agar kerja sama ini bisa terlaksana secara struktural di seluruh jaringan Nahdlatul Ulama di seluruh Indonesia," ucapnya. PBNU siap memfasilitasi dan mendukung penuh program pemberdayaan UMKM pesantren ini.
Dengan adanya dukungan penuh dari PBNU, diharapkan program pemberdayaan UMKM pesantren ini dapat berjalan dengan lancar dan efektif. Hal ini akan berdampak positif pada peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di sekitar pesantren.
Kerja sama BPOM dan PBNU ini diharapkan menjadi model kolaborasi yang efektif antara pemerintah dan organisasi masyarakat dalam memberdayakan UMKM di Indonesia. Program ini tidak hanya meningkatkan kualitas produk UMKM pesantren, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan perekonomian nasional.